• Kamis, 26 Desember 2024

Kurikulum Coding dan AI Segera Diterapkan, Kesiapan Sekolah Jadi Sorotan

Senin, 09 Desember 2024 - 13.53 WIB
55

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bandar Lampung, Mulyadi, Senin (9/12/2024). Foto: Sri/kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berencana memasukkan pembelajaran coding dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ke dalam kurikulum SD, SMP, dan SMA pada tahun ajaran 2025-2026.

Meski langkah ini dianggap relevan untuk mempersiapkan siswa menghadapi era digital, beberapa pihak menilai pelaksanaannya membutuhkan persiapan yang matang muali dari kesiapan infrastruktur, guru, dan sekolah.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bandar Lampung, Mulyadi, mengatakan bahwa pihaknya belum menerima arahan resmi terkait regulasi atau metode pembelajaran.

"Prinsipnya kami akan menjalankan regulasi yang ada. Namun, sampai sekarang belum ada surat pemberitahuan atau petunjuk teknis dari pusat," ujar Mulyadi, Senin (9/12/2024).

Menurut Mulyadi, Kurikulum Merdeka yang baru saja diterapkan menjadi salah satu fokus Disdikbud saat ini. Sehingga pihaknya juga masih menunggu akan kebijakan tersebut.

“Kalau memang akan ada kurikulum baru, tentu kami membutuhkan arahan lebih lanjut dari kementerian, termasuk metode dan teknis pembelajaran coding dan AI,” tambahnya.

Asiah, seorang wali murid yang anaknya bersekolah di SMP Bandar Lampung, mempertanyakan kesiapan sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum baru ini.

"Kalau gurunya belum paham coding dan AI, bagaimana mereka bisa mengajar? Jangan sampai program ini hanya berjalan di kota besar, sementara sekolah di daerah tertinggal tidak mendapatkan fasilitas yang sama," ungkapnya.

Asiah juga menyoroti pentingnya pelatihan guru dan pemerataan fasilitas di seluruh sekolah. 

"Tidak semua sekolah punya komputer atau akses internet. Pemerintah harus memastikan infrastruktur ini terpenuhi sebelum kurikulum diterapkan," tegasnya.

Di sisi lain, Ida (41), wali murid SMA, mendukung rencana ini jika jelas target yang hendak dicapai jelas. Seperti untuk menciptakan generasi muda yang melek teknologi dan siap menghadapi tantangan di era digital.

"Saya setuju karena ini sesuai dengan perkembangan zaman. Tapi, pembelajaran dan targetnya harus jelas. Jangan sampai siswa tidak tahu apa yang harus dicapai," katanya. (*)