Cegah Banjir Susulan, Pemkot Bandar Lampung Mulai Perbaiki Drainase, Gelontorkan Anggaran 20 Miliar
![](https://kupastuntas.co/uploads/posts/cegah-banjir-susulan-pemkot-bandar-lampung-mulai-p_20250211082412.jpg)
Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana. Foto: Dok Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemkot Bandar Lampung fokus memperbaiki
sejumlah drainase untuk mengantisipasi atau mencegah terjadi banjir susulan.
Anggaran yang dikucurkan sebesar Rp20 miliar.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung mengalokasikan anggaran sebesar
Rp20 miliar untuk perbaikan drainase dan talud di seluruh wilayah Bandar
Lampung. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi atau mencegah terjadi banjir
susulan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan, mengatakan
dana sebesar Rp20 miliar tersebut diusulkan melalui Belanja Tidak Terduga
(BTT).
“Kita usulkan dari BTT sebesar Rp20 miliar untuk perbaikan drainase di
seluruh Kota Bandar Lampung. Setiap kecamatan sudah kami cek dan hitung
kebutuhan perbaikannya, termasuk talud yang roboh dan saluran air yang perlu
dinormalisasi,” kata Iwan, Senin (10/2/2025).
Ia mengatakan, pengerjaan perbaikan akan dimulai dalam bulan ini, dan
sebagian sudah dikerjakan. Fokus utama memperbaiki talud yang rusak serta
melakukan normalisasi saluran air agar aliran air tidak terhambat.
Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, menambahkan Pemkot Bandar Lampung
terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi banjir. Salah satu langkah
konkret yang telah dilakukan adalah pemasangan talud dan memperbaiki drainase
di wilayah Panjang yang sempat terdampak cukup parah.
“Sudah ada 31 drainase yang diperbaiki oleh Pemkot. Seperti di wilayah
Panjang, kita langsung pasang talud dan memperbaiki drainasenya. Semua kita
lakukan agar aliran air kembali lancar dan mencegah genangan air saat hujan
deras,” ujar Eva Dwiana, Senin (10/2/2025).
Eva mengimbau kepada masyarakat khususnya yang hendak membangun rumah, agar
lebih memperhatikan sistem drainase dan pembuangan air.
“Jangan asal jadi rumahnya. Pastikan pembuangannya baik agar tidak
mengganggu saluran air di lingkungan sekitarnya,” tegas Eva.
Ia juga berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan
lingkungan dan saluran air. Ia meminta warga untuk tidak membuang sampah
sembarangan, terutama ke dalam saluran drainase, karena dapat menyumbat aliran
air dan menyebabkan banjir.
Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWSMS) juga turut membantu
melakukan normalisasi beberapa aliran sungai yang ada di Bandar Lampung untuk
mencegah terjadi banjir susulan.
Kepala BBWSMS, Roy Panagom Pardede, mengatakan aliran sungai di Kota Bandar
Lampung yang telah selesai dilakukan normalisasi adalah sungai Way Bako di
Kecamatan Panjang.
"Untuk penanganan banjir di Bandar Lampung yang sudah kita kerjakan
dengan melakukan normalisasi sungai ada di Way Bako, ini sudah selesai
dikerjakan," kata Roy, Minggu (9/2/2025).
Roy menjelaskan, untuk normalisasi Sungai Way Lunik belum dilakukan karena
pihaknya belum mendapatkan kepastian anggaran pasca adanya efisiensi yang
dilakukan pemerintah pusat.
"Sungai Way Lunik mau kita mulai tapi terkendala anggaran, sehingga
tidak bisa kita lanjutkan. Terus terang saja karena belum ada kepastian tentang
ketersediaan anggarannya," katanya.
Selain itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemprov Lampung maupun
Pemkot Bandar Lampung untuk dapat membantu biaya operasional.
"Kalau Way Lunik itu rencananya mau pengangkatan sedimen. Tapi
terkendala tidak tersedia anggaran untuk operasional. Kita sudah sampaikan ke
Pemprov Lampung agar bisa dibantu operasional," tuturnya.
Roy menjelaskan, pihaknya juga telah memberikan 40 set biopori kepada
Pemkot Bandar Lampung untuk dapat dipasang di daerah rawan banjir.
"Biopori juga sudah dilakukan pemasangan ada sekitar 40 set. Itu kita
awali sehingga kedepan harapannya dari Pemkot Bandar Lampung bisa
melanjutkan," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Bandar Lampung, Agus Djumadi, meminta
Pemkot Bandar Lampung serius mengatasi banjir yang terus berulang.
Agus mengatakan, penanganan banjir harus dilakukan dengan pendekatan jangka
panjang, bukan hanya sebatas solusi jangka pendek.
