• Rabu, 12 Februari 2025

Akademisi Nilai Pemekaran Bandar Negara Berdampak Pada Penurunan PAD Lamsel

Selasa, 11 Februari 2025 - 17.48 WIB
36

Akademisi dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Surya Tri Esthi WH, ST, M.PWK. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wacana pemekaran Bandar Negara yang mencakup beberapa kecamatan strategis di Lampung Selatan (Lamsel) diprediksi berdampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Akademisi dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Surya Tri Esthi WH, ST, M.PWK, menilai bahwa wilayah yang akan menjadi bagian dari daerah otonomi baru ini memiliki peran besar dalam perekonomian Lampung Selatan.

Menurutnya, sejumlah kecamatan yang masuk dalam rencana pemekaran, seperti Natar, Jatiagung, Tanjung Bintang, Merbau Mataram, dan Tanjungsari, merupakan kawasan yang memiliki potensi ekonomi tinggi. Keberadaan Bandara Radin Inten II, Kawasan Industri Tanjung Bintang, serta ITERA menjadikan wilayah ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

"Jika pemekaran terealisasi, Lampung Selatan berisiko kehilangan PAD yang cukup besar karena wilayah yang berkontribusi terhadap pendapatan daerah akan beralih ke kabupaten baru," ujar Surya, Selasa (11/2/2025).

Sebagai solusi, Surya menyarankan agar Lampung Selatan lebih serius mengembangkan potensi pariwisata, terutama di kawasan pesisir yang memiliki daya tarik tersendiri. Dengan garis pantai yang panjang serta potensi perikanan yang melimpah, wilayah ini dinilai mampu menjadi motor baru bagi perekonomian daerah.

"Dengan mengoptimalkan sektor pariwisata berbasis kelautan dan perikanan, Lampung Selatan bisa menciptakan sumber PAD baru yang berkelanjutan," katanya.

Surya yang juga tergabung dalam Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAPI) menekankan bahwa dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPN) berdasarkan PP No. 50 Tahun 2011, Lampung Selatan memiliki status sebagai pintu gerbang utama Sumatera serta masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), termasuk wilayah sekitar Gunung Krakatau.

"Potensi besar ini harus dioptimalkan dengan pengelolaan yang baik agar mampu menarik wisatawan dan investor, sehingga berdampak positif bagi perekonomian daerah," jelasnya.

Salah satu proyek besar yang berpotensi meningkatkan sektor pariwisata di Lampung Selatan adalah pengembangan Bakauheni Harbour City. Kawasan ini dirancang sebagai pusat terpadu yang menghubungkan sektor transportasi, perdagangan, dan pariwisata.

"Dengan lokasi yang strategis, proyek ini dapat menarik investor di bidang perhotelan, infrastruktur, hingga industri kreatif," ujarnya.

Selain itu, beberapa destinasi wisata yang sudah berkembang seperti Pantai Bakauheni, Pantai Rio By The Beach, dan Pantai Minang Rua bisa semakin dikembangkan agar menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dan mendongkrak PAD.

Surya juga menekankan pentingnya prinsip keberlanjutan dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kelautan.

"Pengelolaan harus berbasis lingkungan agar memberikan dampak jangka panjang yang positif bagi masyarakat dan daerah," katanya.

Ia menambahkan, pemerintah daerah harus mengambil langkah strategis dalam mendukung investasi pariwisata melalui kebijakan tata ruang yang jelas serta regulasi yang menarik bagi investor.

"Jika dikelola dengan baik, sektor pariwisata bukan hanya mendongkrak perekonomian daerah tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutupnya. (*)