• Jumat, 10 Januari 2025

14,7 Juta Wisatawan Kunjungi Lampung, Bobby Irawan: Rata-rata Pengeluaran Rp 1,7 Juta per Orang

Kamis, 09 Januari 2025 - 14.05 WIB
31

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan. Foto: Dok.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melaporkan bahwa hingga Oktober 2024, sebanyak 14,7 juta wisatawan domestik berkunjung ke Provinsi Lampung dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp 1,7 juta per orang dan durasi kunjungan 2,5 hari.

"Spending of money wisatawan saat ini mencapai Rp 1.775.000 per orang, dengan rata-rata lama tinggal 2,5 hari. Dengan angka tersebut, perputaran uang di sektor pariwisata Lampung sudah mencapai triliunan rupiah," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, Kamis (9/1/2025).

Menurut Bobby, sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar 3 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung, terutama dari sektor transportasi dan akomodasi.

"Kontribusi ini baru dihitung dari dua sektor, yaitu transportasi dan akomodasi. Padahal, pariwisata memiliki rantai ekonomi yang luas, mulai dari sektor hulu hingga faktor pendorong ekonomi lainnya," jelasnya.

Hingga Oktober 2024, kunjungan wisatawan domestik ke Lampung mencapai 14,7 juta, menjadikan Lampung destinasi wisata domestik terbesar kedua di luar Pulau Jawa dan Bali, setelah Sumatera Utara.

“Lampung juga masuk dalam 10 besar daerah favorit untuk dikunjungi berdasarkan prediksi Badan Pusat Statistik (BPS),” tambah Bobby.

Ia menuturkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan pada 2023 mencapai 13,4 juta, meningkat 300 persen dari target awal sebesar 5,5 juta. Untuk 2024, target awal sebesar 7,5 juta telah terlampaui, dengan prediksi total kunjungan mencapai 16-17 juta hingga akhir tahun.

Sebagai strategi menarik wisatawan, Pemprov Lampung mencanangkan Lampung sebagai “Bumi Event,” dengan berbagai acara yang menjadi magnet kunjungan, terutama pada momen libur sekolah, Lebaran, dan Natal-Tahun Baru.

"Event menjadi daya tarik utama, sehingga kami rutin menggelar acara yang mampu menarik wisatawan," kata Bobby.

Meski menunjukkan pertumbuhan signifikan, sektor pariwisata di Lampung masih menghadapi tantangan, terutama pada infrastruktur dan tata kelola destinasi.

“Infrastruktur menuju destinasi wisata sering menjadi keluhan utama. Ini harus diakui sebagai salah satu kendala terbesar dalam pengembangan pariwisata,” tegasnya.

Selain itu, tata kelola destinasi juga perlu diperbaiki. Salah satu kritik yang sering muncul adalah sistem pembayaran yang dianggap kurang efisien karena wisatawan harus membayar di berbagai titik.

“Kami harus membangun sistem pembayaran yang lebih efisien, sehingga wisatawan tidak perlu membayar berulang kali. Selain itu, penguatan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi prioritas,” jelas Bobby.

Bobby mengungkapkan bahwa pemerintah pusat mencanangkan target kunjungan wisatawan domestik ke Lampung sebesar 22 juta pada 2025.

“Target ini masih berupa wacana, tetapi melihat perkembangan saat ini, Lampung diyakini mampu mencapainya, mengingat BPS menempatkan Lampung sebagai daerah dengan pergerakan wisatawan domestik terbesar kedua di luar Jawa dan Bali,” pungkasnya. (*)