• Jumat, 07 Februari 2025

Bedah Mitos Seputar Kanker, Cara Pengobatan dan Kemoterapi

Jumat, 07 Februari 2025 - 18.03 WIB
19

Peringatan Hari Kanker Sedunia di RS Urip Sumoharjo dengan menggelar diskusi interaktif bersama pasien kanker dan keluarga mereka di ruang Kemoterapi, Jumat (7/2/2025). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh setiap tanggal 4 Februari, Rumah Sakit (RS) Urip Sumoharjo menggelar diskusi interaktif bersama pasien kanker dan keluarga mereka di ruang Kemoterapi, Jumat (7/2/2025).

Acara ini bertujuan memberikan edukasi tentang pentingnya pencegahan kanker, mengenal gejala sejak dini, serta fakta dan mitos seputar pengobatan kanker. Kegiatan ditutup dengan pembagian bunga kepada para pasien kemoterapi sebagai simbol dukungan dan harapan. 

dr. Sukarti, SpP. Spesialis paru-paru dalam diskusi tersebut menekankan bahwa pencegahan adalah langkah terbaik dalam menghadapi kanker. Ia menjelaskan bahwa pola hidup sehat dapat menurunkan risiko kanker secara signifikan. 

“Pencegahan kanker dimulai dari menghindari faktor risiko, seperti merokok. Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru. Bahkan, perokok pasif yang terpapar asap rokok dalam jangka panjang juga berisiko tinggi terkena kanker paru-paru,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa gejala kanker paru-paru sering tidak terasa di awal, tetapi setelah 20 hingga 25 tahun, penderita bisa mulai mengalami kesulitan bernapas.

"Oleh karena itu, berhenti merokok dan menjauhi paparan asap rokok adalah langkah pencegahan yang sangat penting, " ungkapnya.

Selain itu, dr. Ari juga menganjurkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan cukup istirahat. 

Dalam kesempatan yang sama, dr. Ari Setiawan menjelaskan tentang kanker serviks yang menjadi perhatian khusus.

“Kanker serviks adalah satu-satunya jenis kanker yang penyebabnya sudah jelas, yaitu infeksi Human Papillomavirus (HPV). Untuk mencegahnya, wanita dapat melakukan vaksinasi HPV dan pemeriksaan dini seperti pap smear,” terangnya. 

Ia menyarankan agar vaksin HPV diberikan kepada wanita yang sudah menikah minimal tiga tahun setelah pernikahan untuk memberikan perlindungan terbaik.

“Deteksi dini sangat penting agar sel abnormal dapat diketahui sebelum berkembang menjadi kanker,” tambahnya. 

Pilihan Metode Pengobatan Kanker

dr. Bintang Abadi Siregar, spesialis bedah onkologi, menjelaskan bahwa terdapat tiga metode utama dalam pengobatan kanker, yaitu operasi, kemoterapi, dan radiasi. Pemilihan metode pengobatan tergantung pada jenis kanker, lokasi, serta stadiumnya. 

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada pengobatan tradisional atau alternatif yang menjanjikan penyembuhan instan.

“Jika penanganan awal salah, pengobatan selanjutnya akan menjadi lebih sulit. Pengobatan tradisional tanpa bukti medis hanya memberikan harapan palsu dan sering kali justru memperburuk kondisi pasien,” tegasnya. 

Ia menekankan pentingnya edukasi yang tepat agar pasien tidak takut menjalani pengobatan. 

Dalam acara tersebut, Direktur RS Urip Sumoharjo, dr. Rio Rimbo juga menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam proses penyembuhan pasien kanker. Dukungan moral dan semangat dari orang-orang terdekat terbukti mampu meningkatkan motivasi pasien untuk sembuh. 

“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kanker serta cara mencegah dan mengobatinya. Semangat dan dukungan dari keluarga serta tenaga medis menjadi kunci utama dalam membantu pasien melawan kanker,” ucap dr. Rio.

Mitos dan Fakta tentang Kemoterapi

dr. Sukarti juga meluruskan beberapa mitos yang sering beredar mengenai kemoterapi. Ia menjelaskan bahwa kemoterapi menyebabkan rasa sakit, itu adalah mitos.

Tetapi faktanya adalah kemoterapi tidak menimbulkan rasa sakit secara langsung, meski efek samping seperti mual atau lemas mungkin terjadi. Serta kemoterapi tidak selalu menyebabkan rambut rontok. 

 "Fakta nya tidak semua pasien mengalami kerontokan rambut. Pada pasien yang mengalami efek samping ini, kerontokan terjadi secara bertahap, " jelasnya.

Acara diskusi berlangsung dengan penuh antusiasme, diikuti oleh puluhan pasien dan keluarga. Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk menyebarkan kesadaran bahwa kanker bisa dicegah dan diobati jika ditangani dengan baik sejak dini. (*)