Sasa Chalim: Kemudahan Ajukan Pinjol Buat Masyarakat Terlena

Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Sasa Chalim. Foto: Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - DPRD Provinsi
Lampung turut menyoroti peningkatan jumlah masyarakat Lampung yang melakukan
pinjaman online atau pinjaman daring.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Sasa
Chalim mengatakan, jika proses pinjol yang sangat mudah dan cepat terkadang
membuat masyarakat menjadi terlena.
"Maraknya pinjaman online justru kadang
membuat korban rugi lebih besar. Memang prosesnya mudah dan cepat, tetapi
kadang peminjam terlena karena kemudahan tersebut sehingga tanpa disadari
bunganya semakin membesar," kata dia saat dimintai keterangan, Rabu
(5/2/2025).
Menurutnya, dengan bunga yang semakin besar
tersebut akhirnya membuat peminjam menjadi kebingungan untuk membayar. Belum
lagi disaat menagih sering disertai dengan ancaman.
"Akibat terlena sehingga tanpa disadari
bunga semakin besar. Dan ini membuat banyak korban akhirnya kebingungan untuk
membayarnya," katanya lagi.
Politisi PKB tersebut mengatakan jika dirinya
sering menemukan kasus tersebut dikalangan mahasiswa yang mengakibatkan mereka
stres hingga menganggu proses perkuliahan.
"Kasus ini sering saya temui di kalangan
mahasiswa. Sehingga akhirnya membuat mereka mengalami stress dan mengganggu
proses kuliah mereka bahkan hingga mengakibatkan berhenti kuliah,"
ungkapnya.
Oleh karena itu ia mengimbau kepada seluruh
masyarakat untuk dapat berhati-hati dengan iming-iming pinjaman online.
"Saya menghimbau untuk semua masyarakat
berhati hati dengan iming-iming iming pinjaman online yang mudah karena bisa
merugikan dan berdampak buruk lebih besar," kata dia.
Seperti diketahui OJK Provinsi Lampung
mencacat hingga September 2024, jumlah rekening penerima pinjaman online aktif
di Lampung mencapai 409.560 rekening.
Angka tersebut naik 67.780 rekening atau
tumbuh 119,83 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari total pinjaman yang disalurkan,
penyaluran melalui fintech peer-to-peer lending (P2PL) juga mengalami lonjakan.
Hingga September 2024, nilai transaksi
mencapai Rp388,57 miliar, meningkat Rp92,37 miliar atau 131,19 persen
dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp296,20 miliar. (*)
Berita Lainnya
-
Universitas Teknokrat Beri Pelatihan Guru SMA Muhammadiyah 1 Metro soal Koding dan Kecerdasan Buatan
Minggu, 06 Juli 2025 -
Kostiana Ajak Warga Bandar Lampung Bangkitkan Semangat Kebangsaan Lewat Sosialisasi Pancasila
Sabtu, 05 Juli 2025 -
Universitas Saburai Lepas 199 Mahasiswa KKN di Lampung Selatan, Rektor: Jadilah Pembawa Solusi Bagi Masyarakat
Sabtu, 05 Juli 2025 -
Misteri Pembunuhan Sopir Travel di Lampung Selatan Terungkap, Pelaku Mengaku Sakit Hati dengan Korban
Sabtu, 05 Juli 2025