• Senin, 20 Januari 2025

Operasi Modifikasi Cuaca di Lampung Bakal Dilakukan Rabu, Tingkat Keberhasilan 80 Persen

Senin, 20 Januari 2025 - 16.39 WIB
39

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Lukmansyah, saat dimintai keterangan usai rakor di Ruang Abung Kantor Gubernur Lampung, Senin (20/1/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Lampung pada Rabu (22/1/2025) mendatang.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Lukmansyah mengatakan, jika operasi modifikasi cuaca tersebut dilakukan guna mengurangi jumlah hujan dan meminimalisir terjadi banjir susulan.

"Operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi jumlah hujan yang akan datang dan seminimal mungkin sehingga resiko yang daerah terima akan semakin kecil," kata dia saat dimintai keterangan, Senin (20/1/2025).

Ia mengatakan jika tingkat keberhasilan operasi modifikasi cuaca tersebut sebesar 80 persen. Ia memperkirakan kegiatan tersebut akan dilakukan pada hari Rabu mendatang.

"Keberhasilan nya 80 persen, hari ini surat baru diajukan oleh Lampung nanti baru kami ajukan ke Kepala BNPB. Ketika sudah acc kemungkinan hari Rabu sudah mulai," jelasnya.

Sementara itu untuk mekanisme penerapannya, pihaknya terlebih dahulu harus mendapatkan ramalan cuaca dan setelah koordinasi dengan BMKG terkait dengan posisi awan.

"Nanti ada pesawat yang akan membawa garam kemudian akan ditebar ke atas awan tersebut. Dengan ada penebaran itu akan turun hujan dan biasanya hujan diturunkan di laut apabila angin dari laut. Atau didaerah yang tidak berpotensi banjir secara tersebar," jelasnya.

Sementara itu BMKG Lampung telah memetakan sejumlah daerah yang akan melewati fase puncak hujan. Adapun wilayah bagian barat Lampung sudah melewati fase puncak lebih awal, yakni pada November 2024.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto mengatakan, untuk sebagian besar wilayah Lampung lainnya diprediksi mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari.

"Wilayah yang mengalami puncak musim hujan bulan Januari 2025 diantaranya Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Lampung Tengah, Way Kanan, Lampung Utara, metro, sebagian Lampung Timur, Bandar Lampung dan sebagian Lampung Selatan," kata Rudi.

Sementara wilayah yang mengalami puncak musim hujan pada bulan Februari diantaranya sebagian Lampung Selatan, Pesawaran, Pringsewu, sebagian Tanggamus dan sebagian Kabupaten Lampung Timur.

"Perbedaan waktu puncak musim hujan di Lampung dipengaruhi oleh topografi wilayah, seperti pegunungan yang mempercepat konsentrasi hujan di bagian barat, serta dampak dinamika angin monsun barat yang membawa kelembapan secara bertahap dari barat ke timur," katanya.

Selain itu, kedekatan terhadap lautan dan samudra hindia turut mempengaruhi distribusi kelembapan, sehingga wilayah pesisir timur mengalami puncak musim hujan lebih lambat dibandingkan wilayah lainnya.

"Informasi ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang serta menjadi pedoman dalam perencanaan aktivitas, infrastruktur dan pola tanam pemerintah dan masyarakat Lampung," jelas dia. (*)