• Sabtu, 18 Januari 2025

Banjir di Bandar Lampung Sisakan Lumpur Tebal dan Kerugian Besar Bagi Warga

Sabtu, 18 Januari 2025 - 13.08 WIB
46

Penampakan lumpur tebal di Kampung Pasar Ambon, Kecamatan Teluk Betung Selatan, pasca banjir. Sabtu (18/1/2025). Foto: Ist

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Setelah banjir besar yang melanda Kota Bandar Lampung pada Jumat (17/1/2025), kondisi di beberapa wilayah terdampak, termasuk Kampung Pasar Ambon, Kecamatan Teluk Betung Selatan, masih memprihatinkan.

Lumpur setinggi lutut yang tersisa di dalam dan luar rumah membuat warga menghadapi tantangan berat dalam upaya pemulihan. 

Warga terlihat berjuang membersihkan sisa lumpur yang mengendap tebal di rumah mereka. Beberapa diantaranya hanya mampu membersihkan bagian dalam rumah, sementara halaman dan akses jalan masih tertutup lumpur tebal yang menyulitkan aktivitas normal. 

Selain itu, kerugian material akibat banjir kali ini sangat dirasakan warga. Banyak perabotan rumah tangga yang rusak parah, seperti lemari, sofa, meja, dan bahkan alat elektronik yang terendam air.

"Lemari pada ambruk, meja sama sofa yang di luar rumah hanyut, terus kulkas terbelah dua karena enggak sempat diselamatkan, karena air keburu tinggi," ujar Nisa salah satu warga Kampung Pasar Ambon yang terdampak. Sabtu (18/1/2025).

Nisa juga mengungkapkan salah satu kejadian mengharukan terjadi ketika adik ipar terpaksa melompat dari lantai dua rumah demi menyelamatkan diri karena pintu dan jendela rumah terkunci akibat tekanan air. 

"Semalam waktu banjir sedang tinggi-tingginya adek ipar hampir tidak bisa keluar, karena pintu jendela tidak bisa dibuka. Terus akhirnya lompat dari lantai dua rumah dan terus berenang keluar, " ungkapnya.

Ia berharap pasca banjir ini, adanya perhatian serius dari pemerintah untuk segera melakukan normalisasi sungai, memperbaiki drainase, dan memastikan upaya preventif jangka panjang diterapkan demi mencegah bencana serupa di masa mendatang. 

"Kami ingin ada solusi permanen. Setiap tahun pasti banjir, tapi kali ini yang terparah. Kami butuh perbaikan drainase agar kejadian seperti ini tidak terulang," harapnya. (*)