• Minggu, 23 Februari 2025

120 Rumah di Perum Arinda Permai Bandar Lampung Terdampak Banjir

Sabtu, 22 Februari 2025 - 15.52 WIB
47

Banjir di Perumahan Arinda Permai, Bandar Lampung. Foto: Yoga/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (21/2/2025) sore hingga Sabtu (22/2/2025) dini hari menyebabkan banjir besar di sejumlah wilayah Bandar Lampung. Salah satu titik terparah berada di Perumahan Arinda Permai, Kelurahan Tanjung Senang.

Air mulai naik sejak pukul 03.00 WIB dan terus meninggi hingga pagi, merendam seluruh rumah di komplek tersebut. Kedalaman air bervariasi, mulai dari setinggi lutut hingga mencapai leher di beberapa titik. Menurut warga, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam empat tahun terakhir.

Ketua RT setempat, Junroma, mengungkapkan bahwa 100 persen rumah di wilayahnya terdampak banjir. "Semua rumah di RT saya terendam. Ini benar-benar banjir terburuk yang pernah kami alami," ujarnya.

Warga setempat, Soviana, juga membenarkan bahwa hampir seluruh komplek terendam. "Setahu saya, ada sekitar 120 rumah yang terendam, belum termasuk RT-RT lainnya," ungkapnya.

Sementara itu, Juntro, warga lainnya, menambahkan bahwa air mulai naik sejak subuh dan hingga pagi masih belum menunjukkan tanda-tanda surut.

Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dan berlangsung lama, mulai pukul 20.00 WIB hingga dini hari, ditambah hujan susulan setelahnya.

Debit air yang tinggi menyebabkan sungai di sekitar perumahan meluap, sehingga air yang seharusnya terserap ke tanah langsung menggenang dan mempercepat terjadinya banjir.

Faktor lain yang memperparah banjir adalah sedimentasi di sungai yang semakin tinggi. Endapan lumpur dan sampah yang menumpuk menyebabkan aliran air terhambat.

"Sungai di dekat sini makin dangkal karena lumpur dan sampah. Kalau hujan deras, air pasti meluap," jelas Junroma.

Meskipun tidak ada korban jiwa, beberapa warga lanjut usia dan yang sedang sakit harus dievakuasi karena tidak mampu melewati genangan air yang tinggi.

Junroma menyebutkan bahwa setidaknya ada tujuh warga Lansia yang dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

"Mereka sudah usia lanjut, kondisi kesehatan mereka juga tidak memungkinkan untuk melewati air yang dalam," katanya.

Saat ini, warga sangat membutuhkan bantuan darurat. Makanan siap saji, air bersih, dan peralatan dapur menjadi kebutuhan utama mereka. Malla, salah satu warga terdampak, mengungkapkan bahwa banyak warga kesulitan memasak.

"Bagaimana kami bisa masak kalau kompor dan peralatan dapur kami terendam?" ujarnya.

Selain makanan dan air bersih, warga juga membutuhkan alat kebersihan untuk membersihkan rumah setelah air surut.

Lumpur yang terbawa banjir biasanya meninggalkan lapisan tebal di dalam rumah. Peralatan seperti sekop, sapu, dan cairan desinfektan sangat diperlukan untuk membantu proses pembersihan.

Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mencegah banjir serupa terjadi lagi di masa mendatang. Salah satu usulan mereka adalah pengerukan sungai agar aliran air lebih lancar dan tidak mudah meluap saat hujan deras.

Bantuan dari pemerintah mulai berdatangan, termasuk perahu karet dan paket sembako. Namun, warga berharap ada penanganan jangka panjang agar banjir seperti ini tidak terus terjadi setiap musim hujan.

"Kami butuh solusi permanen, bukan hanya bantuan saat banjir saja," kata Junroma. (*)