• Selasa, 19 November 2024

Kementerian Pertanian Lampung, Laboratorium Kreativitas Mahasiswa di Dunia Pertanian

Selasa, 19 November 2024 - 13.38 WIB
16

Mahasiswa saat PKL di Bapeltan Lampung. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung menjadi tempat bagi mahasiswa peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk belajar, berinovasi, dan mengembangkan diri. 

Sebanyak 33 mahasiswa dari empat universitas ternama dengan berbagai jurusan tinggal di asrama Bapeltan Lampung. Mereka berkolaborasi mengerjakan berbagai proyek sebagai kontribusi dalam pengembangan pertanian berbasis teknologi. 

Exa, mahasiswa jurusan Ilmu Tanah dari Universitas Lampung, misalnya, bersama 14 rekannya merancang dan membuat alat biochar berbahan dasar sekam padi. Alat tersebut terdiri atas dua drum, dimana drum pertama digunakan untuk pembakaran, sementara asap pembakaran dialirkan melalui corong menuju drum kedua yang berisi air. Proses ini menghasilkan asap cair yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami. 

“Selain berfungsi untuk membuat arang sekam, limbah dari alat ini juga dapat dimanfaatkan oleh petani untuk pestisida alami,” ujar Exa 

Tidak kalah menarik, Deo, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), bersama timnya menciptakan Smart Solaris Pump (SSP), sebuah pompa air bertenaga surya. Alat ini dirancang menggunakan panel surya untuk menggantikan listrik konvensional. Bahkan, dengan adanya baterai penyimpan energi, alat ini tetap berfungsi pada malam hari. 

“Pompa ini juga dilengkapi sistem otomatis. Jika debit air mencapai batas tertentu, alat akan berhenti dengan sendirinya. Selain itu, pengguna bisa mengoperasikannya melalui aplikasi di smartphone,” jelas Deo antusias. 

Kepala Bapeltan Lampung, Abdul Roni Angkat sangat bangga atas desain SSP yang ia buat bersama mahasiswa IPB di Bapeltan. Ia mengatakan air merupakan kebutuhan penting bagi tanaman, sehingga diperlukan teknologi untuk menyiasati permasalahan terkait penyediaan air. 

"Smart Solaris Pump hadir untuk memudahkan petani menggerakkan pompa air walau pun areal persawahannya belum tersedia listrik," jelas Abdul Roni saat pertama kali memamerkan SSP pada kunjungan kerja Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkulu, Jum'at (08/11) lalu. 

Eka, mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, bersama lima rekannya berinovasi menciptakan alat pencabut singkong manual. Meski masih dalam tahap awal, mereka berencana mengembangkan alat mekanis berbasis hidrolik untuk mempermudah petani memanen singkong dalam skala lebih besar. 

Bersamaan dengan itu, Afif, mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya Jurusan Sistem Komputer, turut mendukung proyek tersebut dengan menciptakan alat pengukur tekanan berbasis sensor load cell. Alat ini dirancang untuk mengukur kekuatan tekanan yang diterima alat pencabut singkong, mempermudah evaluasi dan peningkatan alat di masa depan. 

“Sensor ini bekerja dengan mengukur tekanan dan menampilkannya secara langsung di layar LCD,” papar Afif. 

Inovasi lainnya datang dari tim PKL Polbangtan yang tengah mengembangkan paranet otomatis. Alat ini dirancang untuk menutup area tanaman secara otomatis jika suhu lingkungan melebihi 31 derajat Celsius. 

“Sistem ini membantu melindungi tanaman dari paparan suhu tinggi yang dapat mengganggu pertumbuhan,” jelas Eka, sambil menunjukkan kerangka awal paranet. 

Berbagai proyek inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa MBKM dan PKL di Bapeltan Lampung mencerminkan semangat kolaborasi dan kreativitas generasi muda dalam mengembangkan konsep smart farming. Dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam praktik pertanian, mereka berusaha meningkatkan efisiensi dan produktivitas di sektor pertanian, sekaligus menjawab tantangan masa depan. 

Hal ini selaras dengan ungkapan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman bahwa teknologi pertanian adalah masa depan negara. "Kita perlu teknologi pertanian baru dari perguruan tinggi. Jangan bergantung pada negara lain. Mari bergandengan tangan, saling bantu melakukan riset tentang air, benih dan alat mesin pertanian," ujar Amran dalam Forum Diskusi Rektor dengan Mentan dan Mendikti Saintek di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Selasa (29/10). 

Hal ini juga semakin dipertegas oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti yang menekankan pentingnya teknologi dalam menarik generasi muda untuk berkarir di sektor pertanian.

Kontribusi para mahasiswa ini tidak hanya menjadi pengalaman berharga bagi mereka, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi dunia pertanian Indonesia. Bapeltan Lampung, sebagai tuan rumah, berhasil menjadi jembatan penghubung antara teori akademik dan penerapannya di lapangan.(*)