Pemkot Bandar Lampung Masih Lemah Mitigasi Banjir Jangka Panjang
![](https://kupastuntas.co/uploads/posts/pemkot-bandar-lampung-masih-lemah-mitigasi-banjir-_20250210120402.jpg)
Dosen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatra (ITERA) yang juga peneliti banjir, Arif Rohman. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Banjir telah menjadi ancaman rutin bagi Kota Bandar Lampung, terutama saat musim hujan tiba. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung untuk mengatasi masalah ini, seperti normalisasi sungai, perbaikan drainase hingga program penanaman pohon dan pembuatan lubang biopori.
Dosen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatra (Itera) yang juga
peneliti banjir, Arif Rohman mengatakan, jika langkah-langkah tersebut
cenderung lebih bersifat responsif, dilakukan hanya ketika musim hujan tiba
atau setelah banjir melanda.
"Pola penanganan ini mengindikasikan masih lemahnya mitigasi jangka
panjang, yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam penanggulangan bencana
banjir," kata dia saat dimintai keterangan, Senin (10/2/2025).
Menurutnya, berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber pada
tahun 2025, Pemkot Bandar Lampung mengalokasikan anggaran sebesar Rp165 miliar
untuk perbaikan fasilitas kota, termasuk sistem drainase.
Meskipun angka ini cukup besar, efektivitasnya perlu dipertanyakan jika
perbaikan hanya dilakukan secara lokal tanpa perencanaan secara menyeluruh.
"Untuk memastikan anggaran tersebut tepat sasaran, Pemkot seharusnya
terlebih dahulu menyusun rencana berbasis data topografi resolusi tinggi dan
analisis aliran air," paparnya.
Ia juga menjelaskan jika Pemkot Bandar Lampung telah memiliki Masterplan
Drainase yang ditandatangani pada 22 April 2022 yaitu Perda Nomor 4 tahun 2022.
Perda ini harus dilaksanakan paling lama 2 tahun setelah Perda diundangkan
yang artinya pada April 2024 lalu perencanaan sistem drainase yang meliputi
rencana induk, studi kelayakan, dan perencanaan teknis terinci harusnya sudah
ada.
"Data topografi resolusi tinggi pada skala 1:5.000 untuk dasar
perencanaan detail tata ruang hingga saat ini belum dimiliki oleh Kota Bandar
Lampung," jelasnya.
Data ini sangat penting untuk menentukan arah aliran drainase yang benar
dan memastikan sistem drainase terintegrasi secara keseluruhan.
"Kota Bandar Lampung telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
tahun 2021-2041 (Perda No.4, 2021) pada skala 1:25.000, dan sedang mengusahakan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) pada skala 1:5.000 yang tentunya juga
membutuhkan data yang sama," katanya.
Perbaikan berbasis data tidak hanya akan membantu mengurangi risiko banjir
tetapi juga mencegah perpindahan masalah ke wilayah lain.
"Tanpa pendekatan ini, besar kemungkinan dana yang telah dianggarkan
akan habis tanpa memberikan solusi jangka panjang," ungkapnya.
Menurut dia selain perbaikan infrastruktur, salah satu faktor utama yang
memperparah banjir di Bandar Lampung adalah ketidaksesuaian tata guna lahan.
Alih fungsi lahan yang tidak terkendali telah mengurangi kemampuan tanah
untuk menyerap air, mempercepat aliran permukaan, dan meningkatkan risiko
banjir.
"Pemkot harus lebih tegas dalam menindak pelanggaran tata ruang,
terutama jika lokasi tersebut terbukti berkontribusi terhadap kejadian
banjir," katanya.
Sehingga, Pemkot Bandar Lampung memerlukan alat deteksi untuk menentukan
lokasi mana yang berkontribusi tterhadap kejadian banjir atau memperparah
banjir.
"Penertiban bangunan yang berdiri di daerah resapan air harus segera
dilakukan. Pemkot juga perlu memastikan bahwa seluruh pembangunan mengikuti
rencana tata ruang yang telah disusun," imbuhnya.
Menurutnya tanpa penegakan hukum yang konsisten, langkah-langkah mitigasi
akan selalu terbentur oleh praktik pembangunan yang tidak berkelanjutan.
"Langkah-langkah penanggulangan banjir di Bandar Lampung perlu
bertransformasi dari sekadar responsif menjadi lebih proaktif dan berbasis
data," katanya.
Perencanaan drainase yang matang, mitigasi yang kuat, dan penegakan aturan
tata ruang akan membantu mengurangi risiko banjir secara signifikan di masa
depan.
"Pengadaan data topografi resolusi tinggi harus menjadi prioritas
utama agar perencanaan ke depan dapat dilakukan dengan baik dan
komprehensif," tambahnya.
Dengan potensi anggaran yang besar, Pemkot Bandar Lampung memiliki
kesempatan untuk membuat perubahan nyata yang berdampak positif bagi
masyarakat.
"Masyarakat pun perlu ikut berperan serta dalam menjaga lingkungan dan
mendukung kebijakan pemerintah yang mengutamakan keberlanjutan. Banjir bukanlah
takdir, melainkan tantangan yang dapat diatasi dengan perencanaan yang tepat
dan komitmen bersama," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
1.200 Personel Siap Eksekusi Lahan Pemprov Lampung di Sabah Balau dan Sukarame Baru
Senin, 10 Februari 2025 -
Komisi IV DPRD Nilai Dinas Kesehatan Bandar Lampung Lambat Tindaklanjuti Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Senin, 10 Februari 2025 -
Kota Bandar Lampung Langganan Banjir, Dewan Minta Perbaikan Drainase Berkelanjutan
Senin, 10 Februari 2025 -
Dimulai Maret, Makan Bergizi Gratis di Kota Bandar Lampung Ditaksir Habiskan Rp54 Miliar
Senin, 10 Februari 2025