Banjir Bandar Lampung Butuh Solusi Konkret
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Penanganan banjir di Kota Bandar Lampung butuh solusi konkret agar tidak terulang kembali setiap tahun. Selama ini Pemkot Bandar Lampung belum maksimal dalam menangani masalah banjir.
Banjir dengan skala besar kembali terjadi di wilayah Bandar Lampung, pada Jumat (17/1/2025) sore hingga malam hari. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, banjir kali ini merendam 19 lokasi se-Bandar Lampung.
Rinciannnya, banjir merendam wilayah Way Halim Jalur 2 Korpri, Sumur Putri Teluk Betung Selatan, Way Laga Panjang, Simpang PJR, WR Supratman Gg. Pancurmas, Way Lunik, dan Jualang Bumi Waras.
Selanjutnya, banjir terjadi di Jalan Singosari Enggal, Jalan Hi. Aminta Tanjung Gading, Pasar Ambon Telukbetung Selatan, Kota Karang Telukbetung Timur, Jalan Soekarno Hatta depan PT BA, Jalan RE Martadinata, Rajabasa Nunyai, Jalan Ahmad Yani (Depan Central Plaza), Jalan WR Monginsidi Gg. Rozali (Belakang Hotel Grand Praba), Kelurahan Kuripan Telukbetung Barat, Jalan Ridwan Rais Gg. Hi. Syarif dan Gg. Toyib (Belakang SPBU Rajabasa).
Selain merendam ratusan rumah dan fasilitas umur, banjir juga mengakibatkan dua warga meninggal dunia. Koordinator Lapangan (Korlap) Bencana pada BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Dwi Saputra, mengatakan banjir di Bandar Lampung telah mengakibatkan dua warga meninggal dunia.
"Untuk korban meninggal dunia atas nama Bahtiar (60) warga Kupang Teba dan Suhendi (30) warga Way Lunik, Panjang, yang meninggal akibat tersengat aliran listrik," kata Wahyu, Jumat (17/1/2024).
Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, yang biasanya rajin turun ke lapangan saat terjadi banjir, belum kelihatan turun ke lokasi banjir hingga Minggu (19/1/2025) pagi.
Warga Telukbetung Timur, Edi mempertanyakan keberadaan Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana yang tidak terlihat ketika peristiwa banjir terjadi maupun pasca banjir.
"Iya Walikota Eva Dwiana tidak nongol sama sekali, kami warganyakan bingung, biasanya setiap ada kejadian musibah selalu nongol, ada apa ini?" kata Edi, Sabtu (18/1/2025).
Edi berharap, ada solusi dari Pemkot Bandar Lampung untuk bisa mengatasi permasalahan banjir di Kota Bandar Lampung yang terjadi setiap tahun.
"Dari dulu banjir ini tidak selesai-selesai masalahnya, tolong dong Pemkot cari solusinya," tegas Edi.
Warga Panjang, Malik, juga mempertanyakan keberadaan Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana yang tidak kelihatan saat banjir terjadi.
"Ayo dong bunda nongol, ini wargamu sedang kena musibah. Kami nunggu bunda, lagi kemana bunda?" ungkap Malik.
Malik meminta Pemkot Bandar Lampung segera mencari solusi untuk mengatasi permasalahan banjir yang tidak pernah usai di wilayah Bandar Lampung.
"Kami butuh solusi supaya tidak banjir lagi, kalau hujan banjir gini, kami kan jadi was-was. Apalagi sudah makan korban akibat banjir kemarin," ujarnya.
Hanya Wakil Walikota Bandar Lampung Deddy Amarullah yang meninjau langsung kondisi banjir di Way Lunik, Kecamatan Panjang, pada Jumat (17/1/2024) malam.
Way Lunik merupakan wilayah terparah yang terdampak banjir di Bandar Lampung. Deddy Amarullah menyampaikan, pihaknya sudah memantau wilayah terdampak banjir di Bandar Lampung.
Menurutnya, tim gabungan juga sudah diturunkan untuk membantu warga yang menjadi korban banjir. "Tim dari BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan dan Satpol PP. Tim dibagi untuk membantu evakuasi korban di berbagai titik yang terdampak," kata Deddy Amarullah.
