Petani di Lampung Selatan Terpaksa Jual Singkong Hingga Keluar Daerah

Petani tengah memanen singkong di Kota Baru, Lampung Selatan, Kamis (30/1/2025). Foto:Ria/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Raut sendu terlihat dari wajah Darmadi (50). Di bawah sinar matahari, ia dibantu tiga orang teman tengah memanen singkong.
Singkong yang telah ia tanam sejak sembilan bulan lamanya, sudah memasuki masa panen. Namun ia bingung, saat ini sulit mencari perusahaan yang mau menerima hasil panen nya.
"Harganya pada ngeluh semua, pabrik pada demo tutup. Jadi kita gak tau ini mau jual singkong dimana," kata dia saat ditemui di lokasi panen, Kamis (30/1/2025) siang.
Biasanya, ia menjual singkong di pabrik yang beralamat di Lampung Selatan dengan ongkos angkut Rp80 rupiah per kilogram.
Namun saat ini pabrik tersebut juga sementara waktu tidak membeli singkong petani. Sehingga dirinya terpaksa harus menjual keluar daerah.
"Harga sekarang belum dengar pasti berapa, yang penting bisa keluar dulu singkong nya. Ini kayaknya mau dibawa ke Lampung Timur, biasanya bayar ongkos angkut 80 rupiah ini naik jadi 100 rupiah," kata dia.
Menurutnya, harga singkong yang terakhir ia terima sebesar Rp1.100 per kilogram dengan potongan hingga 40 persen.
"Terkahir itu Rp1.100 dan potongan besar maksimal 40 persen minimal 35 sampai 38 persen dan ini gak ketutup. Karena biaya cabut 100 rupiah per kilo, biaya mobil 100 rupiah per kilo dan ini bayar nya kotor," tuturnya.
Sementara Pj Gubernur Lampung, Samsudin mengatakan, jika pihak nya sudah mengeluarkan surat edaran kesepakatan bersama antara Pemprov Lampung, perusahaan dan petani.
Dalam surat edaran tersebut disepakati jika perusahaan diminta untuk membeli singkong sebesar Rp1.400 dengan potongan 14 persen.
"Sudah ada SE, saya minta bupati ikut mengawal pabrik agar mengikuti kesepakatan antara petani dan pabrik serta gubernur. Pabrikan agar supaya mengikuti kesepakatan itu," kata dia.
Ia juga mengatakan jika dirinya telah menyampaikan surat kepada Menteri Koordinator Bidang Pangan untuk tidak melakukan impor tapioka khususnya ke Lampung.
"Dan kita tutup impor tapioka ke Lampung, ini saya sudah berkirim surat sesuai prosedur ke Menko Pangan dan beliau merespon baik untuk menutup impor tapioka khusus untuk Lampung," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
LSM dan Politisi Sepakat DPRD Lamsel Pindah Kantor ke Gedung KCC
Jumat, 08 Agustus 2025 -
Diduga Muatan Cat Semprot Meledak, Mobil Hilux Terbakar di KM 53 Tol Bakter Lamsel
Jumat, 08 Agustus 2025 -
Reses di Natar, Sudin Bahas Harkamtibmas dan Waspadai Bahaya Narkoba, Judi Online hingga Pinjol Ilegal
Jumat, 08 Agustus 2025 -
Sempat Diwacanakan Jadi Pusat Konvensi dan Gedung DPRD Lamsel, Bupati: Gedung KCC Bakal Jadi Hotel Berbintang
Jumat, 08 Agustus 2025