Alokasi Anggaran Rutin Gedung Bappeda Metro Diduga Tidak Transparan
Kupastuntas.co, Metro - Transparansi
pengelolaan anggaran rutin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Metro kembali menjadi sorotan. Setiap tahunnya, ratusan juta rupiah dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dialokasikan untuk pemeliharaan
gedung.
Namun, penggunaan dana tersebut
dinilai kurang jelas dan tidak terpublikasi dengan baik kepada masyarakat.
Anggaran pemeliharaan gedung di Bappeda Metro, baik dari segi mekanisme
pengerjaan maupun rincian penggunaannya, terkesan tertutup.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
Bappeda Metro, Ika Yuniarti, mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui secara
rinci besaran pagu anggaran dan sistem pelaksanaan proyek tersebut, apakah
melalui swakelola atau diserahkan kepada pihak ketiga.
"Anggaran yang diperlukan
untuk renovasi gedung di tahun 2023 Saya tidak tahu. Itu tidak banyak, Karena
kalau gedung memang harus diperbaiki, mana yang bocor-bocor ditambal mana yang
tidak dapat berfungsi baik itu diperbaiki," kata dia kepada awak media,
Kamis (16/1/2025).
Pada tahun 2024, beberapa
pekerjaan pemeliharaan dilakukan, seperti perbaikan taman dan kebocoran
bangunan. Namun, Ika tidak dapat memberikan angka pasti terkait alokasi dana
yang digunakan.
"Di tahun 2024 tidak ada
pengecatan. Karena pengecetan dilaksanakan pada tahun 2022 dan 2023. Untuk
anggarannya sendiri saya tidak ingat," kilahnya.
Besarnya alokasi anggaran ini
menimbulkan pertanyaan besar, terutama mengingat minimnya informasi yang
diberikan oleh pihak Bappeda terkait implementasi proyek. Bahkan, Plt Kepala
Bappeda sendiri tampak tidak memahami detail alokasi dana tersebut.
"Untuk global anggaran di
Bappeda hanya kisaran 50 jutaan. Tahun 2024 ada pemeliharaan taman anggarannya
kisaran Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Seperti kamar mandi anggarannya kisaran Rp
8 jutaan. Untuk yang bocor-bocor, jumlahnya tidak terlalu banyak,"
bebernya.
"Terkait pemeliharaan
gedung, memang sudah rutin untuk kantor yang sifatnya reguler. Beberapa
pekerjaan yang memang ada kerusakan. Nah, itu yang kita tanganin secara rutin,
dan untuk anggarannya sendiri itu sesuai kebutuhan," tambahnya.
Berdasarkan data Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dari APBD Kota Metro, fakta
mencatat angka-angka yang jauh lebih besar dari yang disebutkan. Pada tahun 2022,
pemeliharaan gedung kantor Bappeda menelan biaya Rp 85.172.000.
Tahun berikutnya di 2023, alokasi
anggaran meningkat signifikan. Yang mana proyek rehabilitasi taman kantor
sebesar Rp 30.000.000. Kemudian proyek paving block sebesar Rp 46.054.280, proyek
rehabilitasi gedung Rp 200.000.000.
Lalu untuk proyek pemeliharaan
gedung sebesar Rp 421.488.000 dan proyek pemeliharaan barang milik daerah
sebesar Rp 213.912.000 serta Administrasi Keuangan Perangkat Daerah (Bappeda
Kota Metro) sebesar Rp 430.000.000
Sementara, pada tahun 2024,
anggaran pemeliharaan gedung tetap besar meskipun ada pengurangan. Yang mana
pada prakteknya, rehabilitasi gedung aula lantai II menelan anggaran sebesar Rp
186.000.000. lalu pemeliharaan bangunan sebesar Rp 95.510.000 dan proyek
pemeliharaan lainnya sebesar Rp 11.100.000.
Kemudian ada pula pemeliharaan bangunan
sebesar Rp10.000.000 serta pemeliharaan Bangunan sebesar Rp22.956.000. (*)
Berita Lainnya
-
Metro Lampung Dikepung Banjir
Jumat, 17 Januari 2025 -
Akademisi Soroti Sederet Proyek Bermasalah di Metro: Pengawasan Lemah, Tender Diduga Tidak Transparan
Kamis, 16 Januari 2025 -
Ratusan Randis Pemkot Metro Nunggak Pajak
Kamis, 16 Januari 2025 -
Panik! Pejabat DPUTR Kabur Saat Dikonfirmasi Soal Temuan BPK Terkait Kerugian Pembangunan Jalan di Metro
Rabu, 15 Januari 2025