• Selasa, 11 Februari 2025

Cegah Banjir Susulan, Pemkot Bandar Lampung Mulai Perbaiki Drainase, Gelontorkan Anggaran 20 Miliar

Selasa, 11 Februari 2025 - 08.21 WIB
46

Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana. Foto: Dok Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemkot Bandar Lampung fokus memperbaiki sejumlah drainase untuk mengantisipasi atau mencegah terjadi banjir susulan. Anggaran yang dikucurkan sebesar Rp20 miliar.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk perbaikan drainase dan talud di seluruh wilayah Bandar Lampung. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi atau mencegah terjadi banjir susulan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan, mengatakan dana sebesar Rp20 miliar tersebut diusulkan melalui Belanja Tidak Terduga (BTT).

“Kita usulkan dari BTT sebesar Rp20 miliar untuk perbaikan drainase di seluruh Kota Bandar Lampung. Setiap kecamatan sudah kami cek dan hitung kebutuhan perbaikannya, termasuk talud yang roboh dan saluran air yang perlu dinormalisasi,” kata Iwan, Senin (10/2/2025). 

Ia mengatakan, pengerjaan perbaikan akan dimulai dalam bulan ini, dan sebagian sudah dikerjakan. Fokus utama memperbaiki talud yang rusak serta melakukan normalisasi saluran air agar aliran air tidak terhambat. 

Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, menambahkan Pemkot Bandar Lampung terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi banjir. Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah pemasangan talud dan memperbaiki drainase di wilayah Panjang yang sempat terdampak cukup parah. 

“Sudah ada 31 drainase yang diperbaiki oleh Pemkot. Seperti di wilayah Panjang, kita langsung pasang talud dan memperbaiki drainasenya. Semua kita lakukan agar aliran air kembali lancar dan mencegah genangan air saat hujan deras,” ujar Eva Dwiana, Senin (10/2/2025). 

Eva mengimbau kepada masyarakat khususnya yang hendak membangun rumah, agar lebih memperhatikan sistem drainase dan pembuangan air.

“Jangan asal jadi rumahnya. Pastikan pembuangannya baik agar tidak mengganggu saluran air di lingkungan sekitarnya,” tegas Eva.

Ia juga berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan saluran air. Ia meminta warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke dalam saluran drainase, karena dapat menyumbat aliran air dan menyebabkan banjir. 

Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWSMS) juga turut membantu melakukan normalisasi beberapa aliran sungai yang ada di Bandar Lampung untuk mencegah terjadi banjir susulan.

Kepala BBWSMS, Roy Panagom Pardede, mengatakan aliran sungai di Kota Bandar Lampung yang telah selesai dilakukan normalisasi adalah sungai Way Bako di Kecamatan Panjang.

"Untuk penanganan banjir di Bandar Lampung yang sudah kita kerjakan dengan melakukan normalisasi sungai ada di Way Bako, ini sudah selesai dikerjakan," kata Roy, Minggu (9/2/2025).

Roy menjelaskan, untuk normalisasi Sungai Way Lunik belum dilakukan karena pihaknya belum mendapatkan kepastian anggaran pasca adanya efisiensi yang dilakukan pemerintah pusat.

"Sungai Way Lunik mau kita mulai tapi terkendala anggaran, sehingga tidak bisa kita lanjutkan. Terus terang saja karena belum ada kepastian tentang ketersediaan anggarannya," katanya.

Selain itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemprov Lampung maupun Pemkot Bandar Lampung untuk dapat membantu biaya operasional.

"Kalau Way Lunik itu rencananya mau pengangkatan sedimen. Tapi terkendala tidak tersedia anggaran untuk operasional. Kita sudah sampaikan ke Pemprov Lampung agar bisa dibantu operasional," tuturnya.

Roy menjelaskan, pihaknya juga telah memberikan 40 set biopori kepada Pemkot Bandar Lampung untuk dapat dipasang di daerah rawan banjir.

"Biopori juga sudah dilakukan pemasangan ada sekitar 40 set. Itu kita awali sehingga kedepan harapannya dari Pemkot Bandar Lampung bisa melanjutkan," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Bandar Lampung, Agus Djumadi, meminta Pemkot Bandar Lampung serius mengatasi banjir yang terus berulang.

