• Kamis, 21 November 2024

Aksi Protes, Warga Tanjung Raya Lambar Tebar Lele di Ruas Jalan Kerap Digenangi Banjir

Kamis, 21 November 2024 - 18.04 WIB
33

Tampak warga Tanjung Raya menebar lele di jalan raya yang kerap banjir apabila diguyur hujan, dan hingga kini belum ada perbaikan dari pemerintah setempat. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Jadi langganan banjir, masyarakat Pemangku Rantau Panjang, Pekon (Desa) Tanjung Raya, Kecamatan Sukau, melepas puluhan ikan lele di genangan air yang berada tepat di ruas Jalan Liwa-Ranau di wilayah setempat.

Hal tersebut sebagai bentuk protes warga sebab sudah bertahun-tahun ruas jalan tersebut menjadi langganan banjir, puluhan ikan lele yang dilepas, kemudian dipancing oleh warga sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintah.

Kegiatan tersebut diabadikan dalam sebuah video yang menunjukkan aksi warga, pasalnya warga geram sebab permasalahan yang ada di wilayah setempat menyebabkan tingginya genangan air dan menghambat aktivitas warga.

Agus salah satu warga setempat mengatakan, aksi protes tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap lambannya penanganan masalah genangan air yang telah mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.

Jalan tersebut menjadi semakin sulit dilalui, terutama saat musim hujan, akibat genangan air yang tak kunjung surut. Menurut warga setempat, kondisi ini semakin memburuk dan membahayakan pengendara yang melintasi jalan tersebut.

"Sudah berminggu-minggu kami harus menanggung dampak genangan air yang tidak kunjung diperbaiki, kami bahkan harus berhati-hati saat melintas apalagi di musim hujan, kami merasa tidak ada perhatian serius dari pihak terkait," kata dia, Kamis (21/11/2024).

Ia mengatakan, salah satu cara warga agar diperhatikan pemerintah yaitu dengan melakukan aksi lepas lele dan memancing kembali di ruas jalan tersebut, dengan harapan pemerintah bisa segera menindaklanjuti keresahan warga.

Aksi tersebut tidak hanya mempertontonkan rasa kekecewaan warga, tetapi juga sebagai sindiran terhadap kondisi jalan yang kini lebih mirip dengan kolam ikan daripada sebuah jalan raya, sehingga perlu adanya kesadaran dari pemerintah.

"Mungkin dengan cara ini, kami bisa menarik perhatian pemerintah daerah dan pihak terkait agar segera memperbaiki jalan kami. Kami berharap ada tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini," imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Peratin (Kepala Desa) Tanjung Raya Johan Safri mengatakan bahwa lokasi tersebut memang merupakan titik rawan banjir setiap kali hujan turun, hal itu disebabkan karena lokasi tersebut berada titik cekungan yang membuat air tergenang di satu titik, meskipun belum lama telah dibangun drainase, tetapi belum menyelesaikan masalah. 

"Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, setiap kali hujan deras, kami selalu menghadapi masalah yang sama, genangan air yang tinggi jelas mengganggu aktivitas masyarakat di sini, sehingga ini bentuk kekecewaan warga," imbuhnya.

Bukan hanya banjir, pihaknya juga menyoroti masalah bencana longsor yang tidak jauh dari lokasi tersebut. "Selain banjir, ada juga longsor yang merusak lahan perkebunan warga, Ini adalah masalah serius yang perlu ditangani secepatnya," jelasnya.

Ia menambahkan sebelumnya pihak terkait telah melakukan peninjauan, diantaranya dari pihak Dinas PUPR dan BPBD terkait masalah banjir dan longsor yang kerap terjadi di wilayah seyempat namun hingga saat ini belum terealisasi.

"Hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai langkah penanganan yang akan diambil. Kami berharap pemerintah dapat segera memberikan respons dan tindakan konkret terhadap permasalahan ini," tandasnya. (*)