• Rabu, 18 Desember 2024

Kebakaran Selama 23 Jam, 350 Hektar Lebih Hutan Vegetasi TNWK Hangus

Minggu, 15 Desember 2024 - 18.12 WIB
55

Proses pemadaman api secara manual, karena lokasi tidak terjangkau oleh mobil pemadam. Foto: Ist

Kupastuntas.co,  Lampung Timur - Luas hutan Taman Nasional Way Kambas yang terbakar pada Jumat (13/12/2024) lebih dari 350 hektar di wilayah Seksi I, Way Kanan. Hal tersebut ditegaskan oleh Humas Balai TNWK Sukatmoko, Minggu (15/12/2024).

Tercatat lama peristiwa kebakaran selama 23 jam dari Jumat, 13 Desember, pukul 14.00 sampai Sabtu, 14 Desember  pukul 12.00. Api didominasi membakar tanaman liar jenis ilalang dan semak.

"Kenapa tidak ada pohon hutan yang terbakar, karena lokasi kebakaran terjadi di wilayah vegetasi yang hanya ditumbuhi semak dan Alang-Alang," kata Sukatmoko. Minggu (15/12/2024).

Menurut Sukatmoko, meskipun bukan dilokasi hutan utama, lokasi vegetasi merupakan tempat binatang herbivora. Selain itu hutan vegetasi memiliki banyak manfaat penting bagi lingkungan, kehidupan manusia, dan makhluk hidup lainnya.

Manfaat hutan vegetasi secara umum kata Sukatmoko adalah Penghasil Oksigen. Tumbuhan di hutan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen melalui fotosintesis. Pengatur Iklim. Hutan membantu menjaga suhu global dengan menyerap karbon dan mengurangi efek pemanasan global.

Mengurangi Erosi Tanah. Akar pohon mengikat tanah, mencegah longsor dan erosi.

"Kami akui kebakaran hutan vegetasi di TNWK sudah menjadi persoalan klasik, dan kebakaran dipastikan unsur kesengajaan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, melakukan kegiatan ilegal dalam hutan," Jelas Sukatmoko.

Dampak dari seringnya kebakaran hutan vegetasi, kaya Sukatmoko. Akan terjadi kerusakan ekosistem. Kebakaran menghancurkan habitat flora dan fauna, mengancam keanekaragaman hayati, dan dapat menyebabkan spesies tertentu terancam punah.

Erosi tanah, hilangnya vegetasi membuat tanah rentan terhadap erosi, sehingga kesuburan tanah menurun. Pencemaran udara akibat Asap dan gas beracun, seperti karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2), mencemari udara dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

"Namun ketika kebakaran terjadi menjelang musim hujan, tidak butuh waktu lama rumput baru akan segera tumbuh, seperti ilalang dan semak semak jenis lainnya," kata Sukatmoko. (*)