• Kamis, 26 Desember 2024

Wujudkan Swasembada Pangan, Lampung Target 1 Juta Hektar Lebih Tanaman Reguler Hingga Cetak Sawah Tahun 2025

Rabu, 18 Desember 2024 - 16.04 WIB
33

Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fredy, saat menghadiri Rapat Koordinasi Swasembada Pangan Provinsi Lampung di Balai Keratun, Komplek Dinas Kantor Gubernur, Bandar Lampung, Rabu (18/12/2024). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fredy, menyebut luas panen padi di Provinsi Lampung selama tahun 2024 seluas 531.616 hektar. Kondisi ini mengalami peningkatan dalam empat tahun terakhir, yaitu dari tahun 2021-2024.

Dalam rangka mencapai swasembada pangan, pada tahun 2025 Provinsi Lampung diberi target sebesar 1.034.205 hektar yaitu dari pertanaman reguler seluas 849.384 hektar dan dari optimalisasi lahan dan cetak sawah seluas 184.821 hektar.

“Dengan capaian 489.573 hektar pada tahun 2021, 518.256 hektar (pada 2022), 530.108 hektar (pada 2023) dan 531.616 hektar (pada 2024),” jelas Fredy saat menghadiri Rapat Koordinasi Swasembada Pangan Provinsi Lampung di Balai Keratun, Komplek Dinas Kantor Gubernur, Bandar Lampung, Rabu (18/12/2024).

Namuk kata Fredy, capaian produktivitas beras tahun 2024 diprediksi menurun dari 52,03 kuintal per hektar pada tahun 2023, menjadi 51,37 kuintal per hektar. “Hal ini dikarenakan dampak kekeringan,” ungkapnya.

Fredy menjelaskan, rapat koordinasi ini merupakan awal kesiapan Provinsi Lampung dalam mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional yang semula hingga tahun 2029 dipercepat menjadi tahun 2027.

Program ini sesuai dengan yang termuat pada Asta Cita yang salah satunya adalah mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air dan ekonomi.

Ia juga menyampaikan bahwa peningkatan produksi padi khususnya selalu dihadapkan oleh beberapa tantangan dalam pembangunan pertanian antara lain perubahan iklim, kondisi perekonomian global, gejolak harga pangan, bencana alam, peningkatan jumlah penduduk, aspek distribusi dan alih fungsi lahan.

Sebagai informasi, capaian kinerja khususnya dalam capaian produksi gabah pada tahun 2024 bila dibandingkan tahun 2023 terjadi penurunan meskipun luas panen lebih tinggi dari tahun 2023.

Perkiraan produksi gabah tahun 2024 hingga Desember 2024 mencapai 2.731.226 ton GKG (turun 26.672 ton GKG) dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 2.757.898 ton GKG.

Fredy menyebut bahwa dengan luas panen tahun 2024 diperkirakan mencapai 531.616 hektar sedangkan tahun 2023 mencapai 530.108 hektar yang disebabkan adanya kekeringan di bulan Agustus – September 2024 lalu.

Berdasarkan data ATR/BPN, Provinsi Lampung yang memiliki potensi lahan sawah tahun 2024 terjadi penurunan dari 361.699 hektar menjadi 337.285 hektar, Fredy menekankan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung akan melakukan upaya-upaya untuk mencapai target tanam sesuai ketetapan yang telah ada maupun tambahan tanam yang telah ditarget oleh pemerintah pusat dengan harapan adanya dukungan perbaikan-perbaikan.

"Terutama dalam penyediaan ketersedian air, selain penyediaan benih sesuai tepat waktu, jumlah, mutu, harga, tempat dan jenis," ujarnya.

Dalam rangka mencapai swasembada pangan, Fredy mengatakan, pada tahun 2025 Provinsi Lampung diberi target sebesar 1.034.205 hektar yaitu dari pertanaman reguler seluas 849.384 hektar dan dari optimalisasi lahan dan cetak sawah seluas 184.821 hektar.

“Target tersebut meningkat tajam dari target sebelumnya 623.899 hektar (136,14 persen),” katanya.  

Fredy menegaskan bahwa untuk mencapai hal tersebut diperlukan usaha yang tidak biasa-biasa saja alias luar biasa karena dari lahan baku 337.285 hektar maka berarti IP yang harus dicapai sebesar 2,52 dari IP awal 1,8.

Ia menyampaikan bahwa beberapa hal tersebut dapat dicapai melalui penyediaan air sepanjang tahun, untuk itu perlu penyediaan air yang cukup, perbaikan irigasi baik jaringan, bendungan, pintu-pintu air, pompa air, irigasi perpompaan, sumur tadah dalam, embung dan lain-lain.

Selanjutnya, penyediaan pupuk yang mencukupi untuk luasan tersebut, penyediaan benih, alat dan mesin pertanian baik pra panen (traktor) maupun pasca panen combine harvester serta pengering dan penggilingan padi serta pembinaan/pengawalan pendampingan di lapangan.

Fredy berharap rakor ini dapat menciptakan gagasan-gagasan aktif dalam mendukung swasembada pangan di Indonesia khususnya di Provinsi Lampung.

"Untuk itu diperlukan koordinasi dan sinergisitas semua stakeholder agar tercapai apa yang dicita-citakan yaitu Swasembada Pangan," tegasnya. (*)