APTISI Ungkap Alasan Masih Adanya PTS di Lampung Belum Terakreditasi
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah II-B Lampung mengakui masih ada program studi maupun perguruan tinggi swasta didaerah setempat yang belum terakreditasi.
Ketua APTISI Wilayah II-B Lampung, Firmansyah Y. Alfian mengatakan, jika terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh perguruan tinggi sehingga belum memiliki akreditasi.
"Memang masih ada progam studi maupun perguruan tinggi yang belum terakreditasi. Sesuai dengan arahan L2DIKTI kami sudah mendorong teman-teman yang belum terakreditasi untuk segera mengajukan proses akreditasi," kata dia saat dimintai keterangan, Selasa (4/2/2025).
Menurutnya, akreditasi perguruan tinggi dilakukan oleh BAN - PT dan dibiayai oleh pemerintah sementara akreditasi program studi melalui lembaga akreditasi mandiri dan biayanya cukup tinggi.
"Akreditasi prodi ini melalui lembaga akreditasi mandiri yang biaya juga cukup tinggi mencapai Rp50 juta dan kesehatan Rp100 juta. Sehingga ini yang menjadi kendala oleh teman perguruan tinggi," imbuhnya.
Oleh karena itu pihaknya telah menyampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan juga DPR RI untuk tidak mewajibkan akreditasi untuk program studi.
"Kita minta yang menjadi wajib adalah akreditasi perguruan tinggi dan dilaksanakan oleh BAN - PT. Tetapi untuk program studi sunah karena ketika perguruan tinggi sudah terakreditasi insyaallah yang lain sudah memenuhi syarat," katanya lagi.
Baca juga : 30 Kampus Swasta di Lampung Belum Terakreditasi A dan B, Ini Kata Pakar Pendidikan Unila
"Karena seperti Darmajaya ada 16 prodi dan 1 akreditasi perguruan tinggi sehingga ada 17 yang mesti di akreditasi setiap 5 tahun. Artinya pengulangan proses itu selama 5 tahun ada 17 kali. Sehingga fokus kita bukan untuk pengembangan tetapi mikirin administrasi terus," sambungnya.
Oleh karena itu ia mengimbau kepada orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi untuk dapat memperhatikan akreditasi kemudian sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan kurikulum.
"Kalau misal belum terakreditasi maka pilih lah yang sudah terakreditasi karena secara kualitas sudah memenuhi syarat oleh pemerintah karena ini jadi tolak ukut utama. Selain itu sarana dan prasarana, SDM dan juga kurikulum nya juga diperhatikan," katanya lagi.
Pada kesempatan tersebut ia mengatakan jika saat ini ada 63 perguruan tinggi swasta di Lampung baik universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan politeknik.
"Jumlah mahasiswa 60.000 an dan ini sebenarnya belum mengcover karena APK Lampung ini terendah se Sumatera hanya 22 persen sedang nasional 28 sampai 29 persen," katanya lagi.
Ia juga mengatakan jika L2DIKTI saat ini cukup ketat mengawasi perguruan tinggi swasta sehingga mereka harus melakukan pembelajaran sesuai dengan arahan pemerintah.
"Seperti kita tahu ada perguruan tinggi yang ditutup karena memang tidak menjalankan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang menjadi arahan dari pemerintah, sudah diberikan warning tapi masih tetap," katanya lagi.
"Dulu kita sering menjumpai ada kampus yang nerima mahasiswa mungkin 300 tapi yang wisuda ada 700 orang dan ini sekarang tidak bisa lagi karena semua terdata mulai dari mahasiswa masuk, pembelajaran setiap semester kita laporkan secara rutin," sambungnya.
Pada kesempatan tersebut ia mengatakan jika berdasarkan pemeparan L2DIKTI perguruan tinggi swasta di Lampung juga cukup berprestasi kemudian yang memiliki akreditasi unggul juga di Lampung dan paling banyak.
"Selain itu guru besarnya juga banyak dari Lampung. Sehingga saya menghimbau kepada teman-teman ayo kita sama-sama menjalan pembelajaran sesuai dengan yang sudah ditentukan," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Pohon Besar Tumbang di Jalan Sultan Agung Bandar Lampung Sebabkan Kemacetan
Selasa, 04 Februari 2025 -
DPRD Bandar Lampung Apresiasi Prabowo Aktifkan Lagi Pengecer LPG 3 Kg
Selasa, 04 Februari 2025 -
Tahun 2024, KAI Divre IV Angkut 28 Juta Ton Barang dan 1 Juta Penumpang
Selasa, 04 Februari 2025 -
Kuota Bio Solar di Lampung Tahun 2025 Turun 6 Persen
Selasa, 04 Februari 2025