• Sabtu, 21 Desember 2024

Bantu Promosi, Dinas Koperindag Pringsewu Kunjungi Pengrajin Anyaman Bambu dan Gerabah

Rabu, 18 Desember 2024 - 17.55 WIB
24

Plt Kadis Koperindag Pringsewu, Sulistiyo Ningsih, saat mengunjungi pengrajin anyaman bambu di Tulung Agung Gadingrejo, Rabu (18/12/2024). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Pringsewu - Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pringsewu melakukan pembinaan ke perajin anyaman bambu di Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gadingrejo, dan perajin Gerabah di Pekon Podomoro, Kecamatan Pringsewu, Rabu (14/12/2024).

Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Sulistiyo Ningsih mengatakan, kedua pelaku UKM diatas merupakan binaan Pemkab Pringsewu melalui Dinas Koperindag yang sebelumnya sudah di lakukan pembinaan.

Pembinaan yang telah di lakukan diantaranya memfasilitasi kepemilikan legalitas usaha, keikutsertaan pada kegiatan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM dan kualitas produk kerajinan.

Tahun 2023, Tuti (50) perajin anyaman bambu di Pekon Tulung Agung  mendapatkan bantuan berupa pelatihan peningkatan kreatifitas dan inovasi produk selama satu bulan serta mendapat bantuan berupa alat dari Kementerian Perindustrian guna menunjang proses produksi anyaman bambu.

"Ibu Tuti juga sudah pernah di undang sebagai instruktur pada kegiatan pelatihan di tingkat kabupaten terkait materi anyaman bambu dalam rangka meningkatkan SDM perajin bambu agar bertambah sehingga produk anyaman bambu di Kabupaten Pringsewu tidak punah," ujar Sulistiyo Ningsih.

Menurutnya, kunjungan kali ini untuk mengetahui sejauhmana perkembangan usaha anyaman bambu milik bu Tuti kemudian apa saja kendala yang dihadapi.

"Kunjungan ini sekaligus untuk membantu promosi usaha anyaman bambu milik Tuti melalui galeri Dekranasda sebagai pusat oleh-oleh Kab Pringsewu juga media massa dan melalui pelatihan digital marketing," ungkapnya.

Sementara Tuti mengatakan usaha anyaman bambu ini sudah generasi kedua. Adapun produk anyaman bambu seperti tempat dodol, caping, wadah tahu Sumedang, wadah seserahan, tampah dan lain lain.  "Tergantung pesanan, kalau omzet antara Rp.3 juta sampai Rp. 5 juta perbulan," kata Tuti.

Menurut Tuti untuk bahan baku tidak ada masalah hanya saja jika musim tandur padi jarang yang nebang pohon bambu. Dan untuk mengantisipasinya sebelum musim tandur sudah disiapkan stok bahan baku.

"Kendalanya jika musim hujan bambunya berlumut, kemudian kami masih manual sehingga butuh alat pemotong dan alat untuk memperhalus anyaman bambu," imbuhnya.

Tuti mengatakan harga anyaman bambu tergantung ukuran dan jenisnya. Yang paling murah tempat besek (polos) seharga Rp.1600 perbiji. Sementara yang paling mahal hantaran serah serahan Rp 25 ribu perbiji.

Kepala Bidang  Perindustrian Rika Kartini menghimbau agar Tuti membuat proposal/ permohonan bantuan alat produksi anyaman bambu. 

"Dengan adanya alat pendukung maka produksi anyaman dapat meningkatkan kapasitas produksi, jika  sebelumnya sehari hanya menghasilkan 10 anyaman dengan adanya tambahan bantuan alat akan bertambah menjadi 15 anyaman bahkan lebih," tukasnya. (*)