Curhat Pilu Wanita Asal Lambar Jadi Korban KDRT, Ditelantarkan hingga Anak Dibawa Suami

EM korban KDRT hanya bisa berbaring di tempat tidur akibat luka di sekujur tubuhnya. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Lampung
Barat - Seorang wanita yang berasal dari Pekon (Desa) Tanjung Raya, Kecamatan
Sukau berinisial EM (17) menjadi Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
yang dilakukan suaminya berinisial RA, yang merupakan warga Sukaraja, Kecamatan
Mekakau Ilir, kabupaten Oku Selatan.
EM menceritakan,
peristiwa naas yang menimpa dirinya tersebut terjadi pada Rabu (22/1/2025), di
Jalan Desa Sukaraja, Kecamatan Mekakau Ilir, kabupaten Oku Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan, mirisnya perbuatan keji tersebut dilakukan sang suami bersama
mertua korban.
Korban menuturkan,
kronologis kejadian berawal ketika korban sedang berada di rumah mertuanya,
saat itu korban diminta oleh sang suami untuk berjemur, namun karena kondisinya
sedang sakit ia menolak sebab kondisi korban sedang tidak memungkinkan banyak
beraktivitas.
Karena permintaan tidak
dituruti, suami korban kemudian marah dan langsung mengangkat korban kemudian
membanting korban ke lantai, setelah dibanting korban kemudian diinjak
menggunakan kaki sambil memukul korban hingga korban tak berdaya.
Dari kejadian tersebut
korban mulai mengalami luka memar dibagian tangan kiri dan kaki sebelah kiri
juga terkilir, korban mengaku bukan hanya kali itu saja mengalami KDRT bahkan
ia pernah di pukul di bagian pipi sebelah kanan, suami korban juga pernah
menarik, mengangkat, dan membanting.
"Bahkan saya pernah
dalam kondisi terlentang di injak bagian tangan kiri dan kaki kiri saya hingga
mengalami lebam, bahkan saat ini saya masih gak mampu berjalan karena luka yang
saya alami," kata korban kepada wartawan saat di kunjungi di kediamannya,
Jumat (21/2/2025).
Setelah mengalami KDRT
dan mendapat sejumlah luka lebam hingga membuat korban tak berdaya bahkan tidak
bisa berjalan, mirisnya lagi suami korban memulangkan korban menggunakan travel
dan menurunkan korban di halaman Indomaret di sekitar rumah korban tanpa belas
kasihan.
Bahkan lebih mirisnya
lagi korban mengalami KDRT setelah melahirkan anaknya yang baru berusia 5 bulan
dan kini anaknya dibawa oleh keluarga sang suami, atas kejadian tersebut
keluarga korban sudah melakukan pemeriksaan kesehatan sekaligus visum ke RSUD
Alimudin Umar.
Berdasarkan hasil
pemeriksaan terdapat beberapa luka ditubuh korban akibat penganiayaan yang
dilakukan sang suami, atas dasar tersebut keluarga korban pun sudah membuat
laporan ke polisi agar menyelidiki kasus tersebut dan menangkap pelaku agar di
proses hukum.
Ayah korban berinisial
NS (44) mengaku tidak terima atas perlakuan pelaku terhadap putrinya, ia
menuntut agar pihak berwajib bisa menangkap pelaku dan bisa memberikan hukuman
setimpal atas perbuatan yang dilakukan terhadap putrinya tersebut.
"Sungguh kejam
perlakuan suami dan mertuanya, karena anak saya diperlakukan seperti itu di
hadapan orang tua pelaku namun orang tua pelaku diam saja, kami ingin keadilan
bagi anak kami, kejadian ini sangat menggores luka bagi kami," kata dia
sambil meneteskan air mata.
"Apalah daya kami
banyak kekurangan dan keterbatasan dari segi ekonomi dan pengetahuan, tetapi
kami mohon agar keadilan bisa ditegakkan bagi anak kami, anak kami sangat
menderita mentalnya terguncang, dia baru saja melahirkan dan usia anaknya
sekarang lima bulan," sambungnya.
Yang lebih miris dan
kejamnya lagi sehingga membuat keluarga merasa tidak terima adalah, ketika
korban sudah ditinggalkan di halaman Indomart tanpa bisa berjalan dan
dipisahkan dari sang anak yang masih berusia 5 bulan, tiga hari pasca kejadian
korban langsung di talak oleh sang suami.
Sementara itu, sebagai
bentuk kepedulian terhadap korban, jajaran Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Lampung
Barat langsung merespon peristiwa kelam itu untuk memberikan pendampingan hukum
terhadap korban, agar korban bisa mendapatkan keadilan atas apa yang dialami.
Ketua LBH Lampung Barat
Zeflin Erizal melalui perwakilannya Helda Rina yang juga Ketua Divisi
Perlindungan Perempuan dan Anak Posbakum Lampung Barat mengatakan pihaknya siap
membantu mengawal proses hukum yang dialami korban sampai korban mendapatkan
keadilan.
"Kami siap untuk
mengawal dan mendampingi perkara tersebut atas nama kemanusiaan dan empati
sesama kaum perempuan, kami juga sudah mengunjungi dan melihat langsung kondisi
korban yang sangat memperihatinkan, perbuatan suaminya sangat keji,"
imbuhnya.
Setelah mendengarkan
seluruh kronologis dari korban, Helda mengatakan pihaknya langsung melakukan
koordinasi dengan jajaran penyidik Polres Oku Selatan, sebab dalam waktu dekat
pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap korban secara langsung untuk
seluruh proses hukum yang ada.
"Kasus ini harus
menjadi perhatian kita semua, saya merasa harus ikut serta, karena membantu
sesama adalah wujud dari kepedulian dan tanggungjawab sosial, karena jika kita
sudah tidak peduli dengan sesama kita bukan hidup tapi hanya bernafas,"
tegasnya.
"Maka dari itu
untuk menangani perkara ini kerjasama yang baik diperlukan baik dari pihak
keluarga, masyarakat serta pemerintah untuk menekan angka perkara-perkara KDRT.
Kami akan mendampingi proses hukum ini untuk mendapatkan keadilan,"
pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Pemkab Lambar Mulai Salurkan BPNT dan PKH, Ini Syarat dan Caranya
Sabtu, 22 Februari 2025 -
Soroti Kasus KDRT di Sukau Lambar, LPHPA Lampung: Pelaku Bisa Dikenakan Pasal Berlapis
Sabtu, 22 Februari 2025 -
Resmi Dilantik, Parosil Mabsus Komitmen Hadirkan Kebijakan Pro-Rakyat
Kamis, 20 Februari 2025 -
Miliki Harta Kekayaan 8,1 Miliar, Bupati Lambar Parosil Mabsus Tak Punya Utang
Kamis, 20 Februari 2025