• Selasa, 11 Februari 2025

Krisis Keamanan di PT Prima Alumga Mesuji, Karyawan Pilih Angkat Kaki

Selasa, 11 Februari 2025 - 13.34 WIB
66

Tampak traktor PT Prima Alumga dibakar orang tak dikenal beberapa waktu lalu. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Mesuji – Krisis keamanan yang dipicu oleh pencurian buah sawit di PT Prima Alumga, Mesuji, semakin memanas. Tidak hanya terjadi pencurian, aksi kekerasan pun meletus dengan penyerangan kantor, pembakaran alat berat, dan penusukan karyawan. Situasi ini memaksa banyak karyawan untuk meninggalkan lokasi, sementara perusahaan berupaya meredam kekhawatiran para pekerja dan mempertahankan operasional mereka di tengah ancaman keamanan.

Senior Executive PT Prima Alumga, Darmawansyah, menjelaskan bahwa pencurian buah sawit yang dilakukan oleh kelompok-kelompok besar masih marak terjadi di lahan perkebunan mereka. Bahkan, kelompok pencuri berani mendirikan tenda di area perkebunan, yang semakin memperparah situasi.

"Pencurian ini bukan hal baru, tetapi eskalasinya kian parah. Kelompok-kelompok besar datang dan mendirikan tenda di lahan kami," kata Darmawansyah, Selasa (11/02/2025).

Darmawansyah juga mengungkapkan, lambatnya penanganan keamanan membuat karyawan merasa tidak aman, sehingga banyak dari mereka memutuskan untuk meninggalkan mess karyawan di area perkebunan Ceria.

"Mereka sangat khawatir dengan situasi yang terus memburuk, apalagi ada kabar bahwa penyerangan berikutnya bisa terjadi kapan saja," tambahnya.

Dalam upaya menjaga keselamatan pekerja, perusahaan bahkan mulai memulangkan tenaga kerja asing yang bekerja di perkebunan tersebut. Selain itu, PT Prima Alumga terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Mesuji untuk meminta dukungan dan solusi terhadap masalah keamanan ini.

"Hingga kini kami telah berkomunikasi dengan Pemkab Mesuji melalui Kaban Kesbangpol dan Camat Mesuji untuk mencari solusi. Kami berharap masalah ini bisa segera diatasi agar iklim investasi di Mesuji tetap kondusif," ujar Darmawansyah.

Lebih parah lagi, dalam salah satu insiden pembakaran, rumah salah satu karyawan ikut terbakar, dan istrinya yang saat itu berada di dalam rumah mengalami pingsan hingga keguguran.

Darmawansyah menegaskan bahwa pihak manajemen mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) di Mesuji untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku kerusuhan dan menciptakan jaminan keamanan bagi karyawan dan perusahaan.

Sementara itu, Taufik Widodo, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Mesuji, mengonfirmasi bahwa pemerintah daerah sedang merumuskan solusi jangka pendek dan panjang untuk menyelesaikan konflik ini.

"Ini menjadi PR besar yang harus disikapi secara serius oleh semua pihak. Kami, bersama dengan DPRD, kepolisian, TNI, dan kejaksaan, sudah menjadikan masalah ini sebagai prioritas. Langkah-langkah penyelesaian sudah berjalan dan akan terus diproses," kata Taufik.

Bupati Mesuji berharap agar investor tetap dapat berinvestasi dengan aman dan nyaman di wilayah tersebut, tanpa ancaman terhadap keselamatan atau investasi mereka. (*)