• Kamis, 16 Januari 2025

Bank Sampah ‘Maja Bersama’ Gerakan Kolektif Warga Desa Maja Demi Lingkungan dan Ekonomi

Kamis, 16 Januari 2025 - 13.40 WIB
18

Para anggota Bank Sampah Mana Bersama saat memilah sampah yang mempunyai nilai ekonomis untuk dikumpulkan. Foto: Ist

Sri

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Di sebuah desa pesisir yang asri, Desa Maja, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan semangat perubahan tengah berkobar. Pada Rabu 15 Januari 2025, Bank Sampah "Maja Bersama" resmi beroperasi, disambut dengan antusiasme tinggi oleh warga.

Bank sampah ini bukan sekadar tempat mengumpulkan sampah, melainkan simbol gerakan kolektif dalam menjaga lingkungan sekaligus menciptakan manfaat ekonomi bagi masyarakat. 

Bank Sampah "Maja Bersama" lahir dari keprihatinan warga terhadap permasalahan sampah yang kian menggunung di wilayah pesisir. Atas inisiatif warga dan didukung oleh organisasi lingkungan MITRA BENTALA, bank sampah ini resmi didirikan pada 17 Desember 2024. Kini, hanya sebulan setelah peresmian, semangat gotong royong warga mulai membuahkan hasil nyata. 

Kegiatan perdana pengumpulan sampah dihadiri berbagai pihak, mulai dari Aparatur Desa Maja, Kelompok Destana, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Maja, hingga mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung. Kehadiran mereka menandai dukungan penuh terhadap upaya warga dalam menciptakan desa yang lebih bersih dan sehat. 

Ketua Bank Sampah "Maja Bersama", Anita, dengan penuh semangat menyampaikan harapannya. 

“Saya sangat bangga dengan semangat teman-teman kelompok bank sampah dan dukungan luar biasa dari warga. Diharapkan, ke depan semakin banyak yang menjadi nasabah, sehingga manfaat ekonomi dan lingkungan bisa lebih dirasakan,” ujarnya dengan penuh haru. Kamis (16/1/2025).

Di tempat yang sama, Sekretaris Desa yang juga Ketua FPRB, Ahmad Yadi, turut memberikan apresiasi atas inisiatif ini. 

“Bank sampah ini adalah langkah nyata untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari sampah. Semangat warga adalah modal besar bagi kesuksesan program ini,” tuturnya. 

Bank Sampah "Maja Bersama" bukan hanya berfokus pada pengumpulan dan penjualan sampah. Konsep yang diterapkan mengajarkan warga untuk memilah sampah sejak dari rumah.

Sampah yang bernilai ekonomis, seperti plastik, kertas, dan logam, dikumpulkan, ditimbang, lalu dihargai dengan nilai tertentu. Uang hasil penjualan sampah akan kembali kepada warga, menciptakan siklus ekonomi berbasis lingkungan.

"Namun, yang lebih penting adalah perubahan pola pikir. Warga mulai memahami bahwa sampah bukan sekadar limbah, melainkan sumber daya yang bisa diolah dan dimanfaatkan kembali," Ahmad Yadi.

Dengan langkah awal yang solid, Bank Sampah "Maja Bersama" diharapkan menjadi pelopor pengelolaan sampah berbasis masyarakat di wilayah pesisir. Seluruh pengurus percaya, bahwa dengan semangat gotong royong yang terus dijaga, desa mereka bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. 

Perlahan namun pasti, Desa Maja membuktikan bahwa perubahan besar dimulai dari aksi-aksi kecil yang dilakukan bersama.

"Bank Sampah "Maja Bersama" bukan hanya tempat mengelola sampah, tetapi juga simbol harapan akan masa depan yang lebih bersih, sehat, dan sejahtera, " tandasnya. (*)