• Minggu, 01 Juni 2025

Data BNPB: 50 Bencana Terjadi di Lampung Hingga November 2024

Senin, 18 November 2024 - 12.01 WIB
135

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memimpin rapat serta sosialisasi potensi bencana hidrometeorologi secara daring, Senin (18/11/2024). Foto: Erik/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah bencana di Provinsi Lampung periode 1 Januari hingga 18 November 2024 sebanyak 50 kejadian.

Jumlah tersebut dikutip melalui laman gis.bnpb.go.id, Senin (18/11/2024). Secara rinci bencana yang terjadi diantraranya banjir 23 kejadian, cuaca ekstrim 20 kejadian, serta kebakaran hutan dan lahan 7 kejadian.

“Dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam yakni 1 orang hilang, 4 orang meninggal dunia, 9 orang luka-luka, dan 49.688 orang menderita dan mengungsi,” jelas pada laman tersebut.

Dijelaskan juga dampak kerusakan bencana yakni 414 rumah rusak, terdiri dari 260 rusak ringan, 96 rusak sedang, dan 58 rusak berat. Terdapat 4 fasilitas rusak, diantaranya 2 satuan pendidikan, 1 rumah ibadah, dan 1 fasilitas layanan kesehatan.

Melalui rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah serta sosialisasi potensi bencana hidrometeorologi secara daring, Senin (18/11/2024), Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bencana hidromoteorogi khusus di tahun 2024 ini adalah hidrometeorologi basah, banjir dengan cuaca ekstrim.

“Memang bencananya tidak bisa kita cegah, tetapi yang harus kita upayakan adalah dampaknya, baik infrastruktur maupun korban jiwa,” kata dia.

Suharyanto melanjutkan, juga segera dilaksanakan apel kesiapsiagaan. Masing-masing daerah menyiapkan diri mulai dari alat, personel, sumberdaya, dan anggaran menghadapi potensi kedaruratan hidrometeorologi basah.

Lakukan pengecekan dan pembersihan saluran drainase primer, sekunder, dan tersier menghadapi potensi kelebihan debit air selama musim hujan.

Serta penetapan status siaga darurat bagi daerah dengan historis kejadian bencana hidrometeorologi basah berulang agar bisa mengakses dana siap pakai untuk kesiapsiagaan seperti pendalaman alur, peninggian tanggul sungai yang rusak dan lain-lain.

“Kami harapkan daerah melalui BPBD provinsi maupun kabupaten/kota, ketika terjadi bencana, 3x24 jam harus mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sebelum pemerintah pusat datang membantu. Ini untuk tempat-tempat yang susah didatangi,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menerangkan, mulai tanggal 18 hingga 23 November 2024, wilayah yang berpotensi untuk mengalami hujan adalah Sumatera, secara umum potensi ringan.

Namun potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi terjadi di salah satunya Lampung. Sehingga diharapkan menjadi perhatian.

“Perlu diketahui, untuk mengakibatkan banjir tidak harus hujan lebat, hujan sedang pun dapat menimbulkan banjir tergantung sistem drainase dan kondisi lingkungannya,” ujar dia.

Dwikorita pun menyampaikan pada periode Natal dan tahun baru 2024/2025, tanggal 16 – 23 Desember 2024 dan tanggal 2 – 9 Januari 2025, Lampung masuk dalam potensi hujan lebat.

Diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mencatat hingga September 2024 telah terjadi 68 bencana di wilayah tersebut, didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan kebakaran hutan.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, menjelaskan bahwa 2.373 bangunan mengalami kerusakan akibat bencana, dengan total kerugian mencapai Rp824 juta. Selain kerusakan material, bencana ini juga menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan dua orang dilaporkan hilang.

“Sampai dengan September, 68 bencana terjadi di Lampung dengan nilai kerugian mencapai Rp824 juta dan 2.373 bangunan mengalami kerusakan,” kata Rudy, Minggu (13/10/2024).

Rudy menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti BMKG, TNI, Polri, dan Pusdalops, untuk mengantisipasi bencana susulan yang dipicu oleh perubahan cuaca ekstrem di beberapa wilayah. (*)