• Sabtu, 18 Januari 2025

Unila Turunkan Tim Teknik Sipil Bantu Atasi Banjir di Bandar Lampung

Sabtu, 18 Januari 2025 - 10.45 WIB
26

Rektor Unila, Prof. Lusmeilia Afriani. Foto: Ist

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Hujan deras yang mengguyur wilayah Lampung pada Jumat (17/1/2025), mengakibatkan banjir besar di beberapa wilayah, termasuk Kota Bandar Lampung. Bahkan banjir yang terjadi mengakibatkan kerusakan infrastruktur, kemacetan lalu lintas, dan korban jiwa. 

Merespons kondisi tersebut, Universitas Lampung (Unila) bergerak cepat dengan menurunkan tim dari Fakultas Teknik, khususnya peer group Hidroteknik Teknik Sipil, untuk membantu mengatasi dampak banjir dan merumuskan solusi jangka panjang. 

Rektor Unila, Prof. Lusmeilia Afriani, menyampaikan bahwa tim tersebut akan turun ke lapangan hari ini untuk melakukan penelusuran awal dan analisis teknis terkait penyebab banjir. 

“Tim Hidroteknik Teknik Sipil Unila akan melakukan wawancara dengan masyarakat terkait kondisi drainase dan aliran air, serta menganalisis permasalahan teknis yang terjadi. Hasil temuan ini akan kami bahas dalam rapat bersama pada Senin mendatang untuk memberikan rekomendasi kepada Wali Kota Bandar Lampung,” ujar Prof. Lusmeilia. Sabtu (18/1/25).

Selain membantu masyarakat terdampak, Unila juga melakukan pendataan terhadap mahasiswa yang menjadi korban banjir agar dapat segera diberikan bantuan yang diperlukan. 

“Kami sudah berdiskusi dengan jajaran pimpinan untuk memastikan bantuan sampai kepada mahasiswa dan masyarakat sekitar yang membutuhkan,” tambahnya. 

Kepala Program Studi S-2 Teknik Sipil Unila, Dr. Ahmad Herison, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya curah hujan yang tinggi, sedimentasi, penumpukan sampah di saluran air, tata guna lahan yang kurang baik, serta kapasitas drainase dan sungai yang tidak memadai. 

“Perlu adanya penanganan yang terintegrasi untuk mengatasi masalah ini, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” ujarnya. 

Ahmad merinci bahwa solusi jangka pendek yang dapat dilakukan mencakup normalisasi drainase dan sungai dengan membersihkan serta memperbaiki saluran air, pembangunan tanggul untuk melindungi pemukiman, serta penggunaan pompa dan bak penampungan untuk mengurangi genangan air. 

Sementara itu, solusi jangka panjang yang diusulkan meliputi pembangunan kanal banjir di beberapa area seperti Way Lunik dan Kota Karang untuk mengalirkan air langsung ke hilir, rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) dan tata guna lahan yang berkelanjutan, serta pengembangan sistem peringatan dini agar masyarakat dapat bersiap menghadapi potensi banjir di masa depan. 

Lebih lanjut, Ahmad menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam upaya mitigasi banjir, termasuk menjaga kebersihan drainase dari sampah serta melakukan penghijauan di kawasan rawan banjir. 

“Kerja sama masyarakat dan penerapan teknologi, seperti sistem pemantauan banjir, sangat penting untuk mengurangi dampak bencana ini ke depannya,” tutupnya. (*)