Operasi Modifikasi Cuaca di Lampung Bakal Dilakukan Rabu, Tingkat Keberhasilan 80 Persen
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di
Provinsi Lampung pada Rabu (22/1/2025) mendatang.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Lukmansyah
mengatakan, jika operasi modifikasi cuaca tersebut dilakukan guna mengurangi
jumlah hujan dan meminimalisir terjadi banjir susulan.
"Operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi
jumlah hujan yang akan datang dan seminimal mungkin sehingga resiko yang daerah
terima akan semakin kecil," kata dia saat dimintai keterangan, Senin
(20/1/2025).
Ia mengatakan jika tingkat keberhasilan operasi
modifikasi cuaca tersebut sebesar 80 persen. Ia memperkirakan kegiatan tersebut
akan dilakukan pada hari Rabu mendatang.
"Keberhasilan nya 80 persen, hari ini surat
baru diajukan oleh Lampung nanti baru kami ajukan ke Kepala BNPB. Ketika sudah
acc kemungkinan hari Rabu sudah mulai," jelasnya.
Sementara itu untuk mekanisme penerapannya, pihaknya
terlebih dahulu harus mendapatkan ramalan cuaca dan setelah koordinasi dengan
BMKG terkait dengan posisi awan.
"Nanti ada pesawat yang akan membawa garam
kemudian akan ditebar ke atas awan tersebut. Dengan ada penebaran itu akan
turun hujan dan biasanya hujan diturunkan di laut apabila angin dari laut. Atau
didaerah yang tidak berpotensi banjir secara tersebar," jelasnya.
Sementara itu BMKG Lampung telah memetakan
sejumlah daerah yang akan melewati fase puncak hujan. Adapun wilayah bagian
barat Lampung sudah melewati fase puncak lebih awal, yakni pada November 2024.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG
Lampung, Rudi Harianto mengatakan, untuk sebagian besar wilayah Lampung lainnya
diprediksi mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari.
"Wilayah yang mengalami puncak musim hujan
bulan Januari 2025 diantaranya Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat,
Lampung Tengah, Way Kanan, Lampung Utara, metro, sebagian Lampung Timur, Bandar
Lampung dan sebagian Lampung Selatan," kata Rudi.
Sementara wilayah yang mengalami puncak musim
hujan pada bulan Februari diantaranya sebagian Lampung Selatan, Pesawaran,
Pringsewu, sebagian Tanggamus dan sebagian Kabupaten Lampung Timur.
"Perbedaan waktu puncak musim hujan di
Lampung dipengaruhi oleh topografi wilayah, seperti pegunungan yang mempercepat
konsentrasi hujan di bagian barat, serta dampak dinamika angin monsun barat
yang membawa kelembapan secara bertahap dari barat ke timur," katanya.
Selain itu, kedekatan terhadap lautan dan samudra
hindia turut mempengaruhi distribusi kelembapan, sehingga wilayah pesisir timur
mengalami puncak musim hujan lebih lambat dibandingkan wilayah lainnya.
"Informasi ini sangat penting untuk
meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti
banjir, tanah longsor, angin kencang serta menjadi pedoman dalam perencanaan
aktivitas, infrastruktur dan pola tanam pemerintah dan masyarakat Lampung,"
jelas dia. (*)
Berita Lainnya
-
PDI Perjuangan Lampung Kembali Salurkan Bantuan Bagi Korban Banjir di Bandar Lampung
Senin, 20 Januari 2025 -
Sejumlah Warga Bandar Lampung Terserang Penyakit Gatal-gatal Pasca Banjir
Senin, 20 Januari 2025 -
Pasca Banjir, Siswa SDN 01 Way Lunik Bandar Lampung Diliburkan Sementara
Senin, 20 Januari 2025 -
9.120 Kendaraan Milik Perusahaan di Lampung Nunggak Pajak, Ini Rinciannya
Senin, 20 Januari 2025