• Senin, 24 Februari 2025

Pabrik Singkong Tutup, Petani di Lamtim Kesulitan Jual Singkong

Jumat, 31 Januari 2025 - 09.14 WIB
220

Tampak antrian truk-truk pengangkut singkong di Pabrik tapioka di Desa Muara Jaya, Kecamatan Purbolinggo. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur – Setelah beberapa hari pabrik tapioka dan lapak singkong di Lampung Timur tutup, sejumlah petani mulai khawatir dengan nasib hasil panennya. Mereka takut singkong yang belum terjual akan membusuk dan menyebabkan kerugian yang lebih besar.

Seperti yang diungkapkan Ahmad, seorang petani singkong asal Kecamatan Purbolinggo, dirinya bersama rekan-rekannya berharap pabrik tapioka di Desa Muara Jaya, Kecamatan Purbolinggo, memberikan kebijakan agar mau membeli singkong untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

"Ini kalau singkong tidak bisa terjual akhirnya busuk, kalau sudah busuk dibuang ruginya lebih banyak kami, sementara singkong memang sudah waktu dipanen dan akan ganti tanaman lain," kata Ahmad. Jumat (31/1/2025).

Untuk memenuhi kebutuhan keuangan seperti biaya sekolah anak, pembelian bahan makanan, dan kebutuhan lainnya, Ahmad mengandalkan hasil penjualan singkong. Sebagai petani kecil, ia tidak memiliki sumber penghasilan lain selain bertani.

Menurut Ahmad pabrik tapioka Desa Muarajaya, Kecamatan Purbolinggo enggan membeli singkong karena masih akan ada pembahasan terkait harga. Sementara itu, singkong yang telah dipanen oleh Ahmad dan petani lainnya sudah siap untuk dijual.

"Ada 20 truk yang berharap perusahaan mau membeli singkong kami. Dengan harga yang lama pun, kami tidak masalah, asalkan singkong kami tidak terbuang dan membusuk," terang Ahmad.

Bokir, seorang penjual dari Lampung Tengah, juga berharap pihak perusahaan tapioka tersebut dapat memberikan kebijakan untuk menerima singkongnya, meskipun dengan harga Rp1.225 per kilogram dan potongan 29 persen.

Menurut Bokir, sambil menunggu informasi dari pemerintah terkait penetapan harga, dirinya siap menerima harga singkong dengan harga lama. Hal ini dilakukan agar Bokir tidak mengalami kerugian lebih besar.

"Daripada rugi besar singkong saya diharga 1.225 dulu tidak apa, soalnya singkong sudah saya cabut karena mau ganti tanaman lagi, mudah-mudahan kedepan ada kenaikan harga singkong," kata Bokir. (*)