• Jumat, 17 Januari 2025

Alokasi Anggaran Rutin Gedung Bappeda Metro Diduga Tidak Transparan

Kamis, 16 Januari 2025 - 14.28 WIB
225

Gedung Bappeda Kota Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Transparansi pengelolaan anggaran rutin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Metro kembali menjadi sorotan. Setiap tahunnya, ratusan juta rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dialokasikan untuk pemeliharaan gedung.

Namun, penggunaan dana tersebut dinilai kurang jelas dan tidak terpublikasi dengan baik kepada masyarakat. Anggaran pemeliharaan gedung di Bappeda Metro, baik dari segi mekanisme pengerjaan maupun rincian penggunaannya, terkesan tertutup.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappeda Metro, Ika Yuniarti, mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui secara rinci besaran pagu anggaran dan sistem pelaksanaan proyek tersebut, apakah melalui swakelola atau diserahkan kepada pihak ketiga. 

"Anggaran yang diperlukan untuk renovasi gedung di tahun 2023 Saya tidak tahu. Itu tidak banyak, Karena kalau gedung memang harus diperbaiki, mana yang bocor-bocor ditambal mana yang tidak dapat berfungsi baik itu diperbaiki," kata dia kepada awak media, Kamis (16/1/2025).

Pada tahun 2024, beberapa pekerjaan pemeliharaan dilakukan, seperti perbaikan taman dan kebocoran bangunan. Namun, Ika tidak dapat memberikan angka pasti terkait alokasi dana yang digunakan.

"Di tahun 2024 tidak ada pengecatan. Karena pengecetan dilaksanakan pada tahun 2022 dan 2023. Untuk anggarannya sendiri saya tidak ingat," kilahnya.

Besarnya alokasi anggaran ini menimbulkan pertanyaan besar, terutama mengingat minimnya informasi yang diberikan oleh pihak Bappeda terkait implementasi proyek. Bahkan, Plt Kepala Bappeda sendiri tampak tidak memahami detail alokasi dana tersebut. 

"Untuk global anggaran di Bappeda hanya kisaran 50 jutaan. Tahun 2024 ada pemeliharaan taman anggarannya kisaran Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Seperti kamar mandi anggarannya kisaran Rp 8 jutaan. Untuk yang bocor-bocor, jumlahnya tidak terlalu banyak," bebernya.

"Terkait pemeliharaan gedung, memang sudah rutin untuk kantor yang sifatnya reguler. Beberapa pekerjaan yang memang ada kerusakan. Nah, itu yang kita tanganin secara rutin, dan untuk anggarannya sendiri itu sesuai kebutuhan," tambahnya.

Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dari APBD Kota Metro, fakta mencatat angka-angka yang jauh lebih besar dari yang disebutkan. Pada tahun 2022, pemeliharaan gedung kantor Bappeda menelan biaya Rp 85.172.000. 

Tahun berikutnya di 2023, alokasi anggaran meningkat signifikan. Yang mana proyek rehabilitasi taman kantor sebesar Rp 30.000.000. Kemudian proyek paving block sebesar Rp 46.054.280, proyek rehabilitasi gedung Rp 200.000.000.

Lalu untuk proyek pemeliharaan gedung sebesar Rp 421.488.000 dan proyek pemeliharaan barang milik daerah sebesar Rp 213.912.000 serta Administrasi Keuangan Perangkat Daerah (Bappeda Kota Metro) sebesar Rp 430.000.000

Sementara, pada tahun 2024, anggaran pemeliharaan gedung tetap besar meskipun ada pengurangan. Yang mana pada prakteknya, rehabilitasi gedung aula lantai II menelan anggaran sebesar Rp 186.000.000. lalu pemeliharaan bangunan sebesar Rp 95.510.000 dan proyek pemeliharaan lainnya sebesar Rp 11.100.000.

Kemudian ada pula pemeliharaan bangunan sebesar Rp10.000.000 serta pemeliharaan Bangunan sebesar Rp22.956.000. (*)