Warga Metro dan Lamtim Minta Pelebaran Jembatan Kuning Demi Kelancaran Lalu Lintas
![](https://kupastuntas.co/uploads/posts/warga-metro-dan-lamtim-minta-pelebaran-jembatan-ku_20250214143239.jpg)
Potret Jembatan kuning yang menjadi akses jalur alternatif menuju Kota Bandar Lampung. Jembatan ini juga sebagai pembatas antara Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Jembatan Budi Utomo, atau yang lebih dikenal
sebagai Jembatan Kuning, kini menjadi sorotan utama masyarakat Kota Metro dan
Kabupaten Lampung Timur (Lamtim).
Infrastruktur yang menghubungkan kedua daerah ini telah lama mengalami
keterbatasan kapasitas, memicu berbagai persoalan yang menghambat kelancaran
arus lalu lintas serta membahayakan pengendara.
Jembatan yang menjadi akses vital bagi warga ini kerap menjadi titik
ketersendatan arus lalulintas, terutama saat kendaraan bermuatan besar harus
melintas. Dengan lebar jembatan yang sempit serta kondisi jalan aspal yang
berlubang, pengendara sepeda motor menjadi kelompok yang paling rentan terhadap
risiko kecelakaan.
Saat berpapasan dengan kendaraan besar, pengendara motor sering kali harus
mengambil risiko dengan melintas sangat dekat atau bahkan berhenti untuk
menghindari tabrakan.
Selain itu, kondisi jembatan yang sudah berusia tua menimbulkan
kekhawatiran akan daya tahannya terhadap beban kendaraan yang terus meningkat.
Warga yang sehari-hari melintasi jembatan ini mengaku cemas dengan potensi
kerusakan lebih lanjut jika tidak segera ada perbaikan atau pelebaran.
Masyarakat Metro dan Lampung Timur berharap gubernur yang baru, Rahmat
Mirzani Djausal dapat memasukkan proyek pelebaran Jembatan Kuning ke dalam
prioritas pembangunan infrastruktur daerah.
Pembangunan ini dinilai sangat mendesak mengingat jembatan tersebut
merupakan jalur alternatif penting menuju Kota Bandar Lampung.
Salah seorang warga Lampung Timur, Syahrul (45), menyatakan bahwa kondisi
jembatan saat ini sudah tidak memadai untuk menampung volume kendaraan yang
semakin meningkat.
“Setiap pagi dan sore, jembatan ini macet panjang. Kendaraan harus bergantian
melintas karena jalurnya sempit. Kalau ada kendaraan besar yang lewat, kita
yang naik motor harus ekstra hati-hati,” kata dia kepada awak media, Jum'at
(14/2/2025).
Dirinya berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan. Hal itu
mengingat volume kendaraan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan
mengharuskan infrastruktur juga ditingkatkan.
“Ini bukan soal kenyamanan saja, tapi juga keselamatan. Banyak anak sekolah
dan pekerja yang tiap hari lewat sini. Kalau jembatan ini diperlebar atau
dibuat jalur baru, pasti jauh lebih aman dan lancar,” ucapnya.
Desakan warga untuk segera dilakukan pelebaran Jembatan Kuning sejalan
dengan visi pemerintah daerah dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah.
Namun, hingga kini, belum ada kepastian mengenai rencana konkret pemerintah
untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Metro, M. Ridho Anugrah
menilai bahwa perbaikan dan pelebaran jembatan ini harus menjadi prioritas.
“Jembatan ini bukan hanya penghubung antarwilayah, tetapi juga bagian dari
rantai ekonomi masyarakat. Jika infrastruktur tidak memadai, aktivitas ekonomi
akan terganggu," terangnya.
"Pemerintah harus cepat bertindak, baik dengan pelebaran jembatan
maupun pembangunan jalur alternatif yang lebih memadai,” imbuhnya.
Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kota Metro diharapkan segera
melakukan studi kelayakan dan menyusun rencana anggaran agar proyek ini dapat
segera direalisasikan.
"Selain itu, koordinasi dengan pemerintah pusat juga diperlukan guna
memastikan adanya alokasi dana yang cukup untuk proyek ini," bebernya.
Ridho menilai bahwa pelebaran Jembatan Kuning bukan sekadar keinginan,
tetapi kebutuhan mendesak bagi masyarakat Metro dan Lampung Timur.
"Jika tidak segera ada tindakan konkret, permasalahan kemacetan dan
keselamatan di jembatan ini akan semakin parah. Kini, masyarakat menunggu
langkah nyata dari pemerintah, bukan sekadar wacana yang berlarut-larut tanpa
kepastian," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Cerita Warga Metro Bertaruh Nyawa Melintasi Jembatan Gantung Pelita, Berharap Janji Perbaikan Terealisasi
Jumat, 14 Februari 2025 -
LSM Getar Pertanyakan Pengawasan Pemkot Metro Soal Besi Penutup Trotoar yang Hilang
Kamis, 13 Februari 2025 -
LSM Getar Pertanyakan Pengawasan Pemkot Metro Soal Besi Penutup Trotoar yang Hilang
Kamis, 13 Februari 2025 -
Kurangi Kemiskinan di Metro, BAZNAS Tawarkan Program Gasibu
Rabu, 12 Februari 2025