HKTI Lampung Minta Bulog Serap Hasil Panen Lebih Maksimal Demi Ketahanan Pangan
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Produksi gabah kering giling (GKG) di Provinsi Lampung pada tahun 2025 ditargetkan mencapai 2.832.483 ton. Jika dikonversikan, produksi ini setara dengan sekitar 1,6 juta ton beras. Namun, Perum Bulog Lampung hanya menargetkan penyerapan beras sebanyak 100.000 ton dari total hasil produksi tahun ini.
Target yang sangat kecil ini memunculkan kekhawatiran dari berbagai pihak, terutama para petani yang menggantungkan hidup mereka dari hasil panen.
Sekretaris DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Lampung, R. Prabawa, menyoroti rendahnya target penyerapan Bulog. Ia menilai bahwa jika Bulog hanya menyerap 100.000 ton beras, maka masih ada ratusan ribu ton hasil panen yang berpotensi tidak terserap.
Kondisi ini dikhawatirkan akan merugikan petani, apalagi di tengah upaya mendukung ketahanan pangan nasional.
"Kalau kita lihat, kita harus menyerap sesuai arahan dari pemerintah pusat untuk menjaga ketahanan pangan. Jadi, bagaimana caranya Bulog bisa menyerap lebih banyak dari hasil panen petani. Kalau Bulog hanya menyerap 100.000 ton, lalu sisanya mau dikemanakan?," kata R. Prabawa, Kamis (6/2/2025).
Ia menegaskan bahwa Bulog harus meningkatkan target penyerapan agar lebih maksimal. Pasalnya, jika produksi berlimpah tetapi tidak ada jaminan penyerapan yang cukup, petani akan kesulitan menjual hasil panennya.
"Salah satu solusi yang diusulkan adalah menjadikan sebagian beras sebagai beras premium atau produk olahan lain yang bisa memberikan nilai tambah bagi petani, " ucap dia.
Saat ini, petani di Provinsi Lampung tengah memasuki musim hujan, yang diperkirakan akan memengaruhi produksi tanaman padi. R. Prabawa juga mengingatkan bahwa ancaman banjir menjadi salah satu tantangan yang harus diantisipasi. Sistem persawahan yang terdampak banjir berpotensi menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Meski begitu, ia optimistis dengan proyeksi hasil panen tahun ini jika pasca-panen dapat dikelola dengan baik. Menurutnya, perhatian pemerintah dan pemangku kepentingan terhadap kebutuhan petani sangatlah penting. Salah satunya adalah penyediaan benih unggul bersubsidi yang dapat meningkatkan produksi.
"Kepastian penjualan hasil panen itu penting. Selain itu, kualitas benih juga harus diperhatikan. Jika benih yang digunakan bagus, maka hasil panen juga akan lebih maksimal. Pemerintah harus memastikan adanya subsidi benih unggul untuk membantu petani meningkatkan produktivitas," tegasnya.
Di tengah target produksi yang tinggi, dukungan dari Bulog dan pemerintah sangat diharapkan oleh para petani. Penyerapan hasil panen secara maksimal bukan hanya akan membantu petani, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional. (*)
Berita Lainnya
-
Pengamat: Peningkatan Produktivitas Jadi Tantangan Swasembada Pangan di Lampung
Kamis, 06 Februari 2025 -
24 SMK di Lampung Diusulkan Jadi BLUD, Berikut Rincianya
Kamis, 06 Februari 2025 -
Hingga Januari, Bulog Lampung Sudah Serap 89.50 Ton Gabah
Kamis, 06 Februari 2025 -
Dewan Minta Pemkot Bandar Lampung Invetarisir Pohon Tua Rawan Tumbang
Kamis, 06 Februari 2025