Krisis Keamanan di PT Prima Alumga Mesuji, Karyawan Pilih Angkat Kaki

Tampak traktor PT Prima Alumga dibakar orang tak dikenal beberapa waktu lalu. Foto: Ist
Kupastuntas.co,
Mesuji – Krisis keamanan yang dipicu oleh pencurian buah sawit di PT
Prima Alumga, Mesuji, semakin memanas. Tidak hanya terjadi pencurian, aksi
kekerasan pun meletus dengan penyerangan kantor, pembakaran alat berat, dan
penusukan karyawan. Situasi ini memaksa banyak karyawan untuk meninggalkan
lokasi, sementara perusahaan berupaya meredam kekhawatiran para pekerja dan
mempertahankan operasional mereka di tengah ancaman keamanan.
Senior Executive PT Prima Alumga, Darmawansyah,
menjelaskan bahwa pencurian buah sawit yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
besar masih marak terjadi di lahan perkebunan mereka. Bahkan, kelompok pencuri
berani mendirikan tenda di area perkebunan, yang semakin memperparah situasi.
"Pencurian ini bukan hal baru, tetapi
eskalasinya kian parah. Kelompok-kelompok besar datang dan mendirikan tenda di
lahan kami," kata Darmawansyah, Selasa (11/02/2025).
Darmawansyah juga mengungkapkan, lambatnya
penanganan keamanan membuat karyawan merasa tidak aman, sehingga banyak dari
mereka memutuskan untuk meninggalkan mess karyawan di area perkebunan Ceria.
"Mereka sangat khawatir dengan situasi
yang terus memburuk, apalagi ada kabar bahwa penyerangan berikutnya bisa
terjadi kapan saja," tambahnya.
Dalam upaya menjaga keselamatan pekerja,
perusahaan bahkan mulai memulangkan tenaga kerja asing yang bekerja di
perkebunan tersebut. Selain itu, PT Prima Alumga terus berkoordinasi dengan
Pemerintah Kabupaten Mesuji untuk meminta dukungan dan solusi terhadap masalah
keamanan ini.
"Hingga kini kami telah berkomunikasi
dengan Pemkab Mesuji melalui Kaban Kesbangpol dan Camat Mesuji untuk mencari solusi.
Kami berharap masalah ini bisa segera diatasi agar iklim investasi di Mesuji
tetap kondusif," ujar Darmawansyah.
Lebih parah lagi, dalam salah satu insiden
pembakaran, rumah salah satu karyawan ikut terbakar, dan istrinya yang saat itu
berada di dalam rumah mengalami pingsan hingga keguguran.
Darmawansyah menegaskan bahwa pihak manajemen
mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) di Mesuji untuk mengambil tindakan tegas
terhadap para pelaku kerusuhan dan menciptakan jaminan keamanan bagi karyawan
dan perusahaan.
Sementara itu, Taufik Widodo, Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Mesuji, mengonfirmasi bahwa pemerintah
daerah sedang merumuskan solusi jangka pendek dan panjang untuk menyelesaikan
konflik ini.
"Ini menjadi PR besar yang harus disikapi
secara serius oleh semua pihak. Kami, bersama dengan DPRD, kepolisian, TNI, dan
kejaksaan, sudah menjadikan masalah ini sebagai prioritas. Langkah-langkah
penyelesaian sudah berjalan dan akan terus diproses," kata Taufik.
Bupati Mesuji berharap agar investor tetap dapat berinvestasi dengan aman dan nyaman di wilayah tersebut, tanpa ancaman terhadap keselamatan atau investasi mereka. (*)
Berita Lainnya
-
Dinkes Mesuji Catat 47 Orang Idap HIV dan AIDS
Kamis, 13 Maret 2025 -
Bupati Elfianah Wanti-wanti Pengurus Brigade Pangan: Berani Jual Bantuan Saya Pecat
Rabu, 12 Maret 2025 -
Diskoperindag Mesuji Cek Keakuratan Alat Tes Kadar Aci Singkong
Rabu, 12 Maret 2025 -
Polsek Simpang Pematang Gencarkan Razia Petasan Rakitan Usai Tiga Bocah Terluka
Senin, 10 Maret 2025