• Kamis, 06 Februari 2025

Hari Terakhir Libur Nataru, 9.656 Kendaraan dari Sumatera Belum Kembali ke Jawa

Minggu, 05 Januari 2025 - 13.34 WIB
42

Aktivitas di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, jelang berakhirnya libur Nataru, Minggu (5/1/2025). Foto: Handika/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Hari terakhir libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru) di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, sebanyak 9.656 kendaraan dari Pulau Sumatera belum kembali menuju Pulau Jawa.

General Manager (GM) PT ASDP Cabang Bakauheni Syamsudin mengatakan, mengacu data rekapitulasi angkutan Nataru, tercatat 9.656 kendaraan dari Pulau Sumatera belum kembali menuju Pulau Jawa, atau sekitar 6,7 persen.

Ia juga mengungkapkan jika pergerakan pengguna jasa penyeberangan berangsur normal.

"Perkiraan tinggal 6 persen lagi. Kalau tersebar hari ini sampai besok diatas 6 sampai 7 ribu kendaraan terbagi sangat normal, artinya sudah menjelang memasuki fase normal," ujar GM, dalam konferensi pers di depan lobi kantor ASDP, Minggu (5/1/2025).

Syamsudin menyatakan, seluruh petugas ASDP masih dalam kondisi siap dan tidak menurunkan level kesiapan sampai nanti jam 24.00 WIB atau jelang berakhirnya SKB. Hal itu sesuai surat keputusan bersama (SKB) Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri, dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tentang pengaturan lalu lintas jalan serta penyeberangan.

"Sampai besok juga petugas operasional semuanya tetap stanby seperti biasa, dan seluruh armada sesuai jadwal juga tetap beroperasi. Kesiapan sistem juga tetap kita stanby-kan," jelasnya.

"Kita juga antisipasi apabila hari ini kondisi normal kondisinya sudah mulai landai, dan apabila nanti malam atau besok ada peningkatan kami tetap tidak mengurangi kesiapan seluruhnya," timpal GM.

Terkait lonjakan penyeberangan sebelum libur Natal 2024 dan setelah tahun baru 2025, Syamsudin menyebut ada meski tidak terlalu signifikan.

"Lonjakan ada tetapi mungkin tidak terlalu padat ya artinya mengalir seperti biasa. Tetapi tidak padat karena rata-rata dengan kapasitas kapal kita cukup besar, artinya kita dapat mengurai itu dalam waktu yang tidak terlalu lama," terangnya.

Syamsudin menegaskan, kepadatan pada jam-jam tertentu atau padat insidentil, tidak sampai menimbulkan antrian keluar dan sudah terurai karena didominasi kendaraan kecil.

Disinggung mengenai pemberlakuan SKB apakah efektif memperlancar perjalanan pengguna jasa saat libur Nataru, Syamsudin membenarkan.

"Kita lihat kondisi menjadi sangat landai dan sangat normal. Artinya pengguna jasa saudara-saudara kita yang melaksanakan Natal dan tahun baru, kondisinya lancar," kata GM.

Sebaliknya, pemberlakuan SKB apakah berdampak terhadap penurunan pengguna jasa di Pelabuhan Bakauheni, Syamsudin menjelaskan tidak terlalu berpengaruh.

"SKB itu untuk golongan kendaraan 8-9, yang kita tahu memang digeser ke BBJ, dan ini tidak banyak mempengaruhi penurunan di kami, tetapi kita saling menguatkan satu dan yang di sebelah (BBJ)," ulasnya.

Mengenai pemberlakuan SKB pada angkutan lebaran nanti, Syamsudin menyatakan, pihaknya menunggu keputusan dari pemerintah pusat.

"Yang pasti itu keputusan pemerintah dan kami sifatnya menunggu ya, apapun keputusan pemerintah terkait SKB pasti kami di tataran bawah tingkat operasional kita melaksanakannya. Untuk angkutan lebaran kita tunggu di angkutan lebaran, pasti pemerintah sudah punya hitungan bagaimana prioritas kelancaran yang untuk masyarakat diutamakan," pungkasnya.

Sementara, pengguna jasa penyeberangan di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni, asal Kota Bangko, Jambi tujuan Yogyakarta, Asri sempat merasakan antrian beberapa jam.

"Dari Bangko Jambi mau ke Yogyakarta ya liburan, sekalian mau lihat ada keluarga disana melihat wisatanya, Alhamdulillah di perjalanan lancar, berangkat tadi jam 5. Sudah menunggu 2 jam lebih lah," akunya.

Sejurus, pengendara mobil pribadi Riza yang juga akan bepergian ke Yogyakarta, menceritakan perjalanan hingga tiba di Pelabuhan Bakauheni dirasakan lancar.

"Menunggu lebih kurang 1 jam, Alhamdulillah lancar lewat tol," ungkapnya. (*)