• Jumat, 24 Januari 2025

Alumnus FH Unila I Ketut Dharma Putra Raih Beasiswa Chevening di Queen Mary University of London

Jumat, 24 Januari 2025 - 14.10 WIB
14

I Ketut Dharma Putra, Alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila) tahun 2014. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - I Ketut Dharma Putra, Alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila) tahun 2014 berhasil meraih beasiswa Chevening di Queen Mary University of London. Capaian yang sangat membanggakan dari Yoga pada tingkat Internasional.

Pencapaian ini bukan serta merta datang begitu saja, melainkan hasil kerja keras, dedikasi, serta ketekunan yang telah dilakukan Yoga selama masa kuliahnya.

Selama berkuliah di Unila, Yoga cukup aktif mengikuti berbagai kegiatan, baik dalam organisasi maupun memenangkan perlombaan. Ia telah tergabung dalam organisasi English Society (Eso) dan Pusat Studi Bantuan Hukum (PSBH).

Telah banyak penghargaan yang pernah diraih Yoga diantaranya; Juara 2 Constitutional Moot Court Competition di Mahkamah Konstitusi, Juara 3 Writing Competition Djarum Foundation dan menjadi salah satu Delegasi/Tim terbaik di Kompetisi Asia-Pacific Model United Nations Conference (AMUNC) di Sydney, Australia (Delegasi Djarum Foundation).

Raihan prestasi ini membawa Yoga untuk menjadi delegasi di berbagai kompetisi Model United Nations di berbagai belahan dunia, seperti di Harvard University, Boston dan Roma, Italia.

Ia juga merupakan satu-satunya penerima Beasiswa Djarum Plus di angkatannya (500 mahasiswa) yang berhasil memenangkan kompetisi yang diadakan oleh Djarum Foundation yakni Writing Competition, Community Development, dan International Exposure.

Tidak hanya dalam bidang akademik, Yoga juga sering tergabung dalam kegiatan sosial yang membantu dalam pengembangan ekonomi masyarakat di Lampung dengan cara budidaya sayuran hidroponik.

Hal ini pula diberikan apresiasi oleh Djarum Foundation dan juga Satu Indonesia Awards by Astra International.

Awal mula karier pada tahun 2018 setelah lulus S-1, Yoga bekerja pada salah satu corporate law firm di Jakarta; di mana saat itu ia berfokus pada bidang Foreign Direct Investment (FDI), merger & acquisition, shipping & maritime, hingga sengketa bisnis.

Setelah dua tahun berkarier, Yoga memutuskan untuk mendaftar kuliah S-2 di luar negeri, Inggris.

Ia mempersiapkan segala sesuatu dengan matang hingga memutuskan mendaftar beasiswa Chevening.

Beasiswa ini merupakan salah satu beasiswa bergengsi di negara Inggris dengan kuota penerima hanya sekitar 2 persen dan Yoga berhasil menjadi salah satu penerimanya untuk berkuliah S-2 di Queen Mary University of London.

Telah banyak kasus Hukum di bidang pelayaran internasional yang pernah ia tangani, tidak salah jika Yoga memilih negara Inggris karena negara ini merupakan negara terbaik di dunia dalam hal pendidikan hukum pelayaran.

Adaptasi awal perkuliahan, Yoga menghadapi berbagai tantangan yang cukup berat, ia merasa cukup sulit beradaptasi dengan segala tata cara penggunaan fasilitas kampus hingga metode belajar yang berbeda terutama dalam memahami sistem hukum Inggris secara umum. Namun, dengan tekat dan semangat Yoga seiring berjalanya waktu Yoga mulai bisa menyesuaikan diri.

Baginya, kuliah di kota besar seperti London menjadi kesempatan dalam memperluas network (jaringan), baik dari Indonesia maupun berbagai negara. Network inilah yang membantu membuka peluang karir lebih baik dalam dunia profesional setelah ia lulus S-2.

Yoga berharap kisahnya dapat menjadi motivasi, khususnya bagi seluruh mahasiswa Unila, untuk terus melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya dan membangun jaringan hingga ke berbagai manca negara.

"Be humble, be kind—you will go far in life,” pungkasnya. (*)