Kongres FJPI, Bahas Tantangan Jurnalis Perempuan di Era AI
![](https://kupastuntas.co/uploads/posts/kongres-fjpi-bahas-tantangan-jurnalis-perempuan-di_20250215125211.png)
Kongres Nasional Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) 2025 yang digelar lewat zoom meeting. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kongres Nasional Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) 2025 yang digelar lewat zoom meeting menjadi momen refleksi bagi jurnalis perempuan dalam menghadapi era kecerdasan buatan (AI). Dengan tema 'Berdaya di Era AI'. Sabtu (15/2/2025).
Acara ini membahas bagaimana teknologi dapat membantu, sekaligus menjadi tantangan bagi profesi jurnalis.
Ketua Umum FJPI, Uni Lubis, mengingatkan bahwa AI, seperti ChatGPT, bukanlah pengganti jurnalis, melainkan alat bantu.
"Kita tetap perlu melakukan verifikasi dasar dan tidak sepenuhnya mengandalkan AI. Jurnalisme tetap membutuhkan sentuhan manusia," ujar Uni Lubis.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya perlindungan hak cipta dalam penggunaan AI agar tidak merugikan pekerja media.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri media. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat bahwa 23 ribu jurnalis mengalami PHK sejak 2021 hingga 2024.
"Situasi ini semakin menegaskan pentingnya jurnalis untuk terus meningkatkan kompetensi agar tetap bertahan di dunia jurnalistik yang penuh tantangan," tambah Uni Lubis.
Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, yang turut hadir dalam kongres zoom tersebut, menyoroti peran penting FJPI sebagai wadah bagi jurnalis perempuan untuk bersatu dan memperjuangkan hak-haknya.
"Keterwakilan perempuan dalam dunia jurnalistik dan politik masih menjadi tantangan. FJPI menjadi tempat untuk saling mendukung dan berkontribusi dalam kebijakan media," ujarnya.
Selain itu, Meutya Hafid menegaskan pentingnya jurnalis dalam menjaga kebebasan pers di tengah era digitalisasi yang penuh tantangan.
Ia juga berharap FJPI bisa bermitra dengan Kominfo dalam menyebarkan informasi kebijakan yang lebih inklusif.
"Media harus mampu beradaptasi dan tetap menjaga kualitas pemberitaan yang ramah terhadap masyarakat, khususnya anak-anak," katanya.
Dalam sesi motivasi, Dr. Aqua Dwipayana menekankan bahwa integritas adalah kunci utama dalam dunia jurnalistik.
"Jurnalis harus memiliki kredibilitas, komitmen, dan konsistensi. Itulah yang akan membuat mereka tetap dihormati dan dipercaya oleh masyarakat," tegasnya.
Ia juga mengingatkan jurnalis perempuan untuk tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. "Jurnalisme adalah profesi mulia. Namun, jangan hanya terjebak dalam rutinitas. Bangunlah warisan, seperti menulis buku, agar kontribusi kita dapat dikenang," katanya. (*)
Berita Lainnya
-
Pemuda Batak Bersatu Gelar Penguatan Organisasi Biro Hankam dan Biro Hukum se-Lampung
Sabtu, 15 Februari 2025 -
PLN Dukung Bakat dan Prestasi Atlet Muda di Exhibition Mini Basket Lampung Series 2025
Sabtu, 15 Februari 2025 -
Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Paparkan Gagasan Strategis di Rembuk Nasional Aptisi di Batam
Sabtu, 15 Februari 2025 -
Jelang Pelantikan dan Retreat di Magelang, Parosil-Mad Hasnurin Gelar Doa Bersama
Sabtu, 15 Februari 2025