• Rabu, 18 Desember 2024

BPBD Lampung Pasang 30 Alat Peringatan Dini Bencana Banjir di Lima Daerah

Rabu, 18 Desember 2024 - 14.56 WIB
26

Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto. Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung memasang 30 alat early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini guna mendeteksi dan memprediksi bencana hidrometeorologi berupa banjir.

Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, jika alat EWS tersebut dipasang di lima daerah di Lampung yang memiliki resiko tinggi akan terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir.

"Di tahun ini kita memasang alat EWS di beberapa kabupaten yang memiliki potensi tinggi bencana hidrometeorologi basah. Yaitu di Lampung Selatan, Way Kanan, Lampung Barat, Tulang Bawang dan Tulangbawang Barat," kata dia saat dimintai keterangan, Rabu (18/12/2024).

Menurut Rudy, alat EWS berbasis dengan internet dan akan terkoneksi dengan Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Provinsi Lampung.

"EWS ini berbasis dengan internet dan terkoneksi dengan pusdalops BPBD Provinsi Lampung. Jadi setiap kejadian banjir akan terekam oleh EWS dan langsung sampai ke pusdalops kita sebagai bahan kita untuk melakukan langkah-langkan antisipasi," tuturnya.

Rudy mengatakan jika kedepan pihaknya juga akan memasang alat EWS yang juga bisa mendeteksi bencana lainnya seperti tsunami hingga likuifasi atau fenomena hilangnya kekuatan tanah akibat guncangan gempa bumi atau beban cepat lainnya.

"Alat ini sementara hanya untuk mendeteksi banjir dan kedepan kita siapkan alat EWS untuk mendeteksi tsunami dan likuifasi. Alat ini akan dipasang di salah satu titik yang sering terjadi banjir besar dan berdampak terhadap masyarakat," jelasnya.

Ia memaparkan jika alat EWS berbasis internet sehingga ketika terjadi bencana alam berupa banjir maka akan langsung memancarkan sinyal ke Pusdalops BPBD Provinsi Lampung.

"Ini nerbasis internet pakai tenaga surya jadi ketika ada pergerakan air yang tinggi maksimal dia akan langsung memancarkan signal ke Pusdalops kita dan terekam dimana lokasi nya dan ketinggian nya," tutupnya.

Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun oleh Kupastuntas.co, dari Instagram resmi BPBD, selama Januari terjadi 7 kali bencana alam dan menyebabkan 1 orang meninggal dunia. Dimana bencana alam didominasi oleh banjir 5 kejadian dan angin kencang 2 kejadian.

Akibat banjir tersebut menyebabkan satu unit bangunan rusak dan angin kencang menyebabkan 15 unit bangunan rusak dengan kerugian mencapai Rp125 juta.

Kemudian Februari terjadi 16 kejadian bencana, dimana terdapat 10 kali bencana banjir, 5 kali angin kencang dan 1 kali tanah longsor. Bencana ini mengakibatkan 235 unit bangunan mengalami kerusakan dengan kerugian mencapai Rp155 juta.

Selanjutnya pada Maret tercatat ada 7 kali kejadian bencana yakni 3 kali kejadian banjir dan 4 kali angin kencang. Bencana ini mengakibatkan 2 orang mengalami luka-luka, 473 unit bangunan rusak dengan total kerugian mencapai Rp175 juta.

Pada April tercatat ada 7 kejadian bencana yang terdiri dari 2 kejadian banjir dan 5 kejadian pohon tumbang. Akibat bencana tersebut menyebabkan 19 unit bangunan mengalami kerusakan.

Pada Mei tercatat ada 9 kejadian bencana, dengan rincia 7 bencana banjir dan 2 bencana angin kencang. Bencana alam pada April menyebabkan 4 korban jiwa meninggal dan 2 jiwa hilang.

Akibat bencana ini menyebabkan 1.288 unit bangunan mengalami kerusakan dengan kerugian mencapai Rp82 juta.

Juni 2024 terdapat 2 kejadian bencana yakni 1 banjir dan 1 angin kencang yang menyebabkan 106 unit bangunan mengalami kerusakan dengan kerugian mencapai Rp25 juta.

Pada Juli terdapat 4 kejadian bencana dengan rincian 3 kali bencana angin kencang dan karhutla 1 kali. Bencana ini menyebabkan 121 unit bangunan rusak dengan kerugian Rp135 juta.

Pada Agustus terdapat 7 kejadian bencana dengan rincian angin kencang 3 kali, karhutla 4 kali. Bencana tersebut menyebabkan 95 unit bangunan mengalami kerusakan dan kerugian Rp72 juta.

Pada September ada 9 kejadian bencana dengan rincian karhutla 3 kejadian dengan total luasan 20 hektar, angin kencang 6 kejadian dengan total kerusakan 21 bangunan dan kerugian Rp55 juta.

Oktober 4 kejadian bencana dengan rincian 2 kejadian cuaca ekstrem, 1 kejadian banjir dan 1 kejadian tanah longsor total 16 unit bangunan rusak tidak ada kerugian

November 13 kejadian bencana dengan rincian 12 angin kencang dan 1 kajadian tanah longsor total 163 unit bangunan rusak dengan kerugian 20 juta. (*)