Tuntut Penyelesaian Kasus Pengrusakan, PT Prima Alumga di Mesuji Sebut Baru Dua Laporan Ditindaklanjuti Polisi

Senior Executive PT Prima Alumga di Mesuji, Lampung, Darmawansyah (tengah) saat memberikan keterangan kepada wartawan. Foto: Rio/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Mesuji - Akibat serangan dari oknum kelompok masyarakat yang bertubi-tubi menimpa PT Prima Alumga di Kabupaten Mesuji, tepatnya berada di Kecamatan Mesuji Timur, para karyawan protes dengan memasang spanduk.
Pemasangan spanduk tersebut bertuliskan krisis keamanan, hingga investor resah berinvestasi di Kabupaten Mesuji.
Hal itu buntut dari pencurian sawit, pengancaman menggunakan senjata api ilegal, pembakaran alat berat traktor, eksavator, mess, timbangan, pengerusakan kantor, hingga penusukan karyawan.
Titik berlangsungnya pemasangan spanduk yaitu di lokasi pembakaran mess karyawan, tepatnya di Estate Ceria, Sabtu (15/02/2025).
Dari pantauan, karyawan yang berada di Estate Ceria adalah berjumlah 30 kepala keluarga, akibat serangan yang dilakukan oknum sekelompok masyarakat, yang tinggal hanya 6 kepala keluarga.
Saat di tempat, Senior Executive PT Prima Alumga di Mesuji, Lampung, Darmawansyah mengatakan, pihaknya terus menuntut keadilan atas pengrusakan yang dialami.
"Hingga saat ini, kami terus menuntut keadilan atas kejadian atau peristiwa yang terjadi di perusahaan kami, yaitu PT Prima Alumga," kata Darmawansyah.
Selain itu, ia menyebutkan, kegiatan kriminalitas yang terjadi di perusahaan tersebut, terjadi sejak Juni 2024.
"Dari Juni 2024, kriminalitas yang terjadi mulai dari peristiwa pencurian buah kelapa sawit, pengerusakan kantor perusahaan, pembakaran traktor, pembakaran mes, pembakaran eksavator, pengancaman, dan penusukan," katanya.
Dari sekian peristiwa, sebanyak 13 laporan Polisi (LP) yang telah dilaporkan, dan baru 2 LP yang ditindaklanjuti. Maka dari itu, pihak perusahaan dan karyawan merasakan masuk belum ada keadilan.
"Masih belum ada keadilan, apalagi sampai saat ini peristiwa kriminalitas terus berlanjut hingga para pekerja merasa kurang aman dan nyaman dalam bekerja. Begitu juga dengan perusahaan sebagai pihak investor yang merasa tidak aman berinvestasi di Kabupaten Mesuji," ungkapnya. (*)
Berita Lainnya
-
Dampak Inpres, DAK dan DAU Pemkab Mesuji Dipangkas Rp 57 Miliar
Rabu, 19 Februari 2025 -
Polisi Tangkap Pengedar Sabu Saat Tunggu Pembeli di Tanjung Raya Mesuji
Selasa, 18 Februari 2025 -
22 Warga Mesuji Sudah Ikut Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Kamis, 13 Februari 2025 -
Jelang Retreat di Magelang, Bupati Mesuji Terpilih Elfianah Jalani Medical Check-Up
Rabu, 12 Februari 2025