• Jumat, 24 Januari 2025

85 Bencana Alam Terjadi di Lampung Selama 2024, 2.431 Rumah Rusak, 4 Orang Meninggal dan 2 Hilang

Kamis, 05 Desember 2024 - 08.16 WIB
95

Analis Bencana BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sebanyak 85 bencana alam terjadi di Provinsi Lampung sejak bulan Januari sampai dengan November 2024. Dampaknya, 2.431 rumah rusak, 4 orang meninggal dunia dan 2 orang dinyatakan hilang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, ada 85 bencana alam terjadi di Provinsi Lampung sejak Januari-November 2024. Rinciannya, bencana banjir sebanyak 29 kejadian, angin kencang/cuaca ekstrem 45, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 8 serta bencana longsong ada 1 kejadian.   

Akibat bencana tersebut, sebanyak 2.431 rumah rusak, 4 orang meninggal dunia dan 2 orang dinyatakan hilang.

Sementara Berdasarkan data dikutip dari laman gis.bnpb.go.id pada Rabu (4/12/2024), ada 54 bencana alam terjadi di Provinsi Lampung selama tahun 2024. Data ini di update sejak bulan Januari sampai dengan 4 Desember 2024.

Bencana alam ini terdiri dari 23 bencana banjir, 23 cuaca ekstrem, 7 kebakaran hutan dan lahan serta 1 kekeringan.

Dampak bencana alam telah mengakibatkan 430 unit rumah rusak terdiri dari 271 rumah rusak ringan, 101 rumah rusak sedang dan 58 rusak berat.

Selain itu, juga mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, 9 luka-luka serta 50.239 orang menderita dan mengungsi.

Analis Bencana BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat mengatakan, saat ini Lampung memasuki bencana hidrometeorologi basah yang dibarengi dengan curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan beberapa bencana alam bawaan seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung.

"Untuk longsor kami melakukan deteksi di beberapa titik yang cukup berat ancamannya. Seperti di Lampung Barat, Tanggamus dan Way Kanan. Di Lampung Barat sepanjang jalan antara Lampung Barat dan Pesisir Barat ada titik longsor yang meskipun sudah dilakukan pencegahan dan mitigasi ancaman nya tetap ada," kata Wahyu, pada Rabu (4/12/2024)

Wahyu mengatakan, untuk bencana banjir hampir seluruh wilayah rawan terancam. Namun untuk daerah yang mengalami eskalasi cukup tinggi adalah Bandar Lampung disusul Lampung Selatan dan Pesawaran.

"Banjir hampir seluruh wilayah kita terancam, beberapa tempat mengalami eskalasi yang cukup tinggi yaitu Bandar Lampung yang tiap musim hujan atau hujan dengan intensitas tinggi pasti banjir," jelasnya.

“Kemudian untuk Lampung Selatan juga rawan terjadi bencana banjir, dimana titik yang kerap terpendam ada di Sidomulyo, Hajimena, Palas dan Sragi,” lanjutnya.

Ia menambahkan, banjir juga rawan terjadi di Tulang Bawang, Mesuji dan Pesawaran. “Kita juga ada tim reaksi cepat yang piket setiap hari, jadi setiap hari mereka siap dan kalau kondisi memburuk kita ada sop tim reaksi cepat untuk koordinasi," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung memprediksi banjir akan merendam 6 daerah pesisir di Provinsi Lampung akibat kondisi cuaca buruk dan intensitas hujan yang tinggi.

BMKG Maritim Lampung sudah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan Lampung yang berlaku 3 Desember 2024 pukul 07.00 WIB hingga 6 Desember 2024 pukul 07.00 WIB.

Berdasarkan keterangan pada akun Instagram resmi @bmkglampung yang diakses pada Selasa (3/12/2024), disebutkan selama periode tersebut akan terjadi gelombang setinggi 1,25 sampai dengan 2,5 meter di Perairan Teluk Lampung Bagian Utara, Perairan Teluk Lampung Bagian Selatan, dan Perairan Timur Lampung Bagian Selatan.

“Saran keselamatan agar diwaspadai pada pelayaran perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Untuk kapal tongkang perlu waspada apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter,” tulis pihak BMKG.  

Selanjutnya disampaikan juga bahwa tinggi gelombang 2,5 hingga 4,0 meter berpeluang terjadi di Perairan Barat Lampung dan Selat Sunda Bagian Barat Lampung.

“Saran keselamatan agar diwaspadai pada perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Selanjutnya kapal tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Serta kapal ferry apabila kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter,” tulis BMKG lagi.

BMKG menyebut bahwa pola angin di wilayah perairan Provinsi Lampung pada umumnya bergerak dari arah Barat Daya hingga Barat Laut.

“Dengan kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Timur Lampung Bagian Selatan, Perairan Barat Lampung, dan Selat Sunda Selatan Lampung,” tulis BMKG.

BMKG Maritim Lampung memprediksi wilayah berpotensi terjadi banjir pesisir yaitu di Pesisir Bandar Lampung, Pesisir Tanggamus, Pesisir Lampung Selatan, Pesisir Pesawaran, Pesisir Timur Lampung, dan Pesisir Barat Lampung.

“Adanya pasang maksimum disertai dengan fenomena bulan baru pada tanggal 1 Desember 2024 berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap ketinggian pasang air laut maksimum tanggal 1-5 Desember 2024,” tulis BMKG Maritim Lampung.

Kondisi tersebut secara umum dianggap dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta perikanan darat.

“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari fenomena ini,” tulis BMKG. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Kamis 5 Desember 2024 dengan judul “85 Bencana Alam Terjadi di Lampung Selama 2024”