Agus mengatakan, penanganan banjir harus dilakukan dengan pendekatan jangka panjang, bukan hanya sebatas solusi jangka pendek.

"Kami meminta agar persoalan drainase mendapat perhatian lebih serius karena hal ini menjadi aspek penting dalam kepemimpinan Eva. Dalam RPJMD, masterplan pengelolaan sungai, air, dan banjir harus menjadi prioritas utama," ujar Agus, Senin (10/2/2025).

Menurutnya, terdapat sejumlah perusahaan yang harus dipanggil karena berkontribusi terjadinya banjir.

"Di daerah pesisir, ada perusahaan seperti PT Pelindo dan PT Semen Baturaja yang menyebabkan penyempitan drainase. Kami meminta pihak terkait untuk meninjau kembali hal ini dan mengambil tindakan serius," kata Agus.

Ia mengungkapkan, dinas terkait sudah beberapa kali dipanggil oleh Komisi III DPRD, namun keseriusan dari pihak dinas dalam membenahi persoalan banjir masih perlu ditingkatkan.

"Kami sudah beberapa kali memanggil dinas terkait untuk membahas penataan banjir, dan bukan hanya bersikap reaktif saat banjir terjadi. Pekan lalu, kami juga telah memanggil Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup untuk membahas anggaran. Kami merekomendasikan adanya alokasi anggaran yang lebih jelas untuk mengatasi banjir," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya perencanaan yang lebih matang agar Pemkot tidak kalah dengan semakin pesatnya pertumbuhan permukiman.

"Jika tidak ada perencanaan yang cepat dan tepat, maka kita akan kewalahan menghadapi dampaknya," ucap Agus.

Agus menegaskan, anggaran pembenahan drainase untuk mengatasi banjir harus segera dikucurkan. Sehingga penanganan banjir bisa dilakukan secara cepat dan serius.

Wakil Ketua I DPRD Provinsi Lampung, Kostiana, juga mendesak Pemkot Bandar Lampung mengambil langkah cepat dan serius dalam menanggulangi bencana banjir.

Kostiana juga menyoroti fenomena banjir yang kini tidak hanya melanda daerah pesisir, tetapi juga wilayah perkotaan.

Ia mendesak Pemkot Bandar Lampung untuk segera melakukan pembenahan terkait masalah banjir, baik dari sisi pencegahan maupun penanggulangan.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa penanggulangan banjir tidak lagi bisa dilakukan secara sesaat. Kita butuh solusi jangka panjang yang menyeluruh. Bandar Lampung adalah jantung Provinsi Lampung, jadi tidak boleh ada lagi masyarakat yang terdampak bencana banjir,” kata legislator dari daerah pemilihan (dapil) Bandar Lampung ini.  

Diketahui, ada 11 anggota DPRD Provinsi Lampung periode 2024-2029 dari dapil Bandar Lampung, yakni Fauzan Sibron (NasDem), Fauzi Heri (Gerindra), Kostiana (PDI Perjuangan), Naldi Rinara (NasDem), Taufik Rahman (PKB), Ade Utami Ibnu (PKS), Yusirwan (PAN), Najiullah Syarif (PKB), Andika Wibawa (Gerindra), Budiman As (Demokrat) dan Handitya Narapati (Golkar).

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung ada sebanyak 14.160 rumah warga di Bandar Lampung terdampak banjir yang terjadi pada Jumat (17/1/2025) lalu.

Banjir tersebut menggenangi pemukiman warga di 16 kecamatan dan mengakibatkan 11.223 jiwa terdampak serta 2 orang dinyatakan meninggal dunia akibat terseret banjir dan kesetrum.

Terdapat lima kecamatan di Bandar Lampung yang paling parah terdampak banjir, yaitu Kecamatan Bumi Waras dengan jumlah 2.989 rumah tergenang banjir, Panjang sebanyak 2.880 rumah, Telukbetung Timur sebanyak 2.193 rumah, Telukbetung Selatan sebanyak 1.904 rumah, dan Telukbetung Barat sebanyak 1.007 rumah. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 11 Februari 2025 dengan judul “Cegah Banjir Susulan, Pemkot Mulai Perbaiki Drainase”