Produksi Padi Lambar Capai 80.362 Ton, BNS dan Suoh Penyumbang Terbesar
![](https://kupastuntas.co/uploads/posts/produksi-padi-lambar-capai-80362-ton-bns-dan-suoh-_20250210140812.jpg)
Kepala DTPH Lampung Barat Nata Djudin Amran. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) mencatat realisasi produksi gabah
kering panen (GKP) pada tahun 2024 mencapai 80.362,1 ton, mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya.
Kepala DTPH Lampung Barat Nata Djudin Amran mengatakan sebagai salah satu
daerah penghasil gabah, produktivitas padi di Bumi Beguai Jejama Sai betik
terus menunjukkan tren positif atau mengalami peningkatan setiap tahun.
"Untuk produktivitas gabah kering di tahun 2024 mencapai 80.3621,1
ton, dengan luas lahan produktif 10.464 hektare sehungga ini terus menunjukkan
hasil yang positif," kata dia kepada wartawan saat di konfirmasi, Senin
(10/2/2025).
Ia menambahkan, dengan produktivitas tersebut pemerintah kabupaten Lampung
Barat terus mendorong peningkatan produksi setiap tahun, dimana untuk tahun
2025 target produksi diproyeksi mencapai 97.183,9 ton.
Nata menuturkan, ada beberapa wilayah yang menjadi sentra penghasil padi
terbesar di Lampung Barat, diantaranya Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh
(BNS), kedua kecamatan tersebut diharap terus meningkatkan produksi.
Ia menjelaskan, produksi rata-rata per hektare bisa mencapai 4,8 ton pada
tahun 2024, sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 4,6 ton per hektare.
"Artinya ada peningkatan produksi dan ini yang terus kita dorong,"
imbuhnya.
Namun demikian kata dia, ada beberapa kendala yang di hadapi para petani
dalam meningkatkan produktivitas khususnya di kedua kecamatan tersebut,
diantaranya potensi banjir dan adanya konflik satwa dengan manusia.
Nata menuturkan, dua kecamatan tersebut memang tercatat rawan terjadinya
banjir khususnya pada musim hujan sebab kondisi geografis persawahan di wilayah
tersebut dekat dengan aliran sungai-sungai besar.
"Jadi masalah cuaca yang buruk seperti hujan deras yang berpotensi
banjir, dan juga konflik satwa liar di BNS Suoh sehingga petani lebih was-was
saat hendak bertani, ini yang saat ini jadi kendala para petani,"
imbuhnya.
Untuk menangani persoalan tersebut kata dia, pihaknya juga terus
berkoodinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas PUPR
untuk melakukan penanganan darurat titik rawan banjir.
"Karena beberapa kendala musibah itu yang kadang tidak bisa kita
lakukan respon segera, sehingga kita juga meminta para petani dapat membatasi
kegiatan dan tetap berhati-hati saat menjalankan aktivitas bertani,"
pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Rugikan Negara Rp 57 Juta, Peratin Kubu Perahu Lampung Barat Baru Kembalikan Rp 15 Juta
Senin, 10 Februari 2025 -
Dinsos Lambar Minta Operator Desa Tuntaskan Pemadanan Data Penerima Bantuan Sebelum 15 Februari
Senin, 10 Februari 2025 -
Usai Rugikan Negara Rp 57 Juta, Proyek Peningkatan Jalan di Kubu Perahu Lambar Diduga Kembali Bermasalah
Jumat, 07 Februari 2025 -
Hewan Buas Diduga Harimau Memangsa Anjing di Kubu Perahu Lampung Barat
Senin, 03 Februari 2025