• Rabu, 12 Maret 2025

Harga Cabai Rawit di Pasar Way Kandis Tembus 75 Ribu Per Kilo

Senin, 17 Februari 2025 - 17.10 WIB
32

Suasana di Pasar Tradisional Way Kandis. Foto: Yoga/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Sejumlah pedagang di pasar Way Kandis Bandar Lampung mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok yang mulai terjadi menjelang bulan Ramadhan. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya minat beli masyarakat, sehingga membuat para pedagang khawatir terhadap kelangsungan usaha mereka.

Kenaikan harga bahan pokok diduga disebabkan oleh dua faktor utama, yakni cuaca ekstrem dan siklus tahunan menjelang puasa. Cuaca buruk membuat distribusi barang terhambat, sementara permintaan pasar yang cenderung meningkat mendekati Ramadhan turut mendorong lonjakan harga.

Siti Aisyah, seorang pedagang di pasar Way Kandis mengungkapkan bahwa stok bahan pokok saat ini mengalami keterlambatan akibat cuaca yang tidak menentu. Menurutnya, kondisi ini menyebabkan harga-harga merangkak naik.

"Harga bahan pokok memang naik, stoknya juga kurang. Cuacanya buruk, jadi mobil-mobil tengkulak macet di penyeberangan," ujarnya, Senin (17/2/25).

Ia menambahkan bahwa kenaikan harga menjelang Ramadhan memang sudah menjadi siklus tahunan. Namun, tahun ini kenaikan terasa lebih signifikan, terutama pada cabai rawit yang kini mencapai Rp75.000 per kilogram.

"Tiap tahun menjelang puasa memang harga naik, tapi sekarang terasa lebih berat. Yang paling tinggi itu harga cabai rawit, sudah tembus Rp75 ribu per kilo," tambahnya.

Tidak hanya Siti Aisyah, pedagang lain pun mengungkapkan hal serupa. Arif, seorang pedagang di pasar, mengatakan bahwa kenaikan harga bahan pokok semakin mengurangi minat beli masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada perputaran ekonomi di pasar.

"Hari-hari biasa saja sudah tidak terlalu ramai, apalagi sekarang ketika semuanya naik. Tidak naik saja sepi, apalagi kalau harga naik seperti ini. Saya sendiri bingung apa penyebab pastinya," keluh Arif.

Ia juga menyampaikan bahwa situasi ini menjadi tantangan besar bagi para pedagang. Dengan daya beli masyarakat yang menurun, omset mereka ikut tergerus.

"Yang paling terasa bagi kami sebagai pedagang adalah minat pasar yang semakin rendah. Ini benar-benar berat," ungkapnya.

Sementara itu, Dwiati, seorang konsumen, berharap agar harga bahan pokok bisa segera kembali stabil. Menurutnya, meskipun kenaikan harga tidak terlalu signifikan pada beberapa komoditas, namun jika semuanya naik bersamaan, masyarakat kecil akan semakin kesulitan.

"Naiknya tidak terlalu tinggi untuk beberapa barang, tapi cabai memang meroket. Kalau semua naik, kasihan rakyat kecil. Saya lihat pasar juga semakin sepi karena bahan makanan semakin mahal," kata Dwiati. (*)