• Rabu, 12 Februari 2025

Kurangi Kemiskinan di Metro, BAZNAS Tawarkan Program Gasibu

Rabu, 12 Februari 2025 - 13.54 WIB
18

Pengurus BAZNAS Kota Metro saat mensosialisasikan program Gasibu kepada 80 peserta yang didominasi oleh guru. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Dalam upaya membangun budaya berbagi sejak usia dini dan mengurangi angka kemiskinan di Kota Metro, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Metro menawarkan program Gerakan Sedekah dan Infak Seribu (Gasibu). Program ini menyasar kalangan pelajar dari tingkat TK hingga SMP, dengan harapan dapat menanamkan kebiasaan berinfak sejak dini. 

Ketua BAZNAS Kota Metro, H. Joko Suroso, menyampaikan bahwa program Gasibu telah diluncurkan bersamaan dengan Bimtek Pengelolaan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro

Langkah ini diambil untuk mempercepat implementasi Gasibu di sekolah-sekolah dan melibatkan para guru dalam mensosialisasikan program kepada orang tua serta siswa. 

"Setiap anak diajak untuk menyisihkan minimal Rp1.000 per hari untuk infak. Ini bukan sekadar menjalankan perintah agama, tapi juga membangun kesadaran sosial agar sejak kecil mereka terbiasa membantu sesama," ujar Haji Joko, Rabu (12/2/2025). 

Tak hanya berfokus pada pelajar, BAZNAS Metro berencana memperluas sosialisasi Gasibu ke berbagai lapisan masyarakat. Data dari Dinas Sosial Kota Metro menunjukkan bahwa terdapat 14.000 warga miskin atau sekitar 6,3% dari populasi Metro, dengan 2.500 di antaranya belum mendapatkan bantuan dari APBN maupun APBD 

Dengan adanya program Gasibu, BAZNAS berharap dapat menjangkau warga yang selama ini belum tersentuh bantuan pemerintah. Jika gerakan ini mendapat dukungan dari muzaki, aghniya, pejabat, pengusaha, dan masyarakat luas, maka pengurangan angka kemiskinan di Metro dapat lebih efektif. 

"Gasibu bukan hanya tentang nominal uang, tetapi tentang membangun kebersamaan. Jika setiap individu berkontribusi, dana yang terkumpul akan sangat besar dan bisa digunakan untuk program bantuan bagi masyarakat kurang mampu," jelasnya. 

BAZNAS Metro juga telah mengajukan draf Peraturan Wali Kota untuk menjadi dasar hukum operasional dalam pengelolaan Gasibu dan unit pengumpul zakat di berbagai instansi.

BAZNAS Metro menargetkan bahwa Gasibu dapat menjadi gerakan sosial berkelanjutan yang tidak hanya aktif di sekolah tetapi juga di tingkat rumah tangga, kantor pemerintahan, dan dunia usaha.

"Apalagi, menjelang bulan suci Ramadan 1446 H, momentum ini diharapkan bisa semakin menggerakkan masyarakat untuk berbagi. Kami ingin menjadikan Metro sebagai kota yang peduli dan sejahtera melalui budaya berbagi," jelasnya.

"Dengan kerja sama semua pihak, Insya Allah kita bisa menekan angka kemiskinan secara signifikan. Dengan dukungan yang luas dan semangat gotong royong, Gasibu diharapkan mampu membawa perubahan nyata bagi masyarakat Kota Metro," imbuhnya.

Menurutnya, jika setiap warga Metro tergerak untuk menyisihkan sedikit rezekinya, maka tidak ada lagi warga yang tertinggal dari bantuan dan kesejahteraan bisa dirasakan oleh semua.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Metro, Suwandi, melalui Sekretarisnya, Deddy Hasmara mengapresiasi inisiatif BAZNAS. Menurutnya, Gasibu selaras dengan kebijakan pendidikan karakter yang menanamkan nilai gotong royong dan kepedulian sosial. 

"Kami siap mendukung agar program ini berjalan berkelanjutan. Dengan jaringan sekolah yang luas, Gasibu dapat menjangkau banyak pelajar dan keluarga di Kota Metro," ujar Deddy. 

Tak hanya dari sektor pendidikan, program ini juga mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk Forkopimda, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, serta komunitas keagamaan.

"Jika pengelolaannya optimal, Gasibu tidak hanya akan membantu masyarakat miskin tetapi juga meningkatkan kesadaran berzakat dan berinfak di seluruh Kota Metro," tandasnya. (*)