• Minggu, 16 Februari 2025

Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Paparkan Gagasan Strategis di Rembuk Nasional Aptisi di Batam

Sabtu, 15 Februari 2025 - 16.16 WIB
23

Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. HM Nasrullah Yusuf saat menjadi narasumber dalam Rembuk Nasional APTISI di Batam. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Batam - Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. HM Nasrullah Yusuf, SE, MBA, menjadi narasumber dalam Rembuk Nasional dan Rapat Pengurus Pusat-Pleno IV Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) di Hotel Nagoya Hill, Batam, Jumat (14/2/2025).

Dalam forum bergengsi bertema “Bersama Mewujudkan Rumusan serta Pemikiran Terbaik untuk Kemajuan Pendidikan di Indonesia”, Nasrullah memaparkan sejumlah gagasan penting untuk pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di perguruan tinggi swasta (PTS).

Nasrullah menekankan pentingnya alokasi dana abadi bagi perguruan tinggi swasta. Menurutnya, selama ini dana abadi hanya dimiliki oleh kampus-kampus dengan akreditasi unggul, sementara PTS lainnya masih kesulitan mendapatkan sumber dana yang stabil.

“Dana abadi memungkinkan kampus memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan nyaman bekerja di PTS. Dengan dana ini, kebutuhan SDM dapat terpenuhi dan kualitas pendidikan semakin meningkat,” ujar Nasrullah.

Dalam kesempatan tersebut, Nasrullah juga menyoroti potensi dampak pemekaran wilayah terhadap dunia pendidikan. Ia memperkirakan jika pemekaran provinsi dan kabupaten terus berlangsung, jumlah kampus negeri di daerah akan meningkat, yang secara langsung akan memengaruhi persaingan dengan PTS.

“Perguruan tinggi swasta harus siap menghadapi dinamika ini. Jika tidak diantisipasi sejak sekarang, keberlangsungan PTS di daerah bisa terancam,” jelasnya.

Nasrullah menegaskan bahwa perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan metaverse, harus dimanfaatkan untuk mendukung kualitas pendidikan. Salah satu inovasi yang dia usulkan adalah penggunaan teknologi metaverse dalam ujian skripsi mahasiswa.

“Dengan metaverse, ujian bisa dilakukan secara virtual tanpa kehilangan esensi akademis. AI juga dapat menjadi alat untuk memperluas wawasan dan memperdalam riset ilmiah,” tambah Nasrullah.

Namun, ia mengingatkan bahwa teknologi tidak akan menggantikan peran manusia sepenuhnya. “AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi manusia yang tidak mau beradaptasi dengan AI bisa saja tergantikan,” katanya.

Dorongan Regulasi untuk Dosen Swasta

Nasrullah turut mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kesejahteraan dosen di PTS. Ia mengusulkan pengangkatan dosen PNS/ASN yang diperbantukan di kampus swasta, sebagaimana pernah diterapkan pada 1990-an.

“Dosen swasta juga turut mencerdaskan bangsa. Karena itu, diperlukan regulasi yang memungkinkan mereka mendapatkan dukungan, termasuk pengangkatan sebagai ASN dengan skema khusus,” tegasnya.

Peserta dari Berbagai Daerah

Rembuk Nasional Aptisi di Batam ini diikuti oleh perwakilan PTS dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Aceh, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Aptisi, yang telah berdiri sejak 1999, terus berkomitmen menjadi mitra kritis pemerintah dalam pembangunan pendidikan nasional. Dengan lebih dari 3.000 PTS di bawah naungannya, Aptisi berharap hasil rembuk nasional ini dapat menjadi masukan strategis dalam memajukan pendidikan tinggi di Indonesia.

Dalam forum ini, Nasrullah hadir tidak hanya sebagai Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, tetapi juga sebagai Dewan Penasihat Aptisi Wilayah II Bandar Lampung. Ia turut didampingi Wakil Ketua Pengurus Harian, Dr. H. Mahathir Muhammad, SE, MM, serta Pembina Yayasan Pendidikan Teknokrat, Hj. Hernaini, SS, M.Pd.

“Kami optimistis, melalui kolaborasi dan inovasi, pendidikan di Indonesia akan semakin maju dan mampu bersaing di era global,” pungkas Nasrullah. (**)