• Rabu, 22 Januari 2025

Besok Dua Pesawat Diterbangkan untuk Modifikasi Cuaca di Lampung

Rabu, 22 Januari 2025 - 20.01 WIB
46

Armada pesawat yang akan digunakan untuk modifikasi cuaca tiba di Bandara Radin Inten, Rabu (22/1/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Provinsi Lampung untuk pertama kalinya akan melakukan modifikasi cuaca atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, jika OMC akan dilaksanakan pada, Kamis (23/1/2025) pagi hari. 

"Insya Allah besok pagi jam 07.00 WIB Lampung akan melakukan modifikasi cuaca atau yang kita kenal Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Saat ini. pesawat sudah di Bandara Radin Inten," kata dia saat dimintai keterangan, Rabu (22/1/2025). 

Rudy mengatakan jika saat ini pihaknya terus melakukan persiapan bersama dengan BNPB hingga BMKG. 

OMC sendiri akan melibatkan dua pesawat sekaligus dengan nomor registrasi PK SNG dan PK SNN. 

"Kita sudah melihat ini pesawat yang akan dilakukan untuk OMC insya Allah jam 07.00 akan terbang melakukan operasi modifikasi cuaca," tambah Rudy.

Rudy mengatakan jika pihaknya telah menggelar rapat koordinasi bersama BNPB dan diputuskan bahwa diperlukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi adanya banjir susulan. 

"Pak Pj Gubernur langsung memimpin dan memberikan briefing rapat di bandara meminta semua untuk memperkuat kerja dan niat bersama dalam rangka amal ibadah dan mengurangi dampak resiko bencana di Lampung," lanjut Rudy.

Sebelumnya Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Lukmansyah mengatakan, jika operasi modifikasi cuaca tersebut dilakukan guna mengurangi jumlah hujan dan meminimalisir terjadi nya banjir susulan. 

Ia mengatakan jika tingkat keberhasilan operasi modifikasi cuaca tersebut sebesar 80 persen. Ia memperkirakan kegiatan tersebut akan dilakukan pada hari Rabu mendatang. 

"Keberhasilan nya 80 persen, hari ini surat baru diajukan oleh Lampung nanti baru kami ajukan ke Kepala BNPB. Ketika sudah acc kemungkinan hari Rabu sudah mulai," jelasnya. 

Sementara itu untuk mekanisme penerapannya,  pihaknya terlebih dahulu harus mendapatkan ramalan cuaca dan setelah koordinasi dengan BMKG terkait dengan posisi awan. 

"Nanti ada pesawat yang akan membawa garam kemudian akan ditebar ke atas awan tersebut. Dengan ada penebaran itu akan turun hujan dan biasanya hujan diturunkan di laut apabila angin dari laut. Atau didaerah yang tidak berpotensi banjir secara tersebar," jelasnya. (*)