• Kamis, 14 November 2024

Pengamat: Tema Debat Kedua Pilwakot Relevan dengan Bandar Lampung yang Multikultural

Rabu, 13 November 2024 - 18.16 WIB
64

Pengamat politik Universitas Lampung (Unila), Bendi Juantara. Foto: Ist

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Debat publik kedua yang juga menjadi debat terakhir untuk pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung pada Pilkada 2024 akan segera digelar.

Mengusung tema “Sinergi dan Harmonisasi Pembangunan Kota Bandar Lampung dalam Memperkokoh NKRI,” debat ini rencananya akan berlangsung di Swiss-Belhotel, Jumat 15 November 2024 pada siang hari.

Tema ini dianggap relevan mengingat kompleksitas demografi masyarakat Bandar Lampung yang multikultural. Kota ini dihuni oleh beragam suku, agama, dan ras yang berbeda-beda.

Pengamat politik Universitas Lampung (Unila), Bendi Juantara, memberikan pandangannya terkait sinergi dan harmonisasi pembangunan yang telah berjalan di Bandar Lampung selama ini.

Menurut Bendi, konsep sinergi dan harmonisasi sangat relevan untuk Kota Bandar Lampung yang memiliki karakter multikultural, dengan berbagai tantangan seperti konflik SARA, peredaran narkoba, terorisme, dan ketimpangan ekonomi yang bisa menghambat pembangunan daerah.

"Tema debat kedua calon walikota Bandar Lampung ini sangat menarik khususnya dalam ruang lingkup perkotaaan. Kita menyadari bahwa kota Bandar Lampung secara demografis masyarakatnya adalah multikultural," katanya, Rabu (13/11/2024).

Namun jelasnya, perbedaan ini di satu sisi dapat menjadi aset tapi di sisi lain juga berpotensi menghadirkan ancaman dan gesekan, baik antar suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), narkoba, terorisme, hingga ekonomi bahkan dapat berpotensi menghambat akselerasi pembangunan.

Oleh karena itu, inovasi pembangunan disertai harmonisasi dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat yang majemuk ini menjadi poin penting dalam upaya penyelesaian masalah daerah.

"Serta mendorong kota menjadi mandiri dan berdaya. Saya melihat walikota saat ini telah melakukan berbagai upaya dalam menjaganya," terangnya.

Bendi menilai bahwa langkah-langkah ini menunjukkan keselarasan visi pemerintah kota dengan kebijakan provinsi dan pusat, sehingga menciptakan pembangunan yang terintegrasi.

“Pembangunan yang inklusif dan terintegrasi ini menjadi modal besar untuk mengangkat daya saing Bandar Lampung, sekaligus sebagai langkah konkret dalam memperkuat NKRI. Ini merupakan wujud dari visi pembangunan yang tidak hanya menyasar aspek fisik, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dengan menyeluruh,” tambah Bendi. (*)