• Rabu, 12 Februari 2025

Miris, Hutan Kota Tersari Gaga di Metro Selain Tak Terawat Diduga Jadi Tempat Mesum

Selasa, 11 Februari 2025 - 11.49 WIB
633

Kondisi taman hutan kota Tersari Gaga yang tidak terawat dengan penampakan Pohon tumbang menimpa struktur jembatan. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Sebatang pohon besar tumbang di kawasan Hutan Kota Tersari Gaga, Kelurahan Ganjar Asri, Kecamatan Metro Barat. Pohon besar itu menimpa jembatan pintu masuk dan merusak besi penghias di sekitarnya.

Anehnya, hingga beberapa hari setelah kejadian, tidak ada upaya dari pemerintah untuk mengevakuasi pohon atau memperbaiki kerusakan. 

Insiden ini menjadi simbol nyata dari kondisi hutan kota yang semakin terbengkalai. Pemerintah Kota Metro seakan menutup mata terhadap kondisi fasilitas publik, khususnya di masa akhir jabatan Kepala Daerah saat ini. 

Berdasarkan pantauan Kupastuntas.co, kawasan hutan kota ini tidak hanya mengalami kerusakan infrastruktur, tetapi juga kehilangan fungsi ekologis dan sosialnya. Selain pohon tumbang yang tak segera ditangani, berbagai persoalan lain mencuat, mulai dari minimnya perawatan hingga penyalahgunaan tempat untuk aktivitas yang tidak semestinya.

Hutan kota seharusnya menjadi paru-paru hijau yang memberikan manfaat ekologis dan rekreasi bagi warga. Namun, realitas di lapangan justru menunjukkan bahwa kawasan ini lebih sering digunakan untuk aktivitas yang mencurigakan. 

Di beberapa sudut lokasi, ditemukan gelas plastik bekas minuman kemasan, bahkan plastik diduga bekas minuman keras jenis tuak. Mirisnya, terdapat beberapa lembar pakaian yang tergeletak begitu saja di sekitar area yang menandakan lokasi tersebut diduga digunakan sebagai tempat mesum.

David Gustiawan (30), salah seorang warga sekitar mempertanyakan kinerja pemerintah melalui dinas terkait. Ia menyoal keberadaan sampah dan sisa minuman keras menandakan lemahnya pengawasan dari pemerintah kota.

"Jika dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin kawasan ini akan semakin rusak dan kehilangan fungsinya sebagai ruang hijau yang aman," kata David kepada awak media, Selasa (11/2/2025).

Tidak adanya patroli rutin dan minimnya perawatan membuat tempat ini seolah menjadi zona bebas bagi siapa saja yang ingin berkumpul tanpa kontrol. Situasi ini semakin diperparah dengan kondisi penerangan yang minim, sehingga meningkatkan potensi tindak kriminal. 

"Yang jelas kami prihatin, karena hutan kota ini tidak terurus, masyarakat juga nggak bisa memanfaatkannya karena terbentur peraturan yang banyak di pemerintahan. Dulu tempat ini sering dikunjungi warga untuk jalan-jalan atau olahraga. Sekarang malah jadi tempat nongkrong remaja dengan aktivitas yang tidak jelas. Kalau malam, tidak ada penerangan yang memadai, jadi semakin rawan," ungkapnya. 

Pria yang juga merupakan anggota komunitas motor tersebut mengungkapkan bahwa kejadian pohon tumbang yang menimpa jembatan di Hutan Kota Tersari Gaga bukan sekadar insiden kecil. Menurutnya, ini adalah alarm bagi Pemerintah Kota Metro untuk segera bertindak sebelum kawasan ini benar-benar kehilangan fungsinya. 

"Hutan kota adalah aset penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Jika pemerintah terus membiarkannya terbengkalai, bukan hanya lingkungan yang rusak, tetapi juga keamanan dan kenyamanan warga yang semakin terancam. Kini, tinggal menunggu apakah pemerintah akan bergerak cepat atau justru membiarkan kawasan ini semakin terbengkalai," pungkasnya.

Sementara itu, Aktivis lingkungan dari komunitas Selingan Metro, Rahmad Syahrul, mengecam kondisi hutan kota yang tidak terawat dan terabaikan. Ia menilai kelalaian ini sebagai preseden buruk di masa pemerintahan yang sedang berlangsung. 

"Sebetulnya, kewenangan pengelolaan dan pengawasan hutan kota ada di pemerintah daerah, terutama dinas lingkungan hidup. Namun, kami melihat pada transisi pemerintahan ini, banyak fasilitas publik yang diabaikan. Salah satunya adalah hutan kota ini," jelasnya. 

Rahmad juga mengungkapkan bahwa komunitasnya pernah melakukan investigasi ke lokasi. Menurutnya, jika tidak segera ditangani, kawasan ini bisa semakin rusak dan kehilangan fungsinya sebagai ruang hijau perkotaan. 

"Kami menemukan banyak sisa-sisa bekas konsumsi miras. Apalagi pada malam hari, tempat ini sangat sepi dan rawan disalahgunakan. Kami dari komunitas Selingan menilai bahwa kondisi ini akan menjadi preseden buruk jika tidak segera diatasi. Pemerintah harus turun tangan melakukan pengecekan di lapangan dan memastikan hutan kota tidak beralih fungsi menjadi tempat yang tidak semestinya," tegasnya. 

Rahmad juga menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat di kawasan hutan kota. Ia mengusulkan adanya petugas khusus yang bertugas membersihkan dan mengawasi taman hutan kota secara berkala. 

"Ini PR besar bagi pemerintahan baru ke depan. Bagaimana menghadirkan tata kelola yang baik untuk taman hutan kota agar bisa kembali berfungsi sebagaimana mestinya," katanya. 

Dirinya juga menyebut kondisi hutan kota yang terbengkalai ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keseriusan Pemerintah Kota Metro dalam menjaga fasilitas publik. Ada beberapa langkah mendesak yang seharusnya segera dilakukan, mulai dari evakuasi Pohon tumbang hingga revitalisasi dengan program edukasi lingkungan.

 "Pohon tumbang harus segera dibersihkan untuk mencegah risiko lebih besar, seperti kerusakan struktural yang semakin parah atau kecelakaan bagi pengunjung. Pemerintah harus menjadikan hutan kota sebagai prioritas dalam perawatan ruang terbuka hijau. Jembatan, serta fasilitas pendukung lainnya harus diperbaiki dan dirawat secara berkala," bebernya.

"Minimnya pengawasan membuat tempat ini rentan disalahgunakan. Jika diperlukan, pemasangan CCTV di titik-titik strategis bisa menjadi solusi untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi aktivitas ilegal. Tapi, selain penertiban, pemerintah juga bisa mengadakan program edukasi lingkungan untuk meningkatkan kesadaran warga. Melibatkan komunitas pecinta lingkungan dan sekolah-sekolah dalam kegiatan gotong royong bisa menjadi cara efektif untuk menjaga kebersihan dan keberlanjutan hutan kota," tandasnya. (*)