Warga Keluhkan Keberadaan PKL di Trotoar Jalan Sultan Agung Way Halim

Tampak salah satu pedagang di trotoar Jalan Sultan Agung yang memakan semua trotoar yang fungisnya untuk pejalan kaki. Foto: Yoga/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Trotoar di
sepanjang Jalan Sultan Agung, Way Halim, Bandar Lampung, yang seharusnya
menjadi fasilitas umum bagi pejalan kaki, kini semakin dipenuhi pedagang kaki
lima.
Kondisi ini dikeluhkan oleh masyarakat karena
menghambat aktivitas mereka, terutama di kawasan dengan arus lalu lintas yang
padat. Pejalan kaki yang tidak memiliki ruang cukup di trotoar sering kali
terpaksa berjalan di bahu jalan, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Joko, salah seorang warga yang sering
melintas di kawasan tersebut, mengungkapkan keresahannya. “Sebagai pejalan
kaki, saya merasa terganggu karena keberadaan pedagang ini menghambat
perjalanan. Tapi di sisi lain, saya juga kasihan karena mereka kan mencari
rezeki,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (19/2/2025).
Ia berharap pemerintah setempat bisa
memberikan solusi yang adil bagi semua pihak. "Mungkin ada himbauan atau
tempat khusus bagi pedagang, supaya mereka tetap bisa berjualan tanpa
mengganggu hak pejalan kaki," tambahnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Bagus,
warga lainnya yang sudah lama tinggal di sekitar area tersebut. Ia bahkan
sempat menanyakan langsung kepada beberapa pedagang mengenai izin mereka
berjualan di trotoar.
"Mereka bilang boleh, meskipun saya
bertanya itu lebih ke arah mengingatkan. Kasihan juga pejalan kaki yang
terpaksa turun ke jalan, apalagi kendaraan di sini ramai," ungkapnya.
Fenomena pedagang kaki lima yang berjualan di
trotoar memang menjadi dilema tersendiri di banyak kota. Di satu sisi, mereka
membutuhkan tempat untuk mencari nafkah, namun di sisi lain, keberadaan mereka
di jalur pejalan kaki melanggar aturan dan berpotensi membahayakan pengguna
jalan.
Pemerintah diharapkan bisa mencari solusi
yang tidak hanya sekadar melakukan penertiban, tetapi juga memberikan
alternatif bagi para pedagang. Penataan area khusus atau program relokasi yang
tepat dapat menjadi jalan tengah agar kepentingan semua pihak tetap terjaga.
Sementara itu, masyarakat juga diimbau untuk
terus menjaga keteraturan dan kenyamanan fasilitas umum, termasuk trotoar, demi
menciptakan lingkungan kota yang lebih tertib dan ramah bagi pejalan kaki. (*)
Berita Lainnya
-
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Lampung Minta Kepala Daerah Patuh Ketum Tunda Berangkat Retret
Jumat, 21 Februari 2025 -
Wamentan Sudaryono Ajak Diaspora di Eropa Perkuat Ekspor Pertanian untuk Kesejahteraan Petani Indonesia
Jumat, 21 Februari 2025 -
Polisi Sikat Pengedar dan Kurir Narkoba di Bandar Lampung, Tujuh Pelaku Berhasil Diamankan
Kamis, 20 Februari 2025 -
Kecanduan Judi Slot, Pemuda di Bandar Lampung Nekat Bobol Ruko
Kamis, 20 Februari 2025