• Kamis, 26 Desember 2024

Akademisi Soroti Kesulitan Perizinan Eksplorasi dan Riset Energi Terbarukan di Lampung

Kamis, 05 Desember 2024 - 13.56 WIB
54

Suasana diskusi publik bertema “Energi dan Investasi Seimbangkah?” yang digelar PWI Lampung di Hotel Horison Bandar Lampung. Kamis (5/12/2024). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Dua akademi dari Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) dan Universitas Lampung (Unila) kompak menyuarakan keprihatinan mereka tentang sulitnya mendapat izin eksplorasi energi baru terbarukan (EBT) di Provinsi Lampung yang dapat menjadi kunci pertumbuhan ekonomi.

Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. Mahathir Muhammad, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan akademisi untuk mengoptimalkan potensi energi terbarukan.

“Listrik menjadi penggerak utama ekonomi digital. Kebutuhan internet hingga pedesaan hanya dapat terpenuhi dengan ketersediaan listrik yang memadai. Energi baru terbarukan dapat menjadi solusi untuk daerah-daerah yang belum terjangkau listrik PLN,” jelasnya dalam diskusi publik bertema "Energi dan Investasi, Seimbangkah?" yang digelar oleh PWI Lampung di Hotel Horison, Kamis (5/12/24).  . 

Mahathir juga mengungkapkan kendala dalam pengembangan energi terbarukan, salah satunya adalah perizinan.

“Universitas sering mengalami kesulitan izin karena diperlakukan seperti perusahaan. Dukungan pemerintah diperlukan agar akademisi bisa fokus pada riset dan pengembangan energi alternatif,” ujarnya. 

Di sisi lain, Ahli Energi Universitas Lampung, Muh. Sarkowi, menilai potensi energi hijau di Lampung belum dioptimalkan. Ia menyoroti tantangan sosial di Gunung Rajabasa dan Sekincau yang menghambat eksplorasi panas bumi.

"Masalah sosial menjadi kendala utama, seperti di Gunung Rajabasa. Sementara itu, potensi di Sekincau sulit tereksplorasi karena berada dalam taman nasional," jelasnya. 

Selain geothermal, Lampung juga memiliki potensi energi fosil yang belum dimanfaatkan, terutama di Mesuji dan Pertamina Area 3.

"Perizinan menjadi penghambat utama eksplorasi minyak di wilayah ini," ucap dia.

Kabid Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Lampung, Sopan Sopian, menyatakan pemerintah daerah berkomitmen meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.

Ia menyebut Lampung memiliki potensi panas bumi hingga 898 MW (megawatt) dari 13 lokasi.

“Kami menargetkan pangsa energi baru terbarukan sebesar 36% pada 2025 dan 47% pada 2050. Penguatan infrastruktur kelistrikan juga menjadi prioritas kami,” katanya. (*)