• Jumat, 17 Januari 2025

Metro Dikepung Banjir, Fraksi PDIP Ultimatum Dinas PUTR Tak Main-main Kelola Anggaran

Jumat, 17 Januari 2025 - 10.11 WIB
596

Anggota Fraksi PDIP DPRD Kota Metro dari Dapil Metro Selatan, A. Cahyadi Lamnunyai saat melakukan peninjauan lokasi terdampak banjir di wilayah Kelurahan Margorejo, Kecamatan setempat. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Metro - Hujan deras yang mengguyur Kota Metro, Lampung semalaman menyebabkan banjir meluas ke sejumlah wilayah. Kondisi ini memicu reaksi keras dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPRD Kota Metro.

Anggota fraksi, A. Cahyadi Lamnunyai, menegaskan agar Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) tidak bermain-main dalam pengelolaan anggaran untuk penanganan banjir. 

Dalam blusukannya ke lokasi terdampak banjir di Margorejo, anggota dewan dari Dapil Metro Selatan itu menyampaikan bahwa banjir yang terjadi di wilayah itu disebabkan oleh meluapnya anak Sungai Batanghari.

Ia menyebutkan, dua titik banjir utama di Margorejo telah merendam rumah-rumah warga hingga setinggi dada orang dewasa. 

“Di Margorejo, banjir terkonsentrasi di dua titik akibat luapan anak sungai. Tadi malam kami turun langsung ke lapangan dan mendapati masyarakat bergotong-royong untuk melakukan evakuasi serta mengungsi ke rumah warga yang aman dari banjir,” kata dia saat dikonfirmasi Kupastuntas.co melalui sambungan telepon, Jum'at (17/1/2025).

Pria yang akrab disapa Kanjeng Yadi itu menambahkan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Lurah setempat, dan Dinas PUTR bidang Sumber Daya Air (SDA) untuk memastikan respons cepat terhadap situasi ini.

Namun, ia menyoroti bahwa anggaran besar tahun 2025 yang digelontorkan untuk penanganan banjir harus benar-benar memberikan dampak nyata. 

“Tahun ini kami DPRD mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk penanganan banjir. Kami ingin memastikan anggaran ini digunakan sebaik-baiknya untuk mencegah dan mengatasi masalah banjir. Jangan sampai anggaran hanya dihabiskan tanpa solusi konkret bagi masyarakat,” tegasnya. 

Pria yang merupakan mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu menilai penanganan banjir tidak hanya dilakukan setelah bencana terjadi, melainkan harus dimulai dengan pencegahan yang sistematis.

Salah satu solusi yang ia usulkan adalah menjalin komunikasi lebih intensif dengan balai besar pengairan untuk mencari solusi jangka panjang terhadap permasalahan banjir di Metro. 

“Kami berharap pemerintah daerah, terutama Walikota dan Wakil Walikota yang baru kedepan, dapat membangun sinergi dengan balai besar pengairan. Tantangan ini besar, terutama bagi walikota terpilih Pak Haji Bambang yang merupakan warga Metro Selatan. Beliau pasti memahami betapa mendesaknya masalah ini,” cetusnya. 

Selain menyoroti kinerja pemerintah, Yadi Lamnunyai juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, salah satu penyebab utama banjir adalah buruknya pengelolaan sampah yang menyumbat aliran air. 

“Masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama di wilayah rawan banjir. Kita perlu bergotong-royong membersihkan lingkungan dan memastikan sampah tidak dibuang sembarangan,” ucapnya. 

Banjir yang melanda Kota Metro tidak hanya menjadi persoalan sesaat, tetapi juga ujian bagi kepemimpinan pemerintah daerah yang akan dilantik Februari mendatang.

Politisi PDIP itu menekankan pentingnya kebijakan strategis yang fokus pada pembangunan infrastruktur pengendalian banjir dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. 

“Ini tantangan besar bagi Walikota dan Wakil Walikota yang nanti akan diparipurnakan. Kami berharap mereka dapat menghadirkan solusi yang nyata untuk mewujudkan Kota Metro bebas banjir,” tandasnya. 

Dengan berbagai upaya yang tengah dilakukan, masyarakat berharap Kota Metro dapat segera terbebas dari ancaman banjir yang terus berulang setiap musim hujan. Langkah konkret dari pemerintah dan kolaborasi dengan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi permasalahan ini. (*)