BPBD Lampung Pasang 30 Alat Peringatan Dini Bencana Banjir di Lima Daerah
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Provinsi Lampung memasang 30 alat early warning system (EWS) atau sistem
peringatan dini guna mendeteksi dan memprediksi bencana hidrometeorologi berupa
banjir.
Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, jika alat
EWS tersebut dipasang di lima daerah di Lampung yang memiliki resiko tinggi akan
terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir.
"Di tahun ini kita memasang alat EWS di beberapa kabupaten yang
memiliki potensi tinggi bencana hidrometeorologi basah. Yaitu di Lampung
Selatan, Way Kanan, Lampung Barat, Tulang Bawang dan Tulangbawang Barat,"
kata dia saat dimintai keterangan, Rabu (18/12/2024).
Menurut Rudy, alat EWS berbasis dengan internet dan akan terkoneksi dengan
Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Provinsi
Lampung.
"EWS ini berbasis dengan internet dan terkoneksi dengan pusdalops BPBD
Provinsi Lampung. Jadi setiap kejadian banjir akan terekam oleh EWS dan
langsung sampai ke pusdalops kita sebagai bahan kita untuk melakukan
langkah-langkan antisipasi," tuturnya.
Rudy mengatakan jika kedepan pihaknya juga akan memasang alat EWS yang juga
bisa mendeteksi bencana lainnya seperti tsunami hingga likuifasi atau fenomena
hilangnya kekuatan tanah akibat guncangan gempa bumi atau beban cepat lainnya.
"Alat ini sementara hanya untuk mendeteksi banjir dan kedepan kita
siapkan alat EWS untuk mendeteksi tsunami dan likuifasi. Alat ini akan dipasang
di salah satu titik yang sering terjadi banjir besar dan berdampak terhadap
masyarakat," jelasnya.
Ia memaparkan jika alat EWS berbasis internet sehingga ketika terjadi
bencana alam berupa banjir maka akan langsung memancarkan sinyal ke Pusdalops
BPBD Provinsi Lampung.
"Ini nerbasis internet pakai tenaga surya jadi ketika ada pergerakan
air yang tinggi maksimal dia akan langsung memancarkan signal ke Pusdalops kita
dan terekam dimana lokasi nya dan ketinggian nya," tutupnya.
Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun oleh Kupastuntas.co, dari Instagram resmi BPBD, selama
Januari terjadi 7 kali bencana alam dan menyebabkan 1 orang meninggal dunia.
Dimana bencana alam didominasi oleh banjir 5 kejadian dan angin kencang 2
kejadian.
Akibat banjir tersebut menyebabkan satu unit bangunan rusak dan angin
kencang menyebabkan 15 unit bangunan rusak dengan kerugian mencapai Rp125 juta.
Kemudian Februari terjadi 16 kejadian bencana, dimana terdapat 10 kali
bencana banjir, 5 kali angin kencang dan 1 kali tanah longsor. Bencana ini
mengakibatkan 235 unit bangunan mengalami kerusakan dengan kerugian mencapai
Rp155 juta.
Selanjutnya pada Maret tercatat ada 7 kali kejadian bencana yakni 3 kali
kejadian banjir dan 4 kali angin kencang. Bencana ini mengakibatkan 2 orang
mengalami luka-luka, 473 unit bangunan rusak dengan total kerugian mencapai
Rp175 juta.
Pada April tercatat ada 7 kejadian bencana yang terdiri dari 2 kejadian
banjir dan 5 kejadian pohon tumbang. Akibat bencana tersebut menyebabkan 19
unit bangunan mengalami kerusakan.
Pada Mei tercatat ada 9 kejadian bencana, dengan rincia 7 bencana banjir
dan 2 bencana angin kencang. Bencana alam pada April menyebabkan 4 korban jiwa
meninggal dan 2 jiwa hilang.
Akibat bencana ini menyebabkan 1.288 unit bangunan mengalami kerusakan
dengan kerugian mencapai Rp82 juta.
Juni 2024 terdapat 2 kejadian bencana yakni 1 banjir dan 1 angin kencang
yang menyebabkan 106 unit bangunan mengalami kerusakan dengan kerugian mencapai
Rp25 juta.
Pada Juli terdapat 4 kejadian bencana dengan rincian 3 kali bencana angin
kencang dan karhutla 1 kali. Bencana ini menyebabkan 121 unit bangunan rusak
dengan kerugian Rp135 juta.
Pada Agustus terdapat 7 kejadian bencana dengan rincian angin kencang 3
kali, karhutla 4 kali. Bencana tersebut menyebabkan 95 unit bangunan mengalami
kerusakan dan kerugian Rp72 juta.
Pada September ada 9 kejadian bencana dengan rincian karhutla 3 kejadian
dengan total luasan 20 hektar, angin kencang 6 kejadian dengan total kerusakan
21 bangunan dan kerugian Rp55 juta.
Oktober 4 kejadian bencana dengan rincian 2 kejadian cuaca ekstrem, 1
kejadian banjir dan 1 kejadian tanah longsor total 16 unit bangunan rusak tidak
ada kerugian
November 13 kejadian bencana dengan rincian 12 angin kencang dan 1 kajadian
tanah longsor total 163 unit bangunan rusak dengan kerugian 20 juta. (*)
Berita Lainnya
-
Pengamat: Penanganan Kasus Dugaan Korupsi PT LEB Harus Transparan dan Berani Ungkap Aktor Utama
Rabu, 18 Desember 2024 -
Penyidik Kanwil DJP Bengkulu Limpahkan Tersangka Tindak Pidana Perpajakan ke Kejari Bandar Lampung
Rabu, 18 Desember 2024 -
5 Tersangka Korupsi Proyek SPAM PDAM Way Rilau Dilimpahkan ke Kejari Bandar Lampung
Rabu, 18 Desember 2024 -
Enam Kurir 30 Kg Sabu Jalani Sidang Perdana, Berikut Dakwaannya
Rabu, 18 Desember 2024