"Kami meminta agar persoalan drainase mendapat perhatian lebih serius
karena hal ini menjadi aspek penting dalam kepemimpinan Eva. Dalam RPJMD,
masterplan pengelolaan sungai, air, dan banjir harus menjadi prioritas
utama," ujar Agus, Senin (10/2/2025).
Menurutnya, terdapat sejumlah perusahaan yang harus dipanggil karena
berkontribusi terjadinya banjir.
"Di daerah pesisir, ada perusahaan seperti PT Pelindo dan PT Semen
Baturaja yang menyebabkan penyempitan drainase. Kami meminta pihak terkait
untuk meninjau kembali hal ini dan mengambil tindakan serius," kata Agus.
Ia mengungkapkan, dinas terkait sudah beberapa kali dipanggil oleh Komisi
III DPRD, namun keseriusan dari pihak dinas dalam membenahi persoalan banjir
masih perlu ditingkatkan.
"Kami sudah beberapa kali memanggil dinas terkait untuk membahas
penataan banjir, dan bukan hanya bersikap reaktif saat banjir terjadi. Pekan
lalu, kami juga telah memanggil Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup untuk
membahas anggaran. Kami merekomendasikan adanya alokasi anggaran yang lebih
jelas untuk mengatasi banjir," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya perencanaan yang lebih matang agar
Pemkot tidak kalah dengan semakin pesatnya pertumbuhan permukiman.
"Jika tidak ada perencanaan yang cepat dan tepat, maka kita akan
kewalahan menghadapi dampaknya," ucap Agus.
Agus menegaskan, anggaran pembenahan drainase untuk mengatasi banjir harus
segera dikucurkan. Sehingga penanganan banjir bisa dilakukan secara cepat dan
serius.
Wakil Ketua I DPRD Provinsi Lampung, Kostiana, juga mendesak Pemkot Bandar
Lampung mengambil langkah cepat dan serius dalam menanggulangi bencana banjir.
Kostiana juga menyoroti fenomena banjir yang kini tidak hanya melanda
daerah pesisir, tetapi juga wilayah perkotaan.
Ia mendesak Pemkot Bandar Lampung untuk segera melakukan pembenahan terkait
masalah banjir, baik dari sisi pencegahan maupun penanggulangan.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa penanggulangan banjir tidak lagi bisa
dilakukan secara sesaat. Kita butuh solusi jangka panjang yang menyeluruh.
Bandar Lampung adalah jantung Provinsi Lampung, jadi tidak boleh ada lagi
masyarakat yang terdampak bencana banjir,” kata legislator dari daerah
pemilihan (dapil) Bandar Lampung ini.
Diketahui, ada 11 anggota DPRD Provinsi Lampung periode 2024-2029 dari
dapil Bandar Lampung, yakni Fauzan Sibron (NasDem), Fauzi Heri (Gerindra),
Kostiana (PDI Perjuangan), Naldi Rinara (NasDem), Taufik Rahman (PKB), Ade
Utami Ibnu (PKS), Yusirwan (PAN), Najiullah Syarif (PKB), Andika Wibawa
(Gerindra), Budiman As (Demokrat) dan Handitya Narapati (Golkar).
Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Provinsi Lampung ada sebanyak 14.160 rumah warga di Bandar Lampung
terdampak banjir yang terjadi pada Jumat (17/1/2025) lalu.
Banjir tersebut menggenangi pemukiman warga di 16 kecamatan dan
mengakibatkan 11.223 jiwa terdampak serta 2 orang dinyatakan meninggal dunia
akibat terseret banjir dan kesetrum.
Terdapat lima kecamatan di Bandar Lampung yang paling parah terdampak
banjir, yaitu Kecamatan Bumi Waras dengan jumlah 2.989 rumah tergenang banjir,
Panjang sebanyak 2.880 rumah, Telukbetung Timur sebanyak 2.193 rumah,
Telukbetung Selatan sebanyak 1.904 rumah, dan Telukbetung Barat sebanyak 1.007
rumah. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 11 Februari 2025
dengan judul “Cegah Banjir Susulan, Pemkot Mulai Perbaiki Drainase”
Berita Lainnya
-
Warga Sabah Balau Kekeuh Bertahan Jelang Penertiban Esok Hari
Selasa, 11 Februari 2025 -
Pengamat: Rolling Jabatan Era Pj Gubernur Lampung Tidak Urgen dan Rawan Kepentingan
Selasa, 11 Februari 2025 -
Rolling Jabatan Berkali-kali, Manajemen Kepegawaian Pemprov Lampung Dinilai Belum Optimal
Selasa, 11 Februari 2025 -
Perluasan Kandang Badak di Hutan TNWK Tuai Penolakan LSM dan Ormas
Selasa, 11 Februari 2025