• Sabtu, 15 Februari 2025

Warga Metro dan Lamtim Minta Pelebaran Jembatan Kuning Demi Kelancaran Lalu Lintas

Jumat, 14 Februari 2025 - 14.29 WIB
220

Potret Jembatan kuning yang menjadi akses jalur alternatif menuju Kota Bandar Lampung. Jembatan ini juga sebagai pembatas antara Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Jembatan Budi Utomo, atau yang lebih dikenal sebagai Jembatan Kuning, kini menjadi sorotan utama masyarakat Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur (Lamtim).

Infrastruktur yang menghubungkan kedua daerah ini telah lama mengalami keterbatasan kapasitas, memicu berbagai persoalan yang menghambat kelancaran arus lalu lintas serta membahayakan pengendara.

Jembatan yang menjadi akses vital bagi warga ini kerap menjadi titik ketersendatan arus lalulintas, terutama saat kendaraan bermuatan besar harus melintas. Dengan lebar jembatan yang sempit serta kondisi jalan aspal yang berlubang, pengendara sepeda motor menjadi kelompok yang paling rentan terhadap risiko kecelakaan.

Saat berpapasan dengan kendaraan besar, pengendara motor sering kali harus mengambil risiko dengan melintas sangat dekat atau bahkan berhenti untuk menghindari tabrakan.

Selain itu, kondisi jembatan yang sudah berusia tua menimbulkan kekhawatiran akan daya tahannya terhadap beban kendaraan yang terus meningkat. Warga yang sehari-hari melintasi jembatan ini mengaku cemas dengan potensi kerusakan lebih lanjut jika tidak segera ada perbaikan atau pelebaran.

Masyarakat Metro dan Lampung Timur berharap gubernur yang baru, Rahmat Mirzani Djausal dapat memasukkan proyek pelebaran Jembatan Kuning ke dalam prioritas pembangunan infrastruktur daerah.

Pembangunan ini dinilai sangat mendesak mengingat jembatan tersebut merupakan jalur alternatif penting menuju Kota Bandar Lampung.

Salah seorang warga Lampung Timur, Syahrul (45), menyatakan bahwa kondisi jembatan saat ini sudah tidak memadai untuk menampung volume kendaraan yang semakin meningkat.

“Setiap pagi dan sore, jembatan ini macet panjang. Kendaraan harus bergantian melintas karena jalurnya sempit. Kalau ada kendaraan besar yang lewat, kita yang naik motor harus ekstra hati-hati,” kata dia kepada awak media, Jum'at (14/2/2025).

Dirinya berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan. Hal itu mengingat volume kendaraan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan mengharuskan infrastruktur juga ditingkatkan.

“Ini bukan soal kenyamanan saja, tapi juga keselamatan. Banyak anak sekolah dan pekerja yang tiap hari lewat sini. Kalau jembatan ini diperlebar atau dibuat jalur baru, pasti jauh lebih aman dan lancar,” ucapnya.

Desakan warga untuk segera dilakukan pelebaran Jembatan Kuning sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah. Namun, hingga kini, belum ada kepastian mengenai rencana konkret pemerintah untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Metro, M. Ridho Anugrah menilai bahwa perbaikan dan pelebaran jembatan ini harus menjadi prioritas.

“Jembatan ini bukan hanya penghubung antarwilayah, tetapi juga bagian dari rantai ekonomi masyarakat. Jika infrastruktur tidak memadai, aktivitas ekonomi akan terganggu," terangnya.

"Pemerintah harus cepat bertindak, baik dengan pelebaran jembatan maupun pembangunan jalur alternatif yang lebih memadai,” imbuhnya.

Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kota Metro diharapkan segera melakukan studi kelayakan dan menyusun rencana anggaran agar proyek ini dapat segera direalisasikan.

"Selain itu, koordinasi dengan pemerintah pusat juga diperlukan guna memastikan adanya alokasi dana yang cukup untuk proyek ini," bebernya.

Ridho menilai bahwa pelebaran Jembatan Kuning bukan sekadar keinginan, tetapi kebutuhan mendesak bagi masyarakat Metro dan Lampung Timur.

"Jika tidak segera ada tindakan konkret, permasalahan kemacetan dan keselamatan di jembatan ini akan semakin parah. Kini, masyarakat menunggu langkah nyata dari pemerintah, bukan sekadar wacana yang berlarut-larut tanpa kepastian," tandasnya. (*)