Erwin: Pemerintah Daerah Harus Panggil Perusahaan Importir Tepung Tapioka di Lampung
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pengamat Ekonomi Lampung Central Urban and Regional Studies (CURS), Erwin Oktavianto, mengkritik adanya tepung tapioka impor sebanyak 59.050 ton yang masuk ke Provinsi Lampung pada tahun 2024 lalu. Padahal, Lampung merupakan provinsi penghasil singkong atau ubi kayu terbesar nasional.
Erwin mengatakan, problematika muncul ketika ada info impor tepung tapioka masuk ke Lampung. Padahal, Provinsi Lampung merupakan penghasil singkong terbesar di tingkat nasional.
"Situasi ini tentu menimbulkan pertanyaan. Apakah selama ini semua produksi singkong di Lampung sudah terserap, sehingga Lampung masih kurang yang pada akhirnya mengimpor tepung tapioka,” kata Erwin, Senin (20/1/2025).
Menurut Erwin, perlu juga dipertanyakan apakah supply atau stok tepung tapioka di Lampung sudah habis sehingga ada impor.
"Kalau ternyata supply atau stok masih banyak, perusahaan malah mengimpor tepung tapioka, maka ini berarti tidak ada pencegahan dari pemerintah, kita kecolongan,” tegas Erwin.
Erwin mengungkapkan, adanya tepung tapioka impor masuk Lampung harus menjadi pelajaran. Ia menyarankan, pemda harus memanggil pengusaha importir tepung tapioka untuk mengklarifikasi hal tersebut.
"Pengusaha importir tepung tapioka perlu diminta klarifikasi, seperti apakah mereka membutuhkan tepung tapioka dengan kualalitas tertentu? Apakah kualitas tepung tapioka lokal dengan yang diimpor sama? Atau ternyata kualitas tepung tapioka local masih bagus?” ujar Erwin.
Erwin melanjutkan, jika kualitas tepung tapioka impor dan lokal sama, maka pemda bisa menanyakan soal harga.
"Apakah harga tepung tapioka lokal sangat mahal dibandingkan impor? Namun peningkatan kesejahteraan petani tidak bisa dilupakan. Jika harga tepung tapioka tinggi kualitasnya tapi mahal, namun itukan bisa meningkatkan kesejahteraan petani,” terangnya.
Sebaliknya, lanjut dia, pengusaha berdalih kualitas tepung tapioka impor di bawah lokal dan harganya lebih murah maka harus ada teguran dari pemerintah.
"Harus ada klarifikasi dari pemerintah ke pengusaha impor tepung tapioka kenapa tidak membeli produk lokal? Apa problemnya apakah kualitas atau harganya,” imbuhnya.
Erwin menyarankan, pemda menggelar rapat tertutup bersama pengusaha tepung tapioka impor dan perwakilan petani singkong untuk menyelesaikan persoalan ini. “Karena keberadaan tepung tapioka impor ini berdampak pada nasib petani,” paparnya.
"Jika ternyata pemda tidak melakukan pengecekan ini dudah keterlaluan. Ada pegawasan yang longgar, bagaimana tepung tapioka impor bisa masuk Lampung. Ini yang kemudian hartus dicermati bersama. Jika misalnya terus dibiarkan dikhawatirkan akan semakin banyak pengusaha lain yang bisa jadi ikut impor tepung tapioka,” ucapnya.
Erwin menambahkan, dinas terkait juga harus segera mengidentifikasi kenapa impor tepung tapioka bisa masuk Lampung, apakah ini terkait dengan kualitas atau harga atau yang lainnya
"Akan jadi masalah besar jika daerah lumbung singkong malah mengimpor tepung tapioka. Harus dikritik, diperbaiki dan ditindak sesegera mungkin,” tegasnya. (*)
Berita Lainnya
-
PDI Perjuangan Lampung Kembali Salurkan Bantuan Bagi Korban Banjir di Bandar Lampung
Senin, 20 Januari 2025 -
Operasi Modifikasi Cuaca di Lampung Bakal Dilakukan Rabu, Tingkat Keberhasilan 80 Persen
Senin, 20 Januari 2025 -
Sejumlah Warga Bandar Lampung Terserang Penyakit Gatal-gatal Pasca Banjir
Senin, 20 Januari 2025 -
Pasca Banjir, Siswa SDN 01 Way Lunik Bandar Lampung Diliburkan Sementara
Senin, 20 Januari 2025