Buntut Manusia Dimangsa Harimau di Batu Brak, Masyarakat Diminta Tinggalkan Kawasan TNBBS
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pasca serangan harimau yang menewaskan seorang warga bernama Zainudin alias Pon di Talang Kubu Balak, Dusun Way Lipu, Pekon Kegeringan, Kecamatan Batu Brak, beberapa waktu Satgas Penanganan Konflik Satwa mengingatkan agar masyarakat tidak lagi bermukim di area kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Hal tersebut disampaikan Ketua Satgas penanganan satwa Lampung Barat Letnan Kolonel Inf Rinto Wijaya, ia menegaskan keputusan tersebut diambil demi menjaga keamanan dan keselamatan warga, sebab area pemukiman warga yang berada di kawasan TNBBS merupakan wilayah teritorial dari hewan buas tersebut.
"Demi keamanan, masyarakat Lampung Barat yang berkebun atau beraktivitas di kawasan hutan lindung dan TNBBS diimbau segera pergi, jangan lagi melakukan aktivitas di kebun termasuk menghentikan praktik pemburuan liar yang selama ini mengganggu rantai makanan satwa liar di hutan," kata dia kepada wartawan, Minggu (26/1/2025).
Dengan kebijakan tersebut kata dia, diharapkan bisa menekan konflik yang terjadi antara manusia dan satwa khususnya antara harimau sumatera dan manusia yang sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir, selain itu sebagai upaya menjaga kelestarian harimau sumatera sebagai hewan yang dilindungi undang-undang.
Pihaknya juga telah menegaskan tak ada lagi penangkapan atau pemasangan kandang jebak bagi harimau di wilayah setempat, sehingga solusi yang akan diambil yakni dengan mendorong masyarakat yang masih bertempat dikawasan TNBBS agar segera meninggalkan wilayah tersebut.
"Sebelumnya, dua harimau telah ditangkap dan diserahkan kepada pihak berwenang akibat konflik ini, untuk kasus harimau yang ketiga ini Satgas memutuskan untuk tidak lagi melakukan penangkapan harimau, sebagai solusi masyarakat yang berada di sekitar kawasan ataupun yang menggarap kebun di kawasan diminta menjauh dari wilayah itu," imbuhnya.
Karena kawasan ini adalah daerah konservasi satwa liar yang dilindungi, dan langkah ini sudah terkoordinasi dengan TNBBS dan Polres, melindungi populasi harimau sumatera atau panthera tigris sumatrae di kawasan konservasi adalah prioritas utama jika semua harimau ditangkap, populasi harimau di kawasan akan habis. Ini akan menjadi ancaman besar bagi ekosistem di Lampung Barat," kata dia.
Ia menjelaskan, penyebab harimau sumatera kerap terlibat konflik dengan manusia bahkan hingga menyebabkan korban karena banyak masyarakat yang tidak menjaga ekosistem di dalam kawasan TNBBS, misalnya manusia yang selalu membuka lahan dan berburu hewan yang menjadi makanan harimau sumatera selama ini.
"Karena masyarakat yang berkebun tersebut mengambil hewan liar yang menjadi makanan alami harimau, akibatnya, harimau di dalam hutan tidak mendapatkan cukup asupan makanan karena mangsanya diburu, sehingga ini lah yang menjadi faktor mengapa selalu terjadi konflik antara manusia dan harimau," jelasnya.
Ia menegaskan tragedi yang terjadi beberapa hari lalu menambah daftar panjang korban serangan Harimau Sumatera di Lampung Barat. Sepanjang tahun 2024, tercatat tiga warga meninggal akibat serangan serupa. Insiden ini menjadi pengingat akan konflik yang terus terjadi antara manusia dan satwa liar akibat perambahan habitat harimau di kawasan konservasi seperti TNBBS.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya kesadaran masyarakat tentang keberadaan satwa liar di kawasan konservasi. Pemerintah daerah bersama pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah pencegahan serta pentingnya menjaga ekosistem hutan sebagai habitat satwa dilindungi.
"Imbauan ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga keselamatan warga, tetapi juga sebagai bentuk upaya harmonisasi antara manusia dan lingkungan. Semua pihak diharapkan dapat berkolaborasi dalam menjaga kelestarian alam sekaligus mengutamakan keselamatan masyarakat," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Pohon Tumbang Hambat Lalu Lintas di Jalan Nasional Liwa-Krui Lambar
Senin, 27 Januari 2025 -
Tergerus Luapan Sungai, Jalan Nasional Penghubung Lambar-Pesibar Amblas
Minggu, 26 Januari 2025 -
Pemkab Lambar Anggarkan 4,9 Miliar Perbaiki Ruas Jalan Penataran-Sukarame
Minggu, 26 Januari 2025 -
47 Bencana Terjadi di Lambar Selama 2024, Lima Orang Meninggal
Minggu, 26 Januari 2025