• Sabtu, 21 Desember 2024

Sepekan Harga Singkong Turun, Petani di Lampung Timur Mengeluh

Jumat, 06 Desember 2024 - 18.47 WIB
322

Petani singkong di Lampung Timur saat menurunkan singkong dari truk. Foto: Agus/kupastuntas.co.

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Petani singkong di wilayah Kabupaten Lampung Timur mengeluhkan persoalan harga, dimana harga singkong saat ini hanya tembus Rp750 per kilogram, sehingga tidak sebanding dengan biaya penanaman dan biaya perawatan.

Kepala Desa Pakuan Aji, Kecamatan Sukadana, Tan Malaka mengatakan, masyarakat Desa Pakuan Aji mayoritas petani termasuk petani palawija seperti singkong dan jagung.

"Masyarakat kami 70 persen petani otomatis hasil bumi menjadi sumber penghasilan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti saat ini waktu musim panen singkong tapi harga anjlok signifikan," kata Tan Malaka, saat dikonfirmasi, Jumat (6/12/2024).

Kata Tan Malaka, petani menjual singkong kepada tengkulak (lapak) di harga Rp1.225 per kg, namun terdapat potongan 25 persen sehingga petani menerima bersih Rp750 per kg.

Sementara petani singkong bisa mendapat keuntungan jika harga singkong minimal Rp1.000 per kg.

Dengan kondisi harga singkong seperti saat ini, Tan Malaka sebagai kepala desa mewakili suara masyarakat nya berharap pemerintah baik Daerah, Provinsi ataupun pusat bisa mengendalikan permainan harga yang berdampak merugikan petani.

"Kami yakin turun naiknya harga singkong ada permainan, karena saya mengamati setiap waktu musim panen harga turun, saat musim tanam harga stabil, tapi harga pupuk dan pestisida tidak pernah turun," tegas Tan Malaka.

Maka Tan Malaka berharap di tengah program 100 hari Presiden Prabowo saat ini, agar bisa mendorong menyetabilkan harga singkong agar petani tidak dirugikan, sesuai dengan program Prabowo yakni ketahanan pangan.

Sementara itu, salah seorang pelaku usaha jual beli singkong, Silo mengatakan, turunnya harga singkong sudah terjadi selama satu pekan ini, sebelumnya Rp1.320 per kg sekarang turun menjadi Rp1.150 per kg.

"Karena pihak perusahaan menurunkan harga sehingga saya juga membeli dari petani dengan harga menyesuaikan," kata Silo.

Alasan perusahaan membeli dengan harga murah dengan alasan terjadinya curah hujan tinggi sehingga kandungan Pati menurun dan meningkatnya kadar air. (*)