"Pemkot Bandar Lampung berencana membuka posko untuk pencarian korban yang hilang, yang akan ditempatkan di kantor Damkar," lanjut Deddy.
Upaya lain, lanjut Deddy, penyaluran bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir yang meliputi berbagai kebutuhan darurat yang diperlukan warga.
Untuk diketahui, pada tahun 2024 lalu, banjir parah juga terjadi di Bandar Lampung, tepatnya pada Sabtu (24/2/2024 hingga Minggu (25/2/2024).
Berdasarkan data Polresta Bandar Lampung saat itu, banjir merendam 40 titik tersebar di 10 kecamatan. Peristiwa itu mengakibatkan ratusan rumah mengalami rusak ringan dan puluhan rusak berat. Banjir paling parah terjadi di Kecamatan Rajabasa dan Kemiling.
Banjir menelan korban jiwa satu orang inisial WI warga Lampung Tengah berprofesi sebagai sopir truk yang ditemukan meninggal di tepi sungai wilayah Kecamatan Panjang, Bandar Lampung.
Sementara berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung menyebut, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi banjir besar di Bandar Lampung yakni pada tahun 2013, kemudian tahun 2017 dan tahun 2024.
Bencana banjir sudah terjadi sejak Kota Bandar Lampung dipimpin Herman HN selama 10 tahun. Hingga Bandar Lampung dipimpin Eva Dwiana untuk periode kedua, peristiwa banjir belum juga bisa diatasi.
Sebelumnya, Walikota Bandar Lampung , Eva Dwiana mengatakan Pemkot Bandar Lampung akan memperlebar dan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir.
“Upaya antisipasi kami sudah beli tanah di Gang Sawo untuk memperlebar sungai di daerah itu,” kata Eva Dwiana, Selasa (27/2/2024) lalu.
Menurut Eva, pihaknya telah berupaya segala cara mengatasi dan mencegah luapan air. Seperti program grebek sungai, bersih-bersih untuk sungai, dan meninggikan tanggul.
“Namun, kita tak mampu menolak ini musibah, sehingga dalam kondisi seperti ini pertolongan pertamanya membantu masyarakat terdampak,” katanya.
Eva juga meminta warga yang ingin membangun rumah ataupun bangunan di Bandar Lampung memperhatikan drainase dan pembuangan airnya, untuk menghindari luapan air.
Eva juga mengatakan, akan meninggikan tanggul di beberapa sungai di Bandar Lampung yang dirasa masih terlalu rendah.
Ada 11 Banjir Selama 2024
Selama tahun 2024, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Lampung mencatat ada 11 kejadian bencana banjir di wilayah Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan data bencana pada laman Instagram BPBD Lampung yang dikutip pada Minggu (19/1/2025), sebelas kejadian bencana banjir di wilayah Kota Bandar Lampung itu diantaranya pada Januari satu kejadian di Kecamatan Rajabasa dengan menimbulkan satu korban hilang.
Bulan Februari ada lima kejadian banjir yakni di Kecamatan Bumi Waras, Panjang, Rajabasa, dan Kedamaian.
Lalu bulan April ada dua kejadian banjir di Kecamatan Telukbetung Barat, dan Telukbetung Selatan.
Di bulan Mei juga ada dua kejadian banjir yakni di Telukbetung Barat dan Telukbetung Utara dengan 17 bangunan terendam. Dan terakhir pada bulan Oktober ada satu kejadian banjir di Kecamatan Kedamaian. (*)
Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Senin 20 Januari 2025, dengan judul "Banjir Bandar Lampung Butuh Solusi Konkret"
Berita Lainnya
-
Pimpin Apel Perdana, Kapolresta Bandar Lampung: Jaga Kepercayaan Publik dan Layani Masyarakat
Senin, 20 Januari 2025 -
Paguyuban Singkong Lampung Timur Sebut Impor Tapioka Adalah Kejahatan Ekonomi
Senin, 20 Januari 2025 -
Harga Singkong di Lampung Anjlok, Pengamat Ekonomi: Tutup Keran Impor
Senin, 20 Januari 2025 -
Siap Siaga Hadapi Banjir, ini Tiga Instruksi Kapolda Lampung Terhadap Jajaran
Senin, 20 Januari 2025