• Kamis, 05 Desember 2024

12 Bencana Angin Kencang Terjadi di Lampung Selama November, 163 Bangunan Rusak

Rabu, 04 Desember 2024 - 13.44 WIB
26

Kepala BPBD Provinsi Lampung,Rudy Sjawal Sugiarto. Foto: Dok Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mencatat terdapat 13 kejadian bencana dengan 12 diantaranya merupakan bencana angin kencang yang terjadi selama bulan November kemarin.

Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, jika bencana alama tersebut mengakibatkan 163 unit bangunan mengalami kerusakan dengan taksiran kerugian diperkirakan mencapai Rp20 juta.

"Selama November telah terjadi 13 bencana dengan 12 diantaranya adalah bencana angin kencang dan 1 bencana tanah longsor. Bencana mengakibatkan 163 unit bangunan terdampak  dengan taksiran kerugian di perkiranakan kurang lebih Rp20 juta," kata dia saat dimintai keterangan, Rabu (4/12/2024).

Ia merincikan untuk angin kencang terjadi di Lampung Selatan 2 kejadian, Lampung Timur 3 kejadian, Lampung Tengah 4 kejadian, Lampung Barat 1 kejadian, Pringsewu 1 kejadian, Tulang Bawang 1 kejadian dan tanah longsor di Bandar Lampung 1 kejadian.

"Angin kencang terjadi pada 1 November terjadi di Kecamatan Tanjung Bintang dan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan yang menyebabkan 12 unit bangunan rusak dan di Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah mengakibatkan 75 bangunan rusak," katanya.

Kemudian tanggal 2 November terjadi di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur yang menyebabkan 8 unit bangunan rusak dan di Kecamatan Bumi Ratu Nubah Kabupaten Lampung Tengah mengakibatkan 17 unit bangunan rusak.

"Kemudian tanggal 3 November terjadi di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan yang mengakibatkan 8 unit bangunan rusak. Kemudian tanggal 4 di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang menyebabkan  6 bangunan rusak," kata dia.

Selanjutnya tanggal 7 November angin kencang terjadi di Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah mengakibatkan 1 bangunan rusak, kemudian tanggal 9 November angin kencang terjadi di Kecamatan Palas Lampung Selatan tidak ada kerusakan.

"Tanggal 11 November angin kencang terjadi di Kecamatan Balik Bukti Kabupaten Lampung Barat tidak ada kerusakan, kemudian tanggal 16 November angin kencang terjadi di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang mengakibatkan 24 unit bangunan rusak," paparnya.

Kemudian untuk tanah longsor terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Barat Bandar Lampung yang mengakibatkan 1 unit bangunan rusak, selanjutnya tanggal 26 angin kencang terjadi di Kecamatan Pekalongan Lampung Timur mengakibatkan 11 unit bangunan rusak.

"Terakhir bencana terjadi di tanggal 28 November dimana angin kencang terjadi di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur yang mengakibatkan 1 unit bangunan rusak," jelasnya.

Sementara itu Analis Bencana BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat mengatakan jika saat ini Lampung memasuki bencana hidrometeorologi basah yang di iringi dengan curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan beberapa bencana alam bawaan seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung.

"Untuk longsor kami melakukan deteksi di beberapa titik yang cukup berat ancamannya. Seperti di Lampung Barat, Tanggamus dan Way Kanan. Di Lampung Barat sepanjang jalan antara Lampung Barat dan Pesisir Barat ada titik longsor yang meksipun sudah dilakukan pencegahan dan mitigasi ancamannya tetap ada," tuturnya.

Sementara itu untuk bencana banjir hampir seluruh wilayah rawan terancam. Namun untuk daerah yang mengalami eskalasi cukup tinggi adalah Bandar Lampung disusul Lampung Selatan dan Pesawaran.

"Banjir hampir seluruh wilayah kita terancam, beberapa tempat mengalami eskalasi yang cukup tinggi yaitu Bandar Lampung yang tiap musim hujan atau hujan dengan intensitas tinggi pasti banjir," tambahnya.

Kemudian untuk Lampung Selatan juga rawan terjadi bencana banjir, dimana titik yang kerap terendam ada di Sidomulyo, Hajimena, Palas dan Sragi.

"Kemudian banjir juga rawan terjadi di Tulang Bawang, Mesuji dan Pesawaran. Kita juga ada tim reaksi cepat yang piket setiap hari, jadi setiap hari mereka siap dan kalau kondisi memburuk kita ada SOP tim reaksi cepat untuk koordinasi," katanya. (*)