• Rabu, 22 Januari 2025

Dinkes Catat 15 Warga Pesawaran Terjangkit HIV

Rabu, 22 Januari 2025 - 10.47 WIB
19

Dinkes Catat 15 Warga Pesawaran Terjangkit HIV. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Pesawaran - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesawaran mencatat sebanyak 15 kasus HIV/AIDS terjadi sepanjang tahun 2024. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023, yang mencatatkan 25 kasus.

Meski demikian, penanganan dan pencegahan penyakit ini masih menghadapi tantangan, terutama terhadap stigma yang kuat di masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, Media Apriliana mengungkapkan, kelompok usia yang paling rentan terjangkit HIV/AIDS berada pada rentang 20 hingga 45 tahun. 

"Stigma masyarakat terhadap HIV/AIDS masih sangat tinggi. Hal ini menyebabkan pasien enggan memeriksakan diri, meskipun mereka berisiko. Akibatnya, kasus sulit terjaring dan meningkatkan kemungkinan penularan kepada pasangan,” kata Media, saat dihubungi melalui sambungan Whatsapp, Rabu (22/1/2025).

Media menjelaskan, Dinkes Pesawaran terus melakukan berbagai langkah strategis untuk menekan angka penularan HIV/AIDS diantaranya meingkatkan kapasitas bagi petugas pengelola HIV/AIDS di tingkat Puskesmas agar mampu memberikan layanan yang optimal.

Mengedukasi masyarakat termasuk kepada siswa sekolah, tentang pentingnya pencegahan HIV/AIDS dan menghindari perilaku, serta melakukan pemeriksaan secara rutin, terutama kepada ibu hamil, untuk mencegah penularan dari ibu ke anak.

Media juga menekankan pentingnya edukasi dalam membangun kesadaran masyarakat agar lebih terbuka terhadap isu ini.

"Kami berharap masyarakat dapat menghapus stigma terhadap HIV/AIDS. Dengan begitu, penderita dapat dengan sukarela memeriksakan diri ke layanan kesehatan, sehingga penularan dapat dicegah lebih dini,” katanya.

Media mengimbau masyarakat Kabupaten Pesawaran untuk menghindari perilaku berisiko, seperti hubungan seksual di luar pernikahan atau dengan pasangan tidak resmi. Ia juga mengingatkan pentingnya dukungan sosial terhadap penderita HIV/AIDS.

"Jauhi penyakitnya, bukan orangnya. Dukungan dan pemahaman dari masyarakat akan sangat membantu mereka yang terinfeksi untuk tetap mendapatkan perawatan dan mencegah penyebaran lebih lanjut,” tegasnya.

HIV/AIDS masih menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang kompleks. Berdasarkan data global, penularan HIV umumnya terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, atau penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

Oleh karena itu, langkah-langkah preventif seperti penggunaan alat kontrasepsi, tes HIV secara rutin, dan menghindari penggunaan jarum suntik bersama sangat penting dilakukan.

Dengan keterlibatan semua pihak, dari pemerintah hingga masyarakat, diharapkan stigma terhadap HIV/AIDS dapat berkurang, sehingga angka penularan terus ditekan. (*)