• Rabu, 08 Januari 2025

Belasan Titik Banjir Jadi Ancaman di Wilayah Metro Timur

Senin, 06 Januari 2025 - 11.00 WIB
203

Camat Metro Timur, Ferry Handono. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Metro - Ancaman banjir kini menjadi salah satu isu krusial di Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, terutama setelah hujan deras yang melanda beberapa waktu terakhir menimbulkan genangan air di berbagai titik.

Berdasarkan hasil pemetaan dan data terbaru yang diterima Kupastuntas.co, terdapat 15 titik rawan banjir yang tersebar di lima kelurahan se Kecamatan Metro Timur.

Kondisi ini memaksa pemerintah dan masyarakat untuk segera mencari solusi guna mengatasi persoalan yang terus berulang.

Lima belas titik rawan banjir di Metro Timur itu meliputi berbagai kawasan pemukiman di Jalan Mahakam Kelurahan Yosorejo, kawasan pemukiman Gang Abdullah, Yosorejo, Jalan Gunung Lawu daerah Praktik dokter Ngatijo dan sekitar Jalan Tawes Kelurahan Yosodadi.

Kemudian terdapat empat titik di wilayah Kelurahan Tejo Agung. Titik rawan banjir tersebut diantaranya terdapat di Jalan Raya Stadion tepatnya depan pasar tradisional Tejoagung. Kemudian di saluran air KUA, belakang pasar Tejoagung dan Kampung Harapan.

Titik terbanyak rawan banjir berada di wilayah Kelurahan Iringmulyo. Diantaranya terdapat di kawasan pemukiman Jalan pala Lima, Enam Dan Tujuh, lalu Jalan Pala Raya. Kemudian di kawasan pemukiman Gang Bayam dan Jalan Brokoli. Terakhir ialah di Jalan Ahmad Yani tepatnya kawasan depan PB swalayan.

Saat dikonfirmasi, Camat Metro Timur, Ferry Handono membenarkan informasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama banjir di wilayahnya adalah struktur elevasi Kota yang tidak merata, dengan banyak area berbentuk cekungan. Banyak dari wilayah ini dulunya adalah rawa yang kini menjadi permukiman padat.

“Struktur tanah yang cekung menjadi salah satu penyebab utama genangan air. Ditambah lagi dengan buruknya pengelolaan saluran air yang terhambat oleh sedimentasi dan sampah. Hal ini membuat air sulit mengalir ke sungai, sehingga menyebabkan banjir,” kata dia, Senin (6/1/2025).

Ia mengungkapkan, salah satu titik paling rawan adalah di sekitar Pasar Tejo Agung. Tumpukan sedimen yang mengendap di saluran air di depan pasar menjadi penyebab utama genangan air di wilayah tersebut.

"Selain itu, saluran air di sepanjang Jalan Brokoli hingga Taman Edukasi dan jalur dari Damkar menuju Lapas juga menjadi perhatian serius karena sering mengalami luapan air," ucapnya.

Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan banjir di Metro Timur adalah keterbatasan infrastruktur dan anggaran. Ferry menyebutkan bahwa pengerukan sedimen di saluran-saluran utama, seperti yang berada di belakang Rumah Sakit Umum hingga Sungai Way Batanghari, menjadi prioritas utama. Namun, upaya ini membutuhkan dukungan anggaran yang signifikan.

“Pemerintah Kecamatan Metro Timur sudah menyusun rencana untuk tahun 2025, yang fokus pada pembangunan infrastruktur penanganan banjir. Tapi, kami membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat dan anggota dewan agar proyek-proyek ini bisa berjalan dengan baik,” jelas Ferry.

Dirinya juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan lingkungan di sekitar mereka. Salah satu langkah yang disarankan adalah memastikan elevasi tanah di permukiman mereka memadai agar tidak mudah tergenang air, terutama bagi yang tinggal di lahan bekas rawa.

“Kami minta masyarakat yang memiliki tanah di area bekas rawa untuk memperhatikan elevasi. Jika hendak membangun, pondasinya harus disesuaikan dengan tinggi muka air agar aman dari banjir,” tambahnya.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke saluran air. Sampah yang menyumbat saluran menjadi salah satu penyebab utama genangan air, yang berujung pada banjir.

"Untuk menangani 15 titik rawan banjir ini, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak legislatif menjadi kunci utama. Pemerintah telah berencana untuk mempercepat pengerukan saluran utama dan meningkatkan kapasitas saluran drainase. Namun, keberhasilan langkah ini sangat bergantung pada kesadaran dan dukungan masyarakat," terangnya.

“Jika semua pihak bekerja sama, kami optimis masalah banjir ini bisa ditangani. Metro Timur harus menjadi contoh bagaimana sebuah wilayah mampu mengatasi permasalahan lingkungannya dengan komitmen bersama,” imbuhnya.

Camat Metro Timur tersebut membeberkan bahwa banjir di wilayahnya bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Namun, dengan perencanaan yang matang, dukungan masyarakat, dan alokasi anggaran yang memadai, pemerintah berharap wilayah ini dapat terbebas dari genangan air yang selama ini menjadi momok setiap musim hujan. (*)