• Senin, 16 Desember 2024

Kisah Eko Sopir Ambulans Gratis Pemkot Bandar Lampung, Antara Tugas dan Melayani Kemanusiaan

Senin, 16 Desember 2024 - 14.45 WIB
22

Eko Widoyo, bersama mobil ambulans tunggangannya selama bertugas. Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejak tahun 2018, Eko Widoyo, pria berusia 41 tahun, telah mengabdikan dirinya sebagai pengemudi ambulans gratis milik Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Berstatus sebagai Pegawai Tenaga Kontrak (PTK) di Satpol PP, Eko menjadi salah satu tulang punggung program ambulans gratis yang telah berjalan sejak 2016.

Dengan tekad membantu masyarakat yang membutuhkan, Eko menjalani pekerjaannya penuh dedikasi, meski banyak suka dan duka yang ia alami. 

“Sukanya, saya bisa langsung membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan, terutama warga yang kesulitan. Selain itu, saya juga bisa mengenal berbagai daerah di Lampung saat mengantarkan pasien,” ujar Eko ketika ditemui di sela tugasnya, Senin (16/12/2024).

Mengantar Jenazah Hingga ke Perbatasan

Tugas sebagai pengemudi ambulans tak hanya sebatas membawa pasien ke rumah sakit. Eko juga sering mengantar jenazah ke berbagai daerah di luar Bandar Lampung, bahkan hingga ke perbatasan provinsi.

Salah satu pengalaman terjauh yang ia kenang adalah ketika mengantar jenazah ke perbatasan antara Lampung dengan Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Way Kanan, tepatnya di Blambangan Umpu. Ia juga pernah bertugas hingga perbatasan Bengkulu. 

“Pernah mengantar ke Tulang Bawang, perjalanan pergi tidak ada masalah. Tapi saat perjalanan pulang ke Bandar Lampung, saya merasa seperti ada yang ikut di dalam kendaraan. Percaya tidak percaya, tapi itu saya rasakan sendiri,” ungkapnya. 

Menjalankan tugas sebagai pengemudi ambulans tentu tidak lepas dari tantangan. Kerusakan kendaraan di tengah jalan adalah salah satu yang dialami. Eko menceritakan pengalamannya ketika panbelt mobil ambulans yang ia kendarai putus saat menuju Padang Cermin, Pesawaran. Dalam situasi tersebut, ia segera melapor ke pengawas, dan unit pengganti dikerahkan agar pasien tetap bisa diantar. 

“Kalau soal pecah ban, itu sudah sering. Tapi kalau kerusakan mesin, sejauh ini tidak ada yang berarti,” tambahnya. 

Program ambulans gratis ini tidak hanya melayani warga Bandar Lampung, tetapi juga masyarakat dari kabupaten lain di Provinsi Lampung. Layanan ini tersedia 24 jam dengan sistem dua shift. Setiap shift melibatkan 11 pengemudi. Di Tugu Adipura sendiri terdapat lima unit mobil pelayanan medis dan sembilan unit mobil jenazah yang selalu standby. 

“Semua layanan ini gratis, termasuk untuk warga dari luar Bandar Lampung. Banyak yang bersyukur dan berterima kasih karena program ini sangat membantu mereka, terutama yang benar-benar membutuhkan,” kata Eko dengan nada haru. 

Kehidupan Pribadi yang Penuh Perjuangan

Eko tinggal di Labuhan Dalam bersama ketiga anaknya. Anak pertamanya sedang menempuh pendidikan di semester dua perguruan tinggi, sementara anak bungsunya masih berusia empat tahun. Sejak istrinya meninggal dunia pada tahun 2021, ia menjalani peran sebagai ayah sekaligus ibu bagi anak-anaknya. 

Meski penuh tantangan, Eko tetap menjalankan tugasnya dengan ikhlas. “Kadang, saya harus bertugas malam hari, kadang sendiri, kadang juga berdua. Tapi saya tetap bersyukur karena bisa membantu masyarakat,” ujarnya. 

Harapan untuk Masa Depan

Sebagai seorang PTK di Satpol PP dengan gaji Rp2 juta perbulan, Eko memiliki harapan besar agar para pengemudi ambulans seperti dirinya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Salah satu harapannya adalah agar mereka dapat diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

“Kami berharap, semoga ke depan kami bisa diprioritaskan untuk diangkat menjadi PPPK. Selain itu, adanya kenaikan upah minimum tentu juga kami harapkan,” tutupnya. 

Meski banyak cerita suka dan duka dalam pekerjaannya, Eko Widoyo tetap menjalankan tugas mulia ini dengan sepenuh hati. Keberadaannya, bersama pengemudi ambulans lainnya, menjadi wujud nyata kepedulian pemerintah untuk membantu masyarakat yang membutuhkan layanan darurat secara gratis. (*)